NovelToon NovelToon
Tangisan Istri Muda

Tangisan Istri Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Poligami / Lari Saat Hamil / Selingkuh / Pelakor / Penyesalan Suami
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Erna BM

Pernikahan Arya dan Ranti adalah sebuah ikatan yang dingin tanpa cinta. Sejak awal, Arya terpaksa menikahi Ranti karena keadaan, tetapi hatinya tak pernah bisa mencintai Ranti yang keras kepala dan arogan. Dia selalu ingin mengendalikan Arya, menuntut perhatian, dan tak segan-segan bersikap kasar jika keinginannya tak dipenuhi.

Segalanya berubah ketika Arya bertemu Alice, Gadis belasan tahun yang polos penuh kelembutan. Alice membawa kehangatan yang selama ini tidak pernah Arya rasakan dalam pernikahannya dengan Ranti. Tanpa ragu, Arya menikahi Alice sebagai istri kedua.

Ranti marah besar. Harga dirinya hancur karena Arya lebih memilih gadis muda daripada dirinya. Dengan segala cara, Ranti berusaha menghancurkan hubungan Arya dan Alice. Dia terus menebar fitnah, mempermalukan Alice di depan banyak orang, bahkan berusaha membuat Arya membenci Alice. Akankah Arya dan Alice bisa hidup bahagia? Atau justru Ranti berhasil menghancurkan hubungan Arya dan Alice?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erna BM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 3. Maafkan Aku

Sore itu, Galang duduk di rumahnya, menunggu pesan dari Ranti. Ia tahu bahwa rencana mereka akan segera dimulai, tetapi tetap merasa cemas. Apakah ini benar? Apakah ia harus melakukannya? Namun, saat ponselnya bergetar dan muncul pesan dari Ranti, keraguannya perlahan menghilang.

"Aksi dimulai. Ingat! Kerja yang bagus dan tuntas, untuk mendapatkan bonus yang lebih besar!" titah Ranti.

Galang mengetik balasan. "Baik, laksanakan!"

Tanpa berpikir panjang, Galang segera bergegas menuju rumah Alice. Sesampainya di sana, ia langsung menerobos masuk tanpa di persilahkan.

Alice terkejut melihatnya. "Galang? Kenapa kau tiba-tiba masuk begitu saja?"

Galang tersenyum, mencoba bersikap santai. "Aku hanya ingin ngobrol. Bolehkah?"

Alice masih ragu, tetapi akhirnya mengangguk. Mereka pun duduk dan mulai berbincang ringan. Namun, tak lama kemudian, ponsel Galang bergetar lagi. Kali ini pesan dari Ranti.

"Arya sudah di halaman rumah Alice. Saatnya bertindak."

Seketika, Galang bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati Alice. Alice merasa ada yang aneh dengan tatapannya.

"Galang, ada apa?"

Tanpa menjawab, Galang langsung menarik Alice ke dalam pelukannya. Alice terkejut dan mencoba mendorongnya, tetapi Galang lebih kuat. Ia kemudian mencium Alice secara paksa.

"Aku mencintaimu, Alice," bisiknya di telinga Alice.

Alice berusaha berontak. "Lepaskan aku, Galang! Apa yang kau lakukan?"

Galang tersenyum kembali menciumi wajah Alice. Kini mereka posisi berpelukan di sofa. "Aku akan melakukannya bersama kamu. Kamu yang aku cintai"

"Kamu gila Galang... Aku sudah punya suami!"

"Tapi itu cuma suami orang kan? Bukan Suami pribadimu."

Namun, tepat pada saat itu, pintu rumah terbuka lebar. Arya berdiri di ambang pintu dengan mata membelalak, menyaksikan pemandangan yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Dada Arya naik turun menahan emosi. "Apa yang sedang terjadi di sini?"

