Bagaimana jadinya jika seorang wanita yang menjabat sebagai CEO di perusahaan itu menyukai seorang pemuda yang usia nya jauh berada di bawah nya?
Itulah yang di rasakan oleh Airyn Xylena Prameswari. Dia menyukai seorang pemuda bernama Arjuna Reksa, kedua nya bertemu secara tidak sengaja di sebuah cafe yang dimana, Juna bekerja disana.
"Aku menyukai mu, Jun."
"Apa yang Nona katakan? Anda tidak mungkin menyukai saya yang hanya pegawai cafe."
"Aku tidak peduli dan mulai saat ini, kau harus menjadi kekasihku dan aku tidak menerima penolakan!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18 - Perona Pipi
"Yang, kamu kenapa sih? Aku liatin dari tadi kayak gelisah gitu? Kenapa, pengen pipis atau kenapa?" Tanya Airyn. Sedari tadi, dia melihat Juna duduk dengan tidak tenang. Dia meringis dan sesekali memegangi celana nya, terlihat seperti menahan sesuatu yang membuat nya tidak nyaman.
"Eehh, gapapa kok. Aku baik-baik saja, sayang." Jawab Juna sambil tersenyum kecil.
"Jujur sama aku, jangan menyembunyikan apapun, sayang." Tanya Airyn lagi. Wajah Juna memerah, dia benar-benar merasa malu kalau semisal dia harus mengatakan masalah nya dengan jujur. Tapi, kalau bohong dan terus menahan nya juga dia yang menderita sendirian.
"Sayang, heyy.."
"H-aahh, apa?" Tanya Juna membuat Airyn menggelengkan kepala nya, dia heran dengan sang kekasih. Kira-kira ada apa dengan Juna? Hingga membuat pemuda ini bengong dan kurang fokus.
"Kamu kenapa? Ayo cepetan bicara, jujur!" Tegas Airyn membuat Juna akhirnya pasrah, dia membuka tangan nya yang sedari tadi menutupi aset pribadi nya yang terlihat menggembung. Bisa Airyn lihat kalau bagian bawah sang kekasih itu menggembung.
"Sa-yang..
"Iya, dia bangun gara-gara aku liat kamu gak pake baju tadi. Maaf, tapi aku normal." Jawab Juna lirih, Airyn menganga tapi sedetik kemudian dia terkekeh pelan.
"Hahaha, kamu pikir aku akan marah, sayang? Tidak kok, malahan bagus itu. Berarti milik mu berfungsi dengan baik." Jawab Airyn sambil tertawa pelan.
"Beneran kan kamu gak marah, Yang?"
"Enggak kok, mana ada aku marah." Jawab Airyn sambil tersenyum.
"Hehe, kali aja kamu marah gitu."
"Udah, ayo makan lagi. Sebentar lagi kita harus pergi kerja." Juna menganggukan kepala nya pelan, dia pun kembali menyuap makanan nya dan mengunyah nya secara perlahan.
Entahlah, rasa masakan nya sekarang ini terasa sangat nikmat. Apakah karena makan nya bersama dengan orang dia cintai atau rasa masakan nya memang enak ya? Entahlah, tapi saat melihat senyuman cantik sang kekasih, membuat hati Juna berdebar tak karuan padahal sebelum nya dia tidak pernah merasa seperti ini. Dia pertama kali merasakan getaran seperti ini hanya saat bersama Airyn saja.
Artinya itu dia benar-benar jatuh cinta pada perempuan itu? Mungkin benar kalau dia sudah jatuh cinta pada perempuan dewasa itu. Itu tidak masalah bukan? Usia hanyalah angka. Abaikan perbedaan usia mereka yang terpaut sepuluh tahun, tapi bukankah cinta itu tidak mengenal usia?
'Rasanya, memang aku sudah benar-benar jatuh cinta pada Airyn. Semoga saja hal ini tidak akan membuat aku merasakan sakit lagi nanti nya.' Juna membatin. Mengingat siapa dirinya dan siapa Airyn membuat nya merasa rendah diri. Padahal mereka sesama manusia, tapi tetap saja Juna sering kali merasa tidak pantas saat berdekatan dengan Airyn.
Apalagi saat melihat perempuan itu menaiki mobil mewah nya yang mengkilat itu membuat nya semakin sadar diri. Tapi saat melihat perempuan itu, apalagi senyum nya membuat Juna merasa nyaman. Wajah cantik nan teduh yang membuat nya ingin terus berdekatan dengan sosok perempuan cantik bernama Airyn itu.
"Nah kan bengong lagi, kamu kenapa sih hmm?"
"Hehe, enggak kok. Maaf ya?"
"Iya, gapapa kok. Ayo di habisin makan nya, setelah itu kita berangkat."
"Suapin dong." Pinta Juna dengan manja, Airyn terkekeh pelan lalu mengambil alih piring milik Juna dan menyuapi pemuda tampan itu dengan telaten hingga makanan di piring mereka sama-sama bersih tak tersisa.
"Aduh, kenyang banget.." Lirih Juna sambil mengusap-usap perut nya.
"Roti sobek?" Gumam Airyn, dia menganga saat melihat Juna mengusap-usap perut nya, terlihat jelas dari balik kaos nya kalau Juna memiliki otot perut yang indah.
"Hmm, kamu bicara apa, sayang? Gak kedengeran."
"Eehh, enggak kok. Aku sudah selesai mencuci piring nya, kita berangkat sekarang saja yuk?" Ajak Airyn sebelum pikiran nya kemana-mana.
"Ayo, sayang. Aku pake jaket dulu sebentar." Jawab Juna, dia meraih Hoodie nya lalu memakai nya. Tadi, dia membuka nya kembali karena Airyn menegur nya. