NovelToon NovelToon
The Villainess Wants To Retired

The Villainess Wants To Retired

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Venus Earthly Rose

Si Villainess tiba-tiba berubah?
Yrina Lavien, si penyihir yang dapat julukan Gadis Beracun sangat mencintai Anthony, Si Putra Mahkota, namun Anthony mencintai Margareth Thatcher. Suatu malam, Yrina tak sadarkan diri dan dia berubah ketika dia bangun. Dia yang awalnya suka pada Bunga Lily of The Valley jadi menyukai Bunga Mawar, dia yang dulunya tergila-gila pada Anthony malah jatuh hati kepada Dimitry Thatcher, kakak laki-laki Margareth yang telah 'merebut' kekasihnya. Dengan dalih 'lupa ingatan' dia benar-benar berubah. Tak banyak yang tahu, jika Yrina Lavien bukanlah dirinya yang asli dan merupakan jiwa lain yang sedang bertransmigrasi. Kini, Yrina yang baru hanya ingin hidup tenang. Mampukah dia mewujudkannya jika dia menjadi gadis paling dibenci dan paling jahat di seluruh kerajaan? Lalu sebenarnya dimanakah jiwa Yrina yang asli?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Venus Earthly Rose, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22 : Biarkan Benci Bersarang di Dadaku

"Nona Yrina, Tuan Galliard datang." Kata Catherine sambil mendekat ke arahku.

Benar saja. Dari kejauhan, Galliard semakin mendekat bersama beberapa para penjaga kota. Dia menatapku dan Yvanna bergantian. Tatapannya seperti menganalisis keadaan sekitar dan berhenti pada Evan. Lalu Galliard terlihat mengembuskan napas dengan enggan.

"Keluarga Sacramento akan pergi sekarang. Begitu juga Yrina dan Yvanna Lavien. Baiklah, semua bubar, sekarang!" Kata Galliard.

Hanya seperti itu? Tidakkah dia tahu jika orang-orang itu telah merundung adiknya? Lantas, bagaimana dengan kalung Yvanna yang rusak? Aku hendak protes namun ku urungkan. Galliard pasti punya alasan tersendiri melakukannya. Orang-orang lalu membubarkan diri dan Evan masih berdiri membatu seperti orang bodoh meskipun kereta kuda keluarganya sudah menjauh. Galliard melepaskan mantel yang ia gunakan untuk ia pakaikan kepada Yvanna yang basah kuyup. Kami juga pergi dari sana. Yvanna yang mengetahui jika Evan masih berdiri membatu, menghentikan langkahnya dan menatap Evan dalam-dalam. Ah, dia benar-benar mencintai pengecut itu rupanya. Lalu saat aku mencari kakek-kakek dengan burung gagak tadi, dia sudah menghilang sejauh apapun aku memandang sekitar.

"Ayo pergi, Yvanna. Jangan dekati dia lagi! Kau punya selera yang buruk terhadap seorang pria." Kataku kepada Yvanna.

Kami lalu meninggalkan Evan yang entah sampai kapan berdiri di tempat itu.

Selama perjalanan di dalam kereta ke penginapan, Yvanna hanya diam. Dia menatap keluar jendela sambil terus menangis. Sementara Galliard yang duduk di sampingku kelihatan tak peduli dan sibuk membaca surat-surat yang menumpuk di atas pangkuannya. Aku melirik ke arah Galliard dan menyikut lengannya dengan pelan. Ia lalu menoleh dan ekspresinya seakan bertanya kenapa? Aku lalu mengalihkan pandanganku kepada Yvanna dan Galliard mengikuti arah pandangku. Ia kemudian melipat surat yang belum sempat ia baca dan memperhatikan Yvanna dengan saksama.

"Aku tak tahu mengapa hanya aku yang waras di sini." Kata Galliard, membuka suara.

Hah? Apa?

"Apa maksudmu?" Tanyaku tak terima.

Yvanna juga terlihat tak terima dengan ucapannya.

"Iya, aku harus menghadapi dua adik perempuanku yang gila pria." Jawabnya dengan santai.

Ingin rasanya aku mencubit lengannya.

