Black Rose
Debu beterbangan memenuhi udara di bukit gersang yang mengelilingi kota metropolitan itu memisahkan kota itu dengan hamparan gurun gersang yang membentang sejauh mata memandang . Angin menderu-deru membawa aroma tanah kering dan tandus juga sedikit bau asap knalpot juga sedikit bau darah yang mengambang di udara. Matahari memancarkan sinar teriknya membiaskan bayangan aneh di bebatuan yang berserak di bukit gersang itu.
Dor … dor .. dor .. dor..
Rentetan suara tembakan dari arah belakang Alexa terdengar amat nyaring disela-sela deru angin yang berhembus menembus helm full face miliknya. Alexa melarikan motor kesayangannya dengan kecepatan hampir mencapai seratus kilometer per jam, berzig-zag guna menghindari lubang yang menanga yang banyak terdapat di jalan yang dia lalui.
Suara tembakan masih tetap saja terdengar di belakang Alexa.” Rupanya mereka masih ingin membuat ku menyerah juga terjatuh dan akhirnya meninggalkan dunia ini, tapi maaf saja bro, aku masih betah berada di dunia ini. Aku masih belum mau meninggalkan coklatcoklat kesukaanku juga novel romantis milikku yang aku simpan rapi di lemari buku di apartemenku.” Gumam Alexa sambil tersenyum tipis.
Dan tanpa menoleh ke belakang, Alexa mengambil pistol nya dari balik jaket hitam yang dikenakannya dan mengarahkan ke belakang dan segera menarik pelatuk pistolnya. Membalas tembakan mereka dengan jitu adalah kelebihan dan keahlian nya.
Dor.. Dor.. Dor ...
Tiga peluru melesat menembus helm full face pengejar di belakangnya membuat pengejarnya langsung berangkat ke alam tetangga seketika itu juga. Pengejarnya itu jatuh dari motor nya membuat motornya rebah dan bergesekan dengan bebatuan kasar yang berserakan menyeret pengemudinya yang telah kehilangan nyawanya hingga pengejar di belakangnya tak bisa menghindari menabrak bagian motor yang terjatuh dengan posisi menyamping. Alexa tersenyum geli dibalik helm yang menutupi seluruh wajahnya. Dia mengawasi kejadian itu dari balik kaca spion motornya.
Untung saja jalanan di daerah ini sepi dan tak begitu banyak penghuninya. Memudahkan Alexa untuk menjebak mereka yang dengan berani-beraninya mencoba membuat nya meninggalkan dunia ini.
Menghentikan motornya di tengah jalan, Alexa menatap ke sekelompok pria yang datang dengan mengendarai motor besar mereka.
“Hohoho… kukira siapa yang berani mengusikku ! Ternyata hanyalah seorang dengan julukan the bald head. Jadi penasaran aku, apakah di tubuhmu yang lain juga tumbuh rambut ? Atau sepolos pantat bayi yang baru lahir ?” ucap Alexa sambil tersenyum tipis setelah membuka helmnya, mencemoohkan lelaki bertubuh besar dan berperut buncit yang duduk di atas motor Harley-Davidson entah miliknya atau hasil rampasan dari orang yang berhasil dibunuh nya atau bahkan hanya di belinya dengan cara di cicil.
“Jalang sialan .. jika kau mau menemaniku malam ini, akan ku ampuni nyawa busuk mu yang hanya selembar itu, puaskan dan buat aku senang malam ini dengan tubuhmu maka aku akan melindungi mu dari kejaran para pria yang memburu mu.” Ucap pria gemuk yang baru saja turun dari motor besarnya.
“Punya keberanian darimana kamu memintaku untuk menemani dan menghangatkan ranjangmu malam ini ? Apakah kamu sudah siap menghadapi resiko nya ?” cemooh Alexa.
“Sialan, kamu pikir dengan kemampuanmu yang seuprit itu bisa membuatku jatuh ? Menyerah lah dan ikut bersamaku, sebelum kamu aku serahkan kepada orang yang mengupahku, ada baiknya kamu membuat aku dan anak buahku puas malam ini. Aku
jamin akan memberikan kepuasan yang sama untukmu.”usul si botak sambil menjilat bibir bawahnya dan memandang tubuh Alexa dengan pandangan mesumnya.