Alice dengan panik mendorong Galang menjauh, tetapi semuanya sudah terlambat. Rencana Ranti berhasil. Arya melihat persis apa yang ingin Ranti tunjukkan padanya.

"Mas Arya, ini tidak seperti yang kamu pikirkan!" Alice berusaha menjelaskan.

Namun, wajah Arya sudah dipenuhi kemarahan. "Aku tidak percaya kau, Alice! Aku sudah mempercayaimu, tetapi kau… kau menghancurkannya! Aku sudah melihatnya dengan mata kepalaku sendiri.. Jadi kau sudah tidak bisa ingkar lagi...!"

Alice menatap Arya dengan putus asa. "Mas, dengarkan aku dulu. Aku sendiri baru ken... "

Arya langsung memotong ucapan Alice. "Sudah! Sudah! Tidak perlu kau berdalih apa pun untuk menutupi kesalahanmu! Kau sudah melakukan yang tidak pantas di rumahku! Sebaiknya kau pergi dari sini! Aku jijik!"

Alice berdiri terpaku di ruang tamu, air mata mengalir di pipinya. Arya menatapnya dengan tatapan penuh kemarahan dan kekecewaan. Hatinya hancur melihat reaksi Arya yang begitu kasar terhadapnya, padahal ia tidak bersalah. Ini hanya salah paham, pikir Alice. Ia tidak tahu mengapa Galang tiba-tiba bertindak seperti itu padanya.

"Keluar dari rumah ini sekarang juga, Alice! Aku tidak ingin melihat wajahmu lagi!" suara Arya menggelegar, menusuk hati Alice hingga ke dalam.

"Arya, tolong dengarkan aku... Aku tidak melakukan apa-apa! Aku tidak tahu kenapa Galang berbuat seperti itu! Percayalah padaku!" Alice memohon dengan suara bergetar.

Namun Arya tidak mau mendengar. Emosi telah menguasainya. Matanya beralih pada Galang yang masih berdiri di sana dengan ekspresi penuh kepuasan.

Tanpa pikir panjang, Arya maju ke depan dan meninju wajah Galang dengan keras. Galang terdorong ke belakang dan tersungkur ke lantai. Ia mengusap sudut bibirnya yang berdarah, lalu menatap Arya sambil menyeringai.

"Aku hanya melakukan apa yang seharusnya kau sadari sejak awal, Arya," ujar Galang dengan nada meremehkan. "Alice itu perempuan murahan. Kau terlalu bodoh jika masih percaya padanya."

Kata-kata itu membuat darah Arya mendidih. Ia hampir saja menyerang Galang lagi, tetapi Galang dengan santai melangkah keluar rumah, meninggalkan mereka dalam ketegangan yang membara.

Arya kembali menoleh ke arah Alice yang masih menangis tersedu-sedu. Wajahnya yang biasanya penuh kelembutan kini hanya menunjukkan kemarahan dan kekecewaan.

"Aku tidak mau dengar alasan apa pun, Alice! Kau telah mengkhianati kepercayaanku. Aku tidak peduli lagi! Keluar dari rumah ini sekarang juga!"

Alice terisak dan berlutut di depan Arya, memohon agar suaminya mau mendengarkan penjelasannya. "Arya, aku mohon... Aku sedang mengandung anakmu... Aku tidak mungkin melakukan hal seperti itu..."

Sejenak Arya terdiam. Kata-kata Alice mengguncang hatinya, tetapi kemarahannya terlalu besar untuk diredam. Ia menggertakkan giginya dan menatap Alice dengan tatapan dingin.

"Aku tidak peduli. Keluar dari rumah ini sekarang juga sebelum aku benar-benar kehilangan kesabaran! Dan sekarang aku tidak percaya, kalau anak yang ada di dalam kandungan mu adalah anakku!"

"Mas! Aku sumpah! Ini anak kita Mas Arya!"

"Sudah! Jangan banyak bicara lagi? Angkat kaki dari rumahku!"