"Apa maksudmu dengan gila pria? Aku tak terima dengan ucapanmu!" Kataku.

"Apa? Kau tak terima? Tapi memang itu kenyataannya. Setiap berurusan dengan masalah pria, kalian jadi gila dan merepotkan. Adik-adikku sangat bodoh. Mereka bahkan jatuh cinta pada pria yang bodoh." Kata Galliard lagi.

Yvanna menganga tak percaya dengan apa yang ia dengar. "Kau banyak bicara sekali hari ini, kak." Kata Yvanna. Dia lalu mengalihkan pandangannya lagi keluar jendela.

Aku melirik ke Yvanna. "Kenapa selera priamu jelek? Kenapa kau jatuh cinta pada pengecut seperti Evan Sacramento?" Tanyaku.

Yvanna kelihatan sebal dan ia berhenti menangis. Ia memutar bola matanya dengan kesal dan sangat tak terima mendengar ucapanku.

"Seperti tidak ada lagi pria baik di kerajaan ini." Timpal Galliard.

Aku dan Galliard saling pandang dalam persetujuan.

"Kau pikir dia dan keluarganya begitu karena siapa?" Kata Yvanna.

Ah, tentu saja karena Yrina.

"Maaf, tentu saja itu karenaku. Tapi setidaknya dia harus bisa membelamu di depan keluarganya. Seharusnya. Itu pun jika dia memang benar mencintaimu." Kataku.

Ku akhiri dengan senyuman puas sementara Yvanna semakin kesal.

"Kau tak mengenal Evan." Kata Yvanna.

"Tak perlu mengenalnya dengan dekat untuk tahu jika dia pengecut." Kata Galliard.

Yvanna terlihat semakin emosi. "Berhenti menjelekkan Evan seperti itu! Dan Yrina, berhentilah pura-pura peduli kepadaku!" Katanya dengan gusar.

Aku melirik Galliard seakan bertanya apakah yang dikatakan Yvanna benar dan Galliard mengangguk samar. Ah, Yrina, kau ini sebenarnya orang seperti apa?

"Aku peduli sekarang, dan kau harus terbiasa akan hal itu. Aku akan terus ikut campur pada masalahmu ke depannya." Kataku kepada Yvanna.

Yvanna menganga tak percaya. "Jangan ikut campur pada masalahku dan urus dirimu sendiri!" Teriaknya.

"Kau tak perlu khawatir, dik. Aku juga sedang menyelesaikan masalahku satu per satu. Aku juga akan membantu menyelesaikan masalahmu. Berhentilah mendekati Evan Sacramento, dia pria pengecut. Cari yang lebih gagah dan pemberani darinya." Kataku. Aku tak peduli. Yvanna harus tahu jika aku bersungguh-sungguh.

"Mengapa kau seperti ini?" Tanya Yvanna.

"Karena apa lagi menurutmu? Karena hilang ingatan tentunya. Aku hanya berusaha menjadi lebih baik dari sebelumnya. Oh iya, anggap saja aku sudah mulai gila!" Kataku dengan malas.

Yvanna dan Galliard menatapku tanpa berkomentar. Aku balik menatap mereka. Aku tahu banyak yang ingin mereka tanyakan namun mereka enggan. Aku lalu menatap kalung Yvanna di atas pangkuanku. Batu delimanya pecah menjadi beberapa bagian. Rusak.

"Aku akan memperbaiki kalungmu nanti, dik. Akan kusimpan sampai kalung ini selesai diperbaiki. Aku sungguh minta maaf." Kataku.

Yvanna tak berkomentar dan kembali menatap keluar jendela.

"Galliard, kenapa kau tak marah adikmu dirundung seperti itu tadi? Kenapa kau tak marah mereka merusak kalung Yvanna?" Tanyaku kepada Galliard.

Galliard menatapku dalam diam. Mendadak semua hanya saling pandang.

"Apa aku juga begitu kepada Margareth dulu?" Tanyaku.

"Yang kau lakukan lebih buruk lagi." Jawab Yvanna.

Galliard lalu menendang kaki Yvanna dan Yvanna langsung mengaduh kesakitan, ia balas menendang Galliard.