“Hmmm .. yakin jika kamu bisa mengalahkan ku dan menyeretku ke atas tempatmu ? Sepatuku saja tak cukup pantas untuk kau jilat.” Cibir Alexa .
“Dasar sundal tak tau di untung, aku sudah menawarkan solusi terbaik untukmu tapi kamu
menolaknya. Maka aku tak akan segan-segan untuk membuatmu bertekuk lutut dan memohon padaku. Anak-anak… serang dia dan jangan beri ampun.” Caci si botak sambil mengangkat tangannya memberi isyarat pada anak buahnya untuk menghajar Alexa.
Alexa dengan tenang turun dari motornya untuk menyambut serangan dari gerombolan lelaki anak buah si botak yang berjumlah kurang lebih lima belas orang. Serempak mereka semua menyerang Alexa dari segara arah. Bahkan ada yang sengaja mengeluarkan double stick milik mereka dari balik punggungnya.
Alexa hanya nyengir kuda melihat dirinya dikepung dari segala arah oleh segerombolan lelaki berbadan tinggi besar berlapis lemak yang menggunung di sebagian perut dan dagu mereka. Hanya beberapa orang dari mereka yang memiliki tubuh atletis dan kekar.
Para lelaki itu memandang remeh Alexa yang hanya sendiri melawan mereka. Dua orang lelaki mulai menyerang Alexa dengan kepalan tangan mereka. Alexa menangkap kepalan salah satu dari mereka dan memelintir tangan pria berbadan besar itu dengan keras. Sementara kaki Alexa menendang keras dada salah seorang lelaki gemuk bagian dari
gerombolan itu yang hendak menyerang Nya dari belakang.
Melepas pelintiran tangannya, Alexa menggantinya dengan sebuah jotosan ke hidung pria itu yang menyebabkan pria itu terbungkuk sambil memegang hidungnya yang patah.Sisa dari gerombolan itu marah sekaligus ciut nyalinya melihat betapa mudahnya Alexa menjatuhkan dua anggota grup mereka hanya dalam satu serangan.
Tanpa membuang waktu, mereka semua berlari menyerang Alexa, berusaha menjatuhkan dan membuat Alexa babak belur. Namun mereka tak menduga jika Alexa berhasil menghindari hampir semua serangan dari mereka bahkan sempat balik membalas mereka dengan tinjunya maupun dengan melancarkan tendangan kerasnya.
Mereka, para lelaki itu lebih banyak menerima serangan dari Alexa daripada Alexa yang di serang oleh mereka. Luka di tubuh Alexa tak seberapa banyak jika dibandingkan dengan luka-luka yang diterima oleh para lelaki itu.
Alexa mengelap sudut bibirnya yang robek dan mengeluarkan darah. Tatapan bengisnya beralih ke si botak pimpinan gerombolan itu yang berdiri memandang dengan wajah kaget tak menyangka jika targetnya kali ini kemampuan bela diri dan kemampuan bertarungnya yang jauh berada di atasnya
Tanpa diduga Alexa, si botak menodongkan pistol yang diambilnya dari balik pakaiannya, menyeringai lebar merasa jika sekarang dia berada di atas angin. "Menyerah lah jallangg sialan dan serahkan kotak kayu besi yang kamu temukan tadi padaku, jika kamu sayang pada nyawamu maka cepat serahkanlah kotak itu dan temani dan hangatkan ranjangku malam ini. Hehehehe tentunya permintaan ku ini tidak sulit untuk kamu kabulkan kan ?" ujar si botak diakhiri dengan kekehan panjang.
"Kotak besi ? Kotak besi apa ? Apakah matamu yang besar itu telah rabun karena kebanyakan melihat tubuh wanita montok ? Apa yang membuatmu mengira aku menemukan kotak besi ? Oooohh .. Maksud mu kotak cerutu ini ? Matamu benar-benar rabun Botak, ini yang kau anggap kotak besi ? Hahahahaha.." cemooh Alexa sambil melemparkan sekotak rokok yang masih baru ke arah si botak.