Hati Alice semakin hancur mendengar kata-kata itu. Dengan langkah gemetar, ia berjalan ke kamarnya dan mulai mengemas pakaiannya ke dalam koper. Tangannya bergetar saat melipat pakaian, air matanya terus mengalir tanpa henti.

Saat Alice ingin keluar, ia membalikkan badan ke belakang, menoleh ke Arya. Mungkin ini lebih baik untukku berpisah sama kamu. Karena aku tidak mau di madu. Asal kamu tahu saja Mas... Mbak Ranti tadi siang datang kesini menyakitiku. Menganiaya aku... Apa kamu tidak lihat wajahku banyak memar, juga tubuhku..Tapi yah sudahlah. Aku memang lebih tenang sendiri. Dari pada aku menjadi duri di dalam rumah tanggamu. Kalau dari awal aku tahu, kamu sudah punya istri dan anak, aku tidak akan mau Mas... Dan pernikahan kita, tidak akan terjadi. Dan kehamilan mu tidak akan ada. Aku salah memilih kamu. Kamu pembohong!"

Kini ucapan Alice membuat jantungnya berdegup. Ranti? Ranti kesini? Tahu darimana dia, kalau aku sudah menikahi Alice?" batinnya. Namun Arya tidak menjawab. Ia diam. Dalam diam Arya, ingin rasanya hati Arya menggagalkan kepergian Alice. Namun rasa gengsi menghalanginya.

Alice mendorong koper di tangannya, hujan mulai turun dengan deras. Ia menatap Arya sekali lagi, berharap ada sedikit belas kasihan di mata pria yang pernah mencintainya. Namun, yang ia lihat hanyalah tatapan dingin yang mengusirnya dari kehidupan pria itu.

Dengan berat hati, Alice melangkah keluar rumah, membiarkan air hujan membasahi tubuhnya. Langkahnya tertatih, hatinya penuh luka. Ia tidak tahu ke mana harus pergi, tetapi yang ia tahu, hidupnya tidak akan pernah sama lagi setelah hari ini. Alice berjalan pelan di tepi jalan trotoar. air matanya tersiram air hujan yang semakin deras.

"Ternyata aku salah memilih Mas Arya sebagai pendamping hidupku. Dia sudah punya istri, bahkan anak. Kalau Mas Arya tidak mencintai Ranti, bagaimana mungkin mereka bisa punya anak?" gumamnya sambil duduk di kursi panjang tepi jalan. "Mas Arya hanya mempermainkan hidupku saja," gumamnya menyimpan kepedihan hatinya.

1
Vhieendriee Qubil
ceritanya bikin penasaran ,,, btw kasian bgt si Alice disangka pelakor padahal dia tidak tau laki2 yang menikah dngannya sudah beristri
Soraya
bukannya Alice dh pergi ya, trus Arya juga bodoh masih percaya aja sm Helena mike juga kakak nya kok diem aja adiknya dijahatin
Ina Karlina
ya Alice pergilah jangan memaksa kan diri hidup dengan orang yg berhati jahat..dan s Arya juga ga jelas
Ina Karlina
Alice kenapa kamu tidak pergi saja
Soraya
gak masuk akal thor masa langsung hamil lagi
Ina Karlina
huh dasar laki laki oon
Soraya
Helena menjerumuskan Arya pdhal Arya adlah adiknya walaupun cuma adik ipar
Soraya
knpa Alice gak nelpon suaminya sih
Ina Karlina
Duh kasian sekali nasibnya Alice di bohongin laki laki yang dia anggap pahlawan..ini yang salah siapa coba
Soraya
ku mampir thor
Bayangan Cinta: Terima kk sudah mampir/Pray/
total 1 replies
Khusnul Fatonah
baru kali ini Nemu cerita yg masih ori belum ada yang baca/Smile/
Bayangan Cinta: iya kak, baru hari ini update/Pray/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!