"Kurasa itu bayaran karena kau dulunya sering merundung seperti itu." Kata Galliard.

"Tapi itu hanya aku. Hanya kesalahanku. Aku yang akan menebus semuanya. Kalian tak perlu menanggung semua kesalahanku. Apalagi tadi dia merusak kalung Yvanna. Aku marah sekali." Kataku.

"Baiklah. Tebuslah semuanya perlahan-lahan. Pastikan semuanya selesai, dik." Kata Galliard sambil tersenyum hangat.

Aku ikut tersenyum melihatnya. Aku sangat menyayangi orang ini.

"Kau berubah menjadi orang lain." Komentar Yvanna.

Aku hanya mengendikkan bahu.

"Kau harus putus dengan Evan Sacramento, Yvanna." Kataku.

Yvanna kembali marah dan berteriak, "Kau pikir Anthony lebih baik darinya?"

"Tidak. Terlepas dari statusnya yang dipaksa bertunangan denganku, dia tetap tukang selingkuh dan brengsek." Kataku.

Yvanna tak bisa membantah. Dia memandangku dengan menganga lucu. Dia pasti masih tak menyangka Yrina yang dulu sangat mengagungkan Anthony malah seperti ini sekarang.

"Dan ini yang ku maksud. Kalian jatuh cinta pada orang-orang bodoh." Kata Galliard. Ia mengeluh dan mendramatisir.

"Evan bukan orang bodoh!" Kata Yvanna tak terima.

"Dia bukan bodoh, dia bodoh dan pengecut." Kataku.

"Sialan kau, kak!" Umpat Yvanna sambil melotot kepadaku.

"Berhenti mengumpat pada kakakmu!" Teriak Galliard.

Aku tersenyum bangga. Galliard ada di pihakku.

"Dan kau!" Kata Galliard.

Aku menoleh ke arah Galliard.

"Berhentilah mendekati Dimitry!" Sambung Galliard.

Giliranku dan Yvanna yang menganga. Aku melongo karena tak percaya dia melibatkan Dimitry pada percakapan kami sedangkan Yvanna kaget karena mengetahui fakta ini.

"Kau gila? Kenapa sekarang kau malah suka pada Kakaknya Margareth?" Teriak Yvanna.

Belum sempat aku menjawab. Kereta kuda yang kami naiki tiba-tiba berhenti. Saat kami melongok keluar jendela. Rupanya kami sudah tiba di penginapan. Di depan penginapan, sudah ada mama dan papa, beserta para pelayan lainnya yang sudah siap dengan koper-koper bawaan kami. Kami bertiga pun turun dari kereta dengan bergantian sambil terdiam seribu bahasa. Mama dan papa menatap kami bertiga dengan tatapan tajam. Kami bertiga lalu berdiri berjejer, dan menundukkan pandangan di depan kereta. Tak berani mendekat kepada mereka yang kelihatan sangat marah.

"Aku tak tahu jika anak-anakku sangat berisik dan suka berteriak di kereta. Kurasa kita harus membicarakan sopan santun kalian seti

banya kita di rumah." Kata papa. "Yvanna ganti bajumu dan kalian berdua akan pulang lebih dulu denganku sekarang!" Sambungnya.

1
Retno Isma
🌹🌹🌹
Retno Isma
🌹🌹🌹🌹
Retno Isma
☕☕☕
Retno Isma
🌹🌹🌹🌹
Retno Isma
jangan Hiatus ya please... selesaikan sampe tamat.. 🌹🌹🌹🌹🌹
Venus Earthly Rose: siap kakak cantik 🥰
total 1 replies
Anonymous
lanjuddd semangat/Rose/
Venus Earthly Rose: makasih kakak ganteng 🫶🏻
total 1 replies
MiseryInducing
Seru banget, thor harus cepat update lagi dong!
Venus Earthly Rose: makasih kakak keren🫶🏻
total 1 replies
Celeste Banegas
Aku tidak bisa tidur sebelum membaca kelanjutannya, jadi cepat update ya thor! 😴
Venus Earthly Rose: makasih kakak imut 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!