"Jallangg sialan, kamu tau pasti kotak yang aku maksud keparrat, baiklah jika kamu tak ingin menyerahkan kotak itu, jangan salahkan aku jika hari ini nyawamu hilang di tanganku." ucap geram si Botak sambil menarik pelatuk pistolnya.
Dor.. Dor..
Kembali suara tembakan menggema di bukit gersang sunyi itu, bahkan jangkrik dan burung hantu pun seolah ikut merasakan ketegangan atmosfer di sekitar kedua orang berlainan jenis itu. Binatang malam pun seolah ikut merasa tegang, angin malam pun juga seolah ikut merasakan ketegangan hingga tak berani menghembuskan dan menggerakkan semak belukar di sekitar Alexa dan si botak.
Alexa dengan sorot mata tajam dan dingin menyeringai tipis, dengan pistol yang ujungnya terpasang peredam suara yang entah kapan di ambilnya dari balik jubah hitamnya, moncong pistolnya mengepulkan sedikit asap putih tipis. Sementara si botak dengan mimik wajah terkejut melihat ke arah Alexa, kemudian dirasakannya sakit yang menjalar dari bahu kirinya dan perut buncitnya.
Pria itu meringis kesakitan dan terjatuh ke tanah, tangannya memegangi bahu kirinya yang berdarah. "Kau... kau tidak akan lolos!" teriaknya dengan suara parau. Alexa menyeringai sinis. "Aku sudah terbiasa dikejar, bodoh," balasnya dingin. Dengan gerakan cepat, ia mengganti magasin pistolnya dan mendekati si botak yang terkapar. "Ini untuk kelancanganmu karena kamu menginginkan sesuatu yang telah aku miliki." Cleb.. Peluru kembali menembus bahu si botak, kali ini bahu kanannya dengan tanpa suara. Menjerit kesakitan si botak hanya bisa terkapar tak berdaya sambil terengah-engah.
Alexa mengambil kotak besi kecil dari balik jubah hitamnya dengan tangannya yang lain, menyeringai lebar melihat mata si botak membesar terbelalak melihat kotak yang dicari olehnya, si botak berusaha bangkit dan berusaha merebut kotak besi kecil itu. Namun dengan sebelum tangan si botak sempat meraih kotak besi itu, sebuah peluru menembus kepalanya. Tubuh besar dan gemuk si botak tersungkur tanpa sempat menyentuh kotak besi itu. Dengan wajah dingin, Alexa membalikkan tubuh si botak menggunakan kakinya, menyeringai tipis, Alexa kembali menembakkan pistolnya ke jantung si botak. Setelah itu dia menyelipkan setangkai bunga mawar hitam di mulut si botak. "Dan ini untuk kelancanganmu menginginkan tubuhku," ucap Alexa dengan dingin.
Alexa menatap kotak besi itu dan berkata, "Ini akan menjadi milikku selamanya." gumamnya sambil mengelus lembut kotak besi itu. Alexa melirik ke arah sekumpulan anak buah si botak yang juga tergeletak pingsan dan terluka parah beberapa dari mereka mengerang kesakitan dan merangkak berusaha mencapai kendaraan meraka dan meninggalkan tempat itu dengan memapah temannya, tanpa memperdulikan mayat pemimpinnya.
Saat itu, matanya menangkap sekelompok orang yang sedang mengintai dari kejauhan. Mereka mengenakan pakaian serba hitam dan membawa senjata. Alexa mengangkat alisnya. "Sepertinya petualangan belum berakhir," gumamnya. Dengan langkah pasti, dan tanpa memperdulikan mayat si botak, Alexa perlahan melangkah menuju ke motor sport kesayangannya.
Cahaya bulan memantul pada kaca helmnya, menyoroti matanya yang berkilau dingin. Sekelompok bayangan bergerak di kegelapan, mengintai dari balik bebatuan.Dan ia menaiki motor sportnya dan melaju meninggalkan tempat kejadian, meninggalkan debu dan kebisingan di belakangnya. Bukit gersang yang menjadi saksi bisu kejadian malam itu kembali sunyi dan binatang malam kembali memperdengarkan suara mereka mengisi malam yang kian larut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments