Di hari pernikahan nya dan hanya tinggal. satu jam lagi akan ijab kabul, Damera mendengar kenyataan yang amat pahit di dalam toilet.
kekasih yang sudah ia percayai malah selingkuh dengan Adik nya sendiri, bahkan mereka berniat untuk mengambil warisan milik nya.
Bagai mana perjalanan hidup Damera?
langkah apa yang akan Damera ambil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14. Aira panik
Aira yang sedang emosi karena semua tidak berjalan sesuai dengan rencana nya kini malah tambah emosi, bagai mana tidak emosi karena dapat kabar bahwa anak nya sedang di culik oleh orang lain. tentu nya dia sangat ketakutan apa bila Hanzel sampai celaka di buat penculik nya, biar bagai mana pun buruk nya Aira pada orang lain.
Tapi sebagai Ibu dia tetap berusaha yang terbaik untuk anak nya, apa pun akan ia usahakan agar Hanzel baik baik saja dan semua nya terpenuhi dengan baik pula. tidak ada yang ia buat jelek untuk anak nya, jadi Hanzel pun tau nya Aira adalah Ibu yanh terbaik untuk dia.
Padahal hati Aira sangat busuk pada orang yang sudah baik pada diri nya, Mera begitu baik dalam segi apa pun. Aira mengeluh tidak punya ini dan itu selalu ia belikan, bahkan saat jalan jalan dan Aira tidak mengambil apa pun maka Mera yang mengambil kan dan juga membayar untuk sahabat nya.
Namun setelah tau bahwa Aira adalah ular yang sangat berbisa, Mera menyesal setengah mati. bahkan dia pun sangat syok saat tau Aira sampai punya anak dengan Danil selama ini, delapan tahun sudah usia anak nya dan saat itu lah Mera sadar bahwa hubungan Aira dan Danil sudah sangat lama.
"Ada saja masalah yang datang!" kesal Aira sambil mengendarai motor nya.
"Danil ini juga sangat tidak konsisten, andai saja dia tidak selingkuh dengan Lista maka tidak akan terjadi apa apa!" geram Aira sambil memasuki rumah.
"Hanzel di culik oleh orang orang berbadan besar, Bu!" Laila langsung menghambur.
"Seperti apa rupa penculik nya, Laila?!" Aira sudah sangat cemas.
"Mirip seperti orang negro, tapi awal nya datang cuma seorang pria dan juga seorang wanita." jelas Laila.
"Kamu melihat wajah pria dan wanita itu kan?" Aira sudah tidak sabar.
"Tidak, mereka pakai masker." Laila menggeleng kan kepala nya.
Sudah tentu Aira akan sangat panik sekali karena ini masalah yang amat serius, Danil juga sedang di jalan untuk menuju kemari. sebab tadi Aira sudah memberi tahu bahwa anak mereka di culik oleh seseorang, kedua orang tua ini pasti nya sangat panik karena yang hilang adalah buah hati mereka berdua.
"Mereka...mereka juga ingin saya mengatakan bahwa Hanzel adalah anak Ibu dan Tuan." jelas Laila.
"APA!" Aira kaget sekali mendengar nya.
"Saya terpaksa melakukan nya, Bu! bila tidak saya lakukan maka lima orang itu akan memperkosa saja, bahkan mereka juga menyayat kaki Hanzel tadi." Laila bercerita semua nya pada Aira.
"Bagai mana ini, siapa sebenar nya mereka?" Aira panik sekali.
"Wanita itu kelihatan nya cantik dan pria yang di sebelah nya juga tampan, dia tidak terlalu putih." ujar Laila.
"Kau pikir mudah mencari orang hanya dengan ciri ciri begitu, banyak orang cantik dan tampan!" bentak Aira marah sekali pada Laila.
Pikiran Aira sudah kemana mana karena dia takut apa bila sampai tau orang tua nya Danil, bosa habis dia di permalukan apa bila mereka sampai tau. yang di curigai oleh Aira hanya orang tua Danil dan juga Calista, sama sekali dia tak ada menaruh rasa curiga pada sahabat nya yaitu Damera.
