Saat istri lain mendengar suaminya akan menikah lagi, akan marah. Tetapi berbeda dengan Karina, dengan senang hati, ia menikahkan suaminya dengan wanita lain.
Terdengar mustahil, tapi ini terjadi didalam kehidupan seorang wanita yang bernama Karina.
"Katakan, siapa wanita yang akan kamu nikahi, mas. Aku akan menikahkan kalian."
Dengan tersenyum lebar, Karina menerima keputusan suaminya yang akan menikah lagi.
Sebenarnya, apa yang membuat Karina memutuskan itu? Ayok baca!
Instagram: Coretanluka65
FB: Pena Tulip
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lukacoretan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Teror awal
"Kenapa aku sangat merindukan usilan, Ethan," gumam Alana.
Seminggu sudah, Ethan tidak ada kabar. Alana selalu khawatir, karena tidak biasanya.
"Dari pada terus memikirkan Ethan, lebih baik aku cari angin sebentar saja," gumam Alana.
Alana berjalan kaki, dia akan mencari angin sebentar, untuk menghilangkan rasa bosannya menunggu Ethan.
Tetapi, Alana dibuat terkejut, saat melihat ada seorang kakek tua, yang mengikutinya membawa senjata api.
"Bukan urusanku, biarkanlah," gumam Alana.
Alana melanjutkan perjalanannya, tetapi hatinya merasa gelisah, mengingat kakek yang tadi.
"Sesama manusia, harus saling menolong."
Alana berlari kearah tadi, guna akan menolong sang kakek tua tadi.
Tetapi Alana tidak menemukan orang tadi, disekitaran sana.
"Kemana perginya kakek tua tadi, apa dia sudah di bunuh sama orang jahat yang mengikutinya," gumam Alana.
Alana tidak menyerah, dia terus mencari sang kakek yang dia lihat tadi.
"Tolong.."
"Tolong.."
"Apa jangan-jangan, itu kakek yang tadi," ucap Alana.
Alana langsung berlari kearah suara yang dia dengar.
"Ya'ampun, kakek," ujar Alana.
"Tolong saya, saya dirampok," ucapnya, dengan suara yang sudah lemas.
Alana membantunya untuk berdiri, dan akan membawanya ke rumahnya, untuk di obati.
"Apa kakek masih bisa berjalan?" tanya Alana, ia kasihan melihatnya.
"Saya masih kuat berjalan, memangnya rumahmu dimana?" ucapnya.
"Didekat sini, sebentar lagi akan sampai," jawab Alana.
Meskipun rasanya keberatan, tetapi sebisa mungkin, Alana membawa sang kakek tua itu kedalam rumahnya.
"Kakek tunggu disini, aku ambilkan air hangat, buat luka kakek," ucap Alana.
Alana langsung ke dapur, karena akan mengambil air hangat, untuk lukanya.
"Maaf lama kakek," ucap Alana.
Kakek itu hanya tersenyum, dia sangat kagum dengan kebaikan Alana, membantu orang asing.
"Sangat jarang sekali, ada anak muda yang siap menolong orang asing," ucapnya.
"Kita hidup harus saling tolong menolong, berdosa kalo membiarkan orang kesakitan, sedangkan kita mampu menolongnya," jawab Alana tersenyum.
"Apa kamu disini, tinggal dengan keluargamu?" tanya sang kakek.
"Sendiri, kebetulan aku bukan berasal dari negara ini, aku hanya merantau saja," jawab Alana.
"Dirumah sebesar ini, kamu tinggal sendiri, tidak takut?" tanya sang kakek.
"Tidak, biasa saja," jawab Alana.
"Wanita pemberani, hebat," puji sang kakek.
Alana hanya tersenyum, sembari mengobati luka sang kakek tadi.
"Sudah beres, kakek," ucap Alana.
"Terima kasih, nak," kata sang kakek itu.
"Sama-sama, cepat sembuh kek," ujar Alana tersenyum.
Dia mengangguk, mendengar ucapan Alana, dia benar-benar kagum dengan kepribadian wanita yang ada didepannya sekarang.
"Apa kamu mempunyai kekasih?" tanya sang kakek.
"Memangnya kenapa?" ucap Alana.
"Kalo belum, saya mempunyai dua cucu laki-laki, saya harap, kamu bisa menjadi bagian keluarga saya," kata sang kakek.
Alana hanya tertawa, dia merasa lucu dengan apa yang kakek itu katakan.
"Kakek, ada-ada saja," ujar Alana.
"Saya serius, apa kamu mau?" tanyanya.
"Maaf kakek, aku sudah mempunyai kekasih," jawab Alana.
Jawaban Alana, seketika membuatnya sedih.
"Yah, padahal saya sangat menginginkan kalo kamu menjadi bagian keluarga saya," ucapnya sedih.
"Tidak menjadi menantu kakek, tapi kakek bisa menganggap aku sebagai cucu kakek," ujar Alana tersenyum.
"Apakah boleh?" tanyanya.
"Sangat boleh, kalo kakek tidak keberatan," jawab Alana tersenyum.
"Baiklah, sekarang kau cucuku," ucap kakek tua itu.
Keduanya lama berbincang, sampai tidak sadar kalo waktu sudah sore.
"Saya harus kembali, nanti keluarga saya akan mencari saya," ucapnya.
"Baiklah, lain kali, kakek kesini lagi," ujar Alana.
Kakek tua itu meninggalkan rumah Alana..
"Ya'ampun, aku lupa menanyakan nama kakek itu," ucap Alana, menepuk keningnya.
Tetapi saat melihat keluar, kakek tua itu sudah tidak ada dihalaman rumah Alana.
"Yasudah, semoga lain kali bisa bertemu dengan beliau lagi," kata Alana.
Saat Alana akan masuk kedalam rumah, dia dikagetkan dengan kedatangan Ethan.
"Ethan," gumam Alana tersenyum senang.
Kali ini, kedatngan Ethan sangat membuat Alana senang.
Alana berlari keluar, dia akan menemui Ethan.
"Ethan," teriak Alana, dia langsung memeluknya.
"Sepertinya, kamu sangat merindukan saya," goda Ethan.
"Tidak, hanya saja rumah terasa sepi, kalo kamu tidak ada," jawab Alana, tidak mau mengakuinya.
"Iya, percaya kok, kalo kamu tidak kangen," goda Ethan.
"Lagian, kamu dari mana aja sih, kok lama banget," ujar Alana kesal.
"Saya harus mencari uang, untuk bisa menikahimu," jawab Ethan tersenyum, menggoda Alana.
Alana hanya menggelengkan kepala, mendengar ucapan Ethan.
"Mau masuk dulu, atau mau langsung pulang ke rumah keluargamu?" tanya Alana.
"Ini rumah saya," jawab Ethan, menatap Alana.
"Yasudah, ayok masuk," ajak Alana tersenyum.
Perubahan sikap Alana, cukup membuat Ethan senang, dia merasa tidak sia-sia, sudah memilih akan hidup dengan Alana, dibanding dengan keluarganya.
"Ethan, kenapa kamu bengong? Ada suatu hal yang menganggumu?" tanya Alana.
"Tidak ada, hanya sedikit capek," jawab Ethan tersenyum, dia tidak mau membuat Alana kepikiran.
"Yasudah, kamu istirahat saja dikamar, nanti kalo aku sudah memasak, aku akan membangunkanmu," kata Alana.
"Tumben, biasanya sudah masak?" tanya Ethan.
"Tadi aku menolong kakek tua, yang habis dirampok, aku obati dulu kesini, makanya aku lupa memasak," jawab Alana.
"Lain kali, jangan sembarang menolong orang asing," ucap Ethan,
"Itu akan membahayakan dirimu."
"Ethan, kau selalu mengatakan tentang keselamatanku, aku tidak mengerti, siapa yang akan mencelakai aku?" tanya Alana.
"Saya hanya menyuruhmu, untuk lebih berhati-hati, jangan sembarangan menolong orang lain, karena bisa saja mereka orang jahat. Dan jangan terlalu dekat dengan seorang teman, siapa tahu orang yang kita anggap teman, akan menusuk kita dari belakang," jawab Ethan.
"Ethan, kau mengatakan apa, aku tidak mempunyai teman selain Jesicca," jawab Alana.
Ethan hanya tersenyum, belum saatnya Alana mengetahui semuanya, karena Alana akan syok.
"Saya istirahat dulu, badan saya terasa remuk," kata Ethan.
"Yasudah, istirahat saja," jawab Alana tersenyum.
Ethan memasuki kamarnya, dia benar-benar merasa lelah, seharian ini banyak sekali masalah di perusahaannya yang harus diselesaikan.
"Semoga, saya tidak membawa Alana, kedalam semua permasalahan saya," gumam Ethan, saat menjatuhkan tubuhnya keatas kasur.
Ethan memutuskan akan tidur, berbeda dengan Alana yang sibuk memasak untuk Ethan.
"Sebenarnya, apa yang Ethan sembunyikan dariku, dia seperti tahu sesuatu akan hal masa depanku" gumam Alana bingung,
"Ah tapi, bodo amat. Aku percaya dengan Ethan."
Alana melanjutkan aktivitasnya, membuat makan malam untuknya bersama Ethan.
"Prang"
Sesuatu dilemparkan dari arah luar, sehingga jendela kacanya ancur.
"Ethan.." Teriak Alana kaget.
Mendengar teriakan Alana, Ethan langsung bangkit dari tidurnya, meskipun setengah sadar, tetapi dia sangat khawatir dengan Alana.
"Sayang, kau baik-baik saja?" tanya Ethan, memastikan kalo Alana tidak terluka.
***
Maaff yaa Jessica 😂🙏🙏🙏