Aira mengira Mera sedang terpuruk dan butuh waktu yang lama untuk bangkit lagi, sehingga tidak mungkin mau menculik Hanzel segala dan selama ini Mera juga tidak tau apa bila dia dan Danil punya hubungan. jadi Aira sedikit pun tidak ada curiga pada yang nama nya Damera ini, seratus persen cuma Calista dan juga orang tua Danil saja.
"Pasti ini ulah nya Calista, gadis itu licik sekali!" geram Aira.
"Dari gelagat nya dia seperti kenal dengan Ibu." ujar Laila.
"Diam lah kau! ku gaji kau mahal mahal, tapi tidak becus pula kau jaga anak ku." bentak Aira marah pada Laila.
"Bila saya tidak menurut maka saya dan Hanzel bisa celaka, mereka membawa senjata." ujar Laila menjelaskan.
"Gila! ini sudah pasti Calista, dia menyewa preman." Aira menendang kotak sampah sangking emosi nya.
Tak lama kemudian mobil nya Danil datang dan dia berlari keluar karena panik juga. Mendengar anak nya di culik, padahal mereka tadi habis bertengkar tapi kalau soal anak maka akan kompak. Danil memang jalang karena tidak cukup dengan satu wanita, andai saja dia sudah merasa cukup dengan Mera maka pasti nya rencana mereka sudah berjalan mulus bagai mana semesti nya.
"Di mana, apa kau tau ciri ciri yang menculik Hanzel?!" Danil langsung bertanya.
"Bila bukan orang tua mu maka Calista lah yang menculik nya!" Aira menatap Danil tajam.
"Orang tua ku tidak tau soal Hanzel, Ra! apa lagi Lista, tidak mungkin itu dia." Danil tidak percaya.
"Dari semua orang ya cuma dua tersangka ini yang pas, aku yakin Calista tidak mau bila kau punya anak!" teriak Aira sudah menangis.
"Dari mana dia bisa tau soal Hanzel, itu sangat tidak mungkin! Lista itu bukan tipe yang pintar, aku justru curiga pada Mera." seri Danil yang malah debat dengan kekasih nya.
"Ini lah tanda otak mu cuma di penuhi dengan sex saja, Damera itu sedang pusing sehingga tidak mungkin mau mengurus soal Hanzel! bahkan sampai sekarang dia tidak tau kita punya hubungan." teriak Aira.
Terdiam Danil mendengar ucapan kekasih nya yang masuk akal, selama bertahun tahun ini Mera sama sekali tidak tau hubungan dia dan juga Aira. bahkan Mera juga tidak tau soal Danil dan Lista, hanya karena ponsel saja kemarin maka nya sampai ketahuan.
"Yang menculik Hanzel ini pasti orang beruang semua nya, sebab pakai mobil mewah dan juga sewa preman." jelas Aira.
"Lawan kita punya uang semua." lirih Danil ikut pusing sekarang.
"Dan yang paling penting itu apa? mereka memaksa Laila untuk mengakui semua nya, penculik ini tau bahwa Hanzel anak kita!" tegas Aira.
"Astaga! habis lah kita bila ini memang orang tua ku." Danil juga panik.
"Bahkan dia merekam pengakuan nya Laila, sudah pasti dia ingin menghancurkan kita!" Aira memang sudah tidak bisa mau tenang.
"Aku yakin ini ulah nya Mera." Danil sangat yakin sekali.
"Heh goblok! Mera itu sekarang sedang setres, tidak mungkin ada waktu mau mencari masalah." sentak Aira.
Baru saja Aira mengucapkan kata itu, mendadak saja ponsel nya bunyi dan tertera di layar ponsel nya nama Damera. maka Aira pun mengatur nafas nya, agar tidak tersengar sedang emosi oleh teman nya ini.
pasti berasa mau lompat itu ginjal nya 🤭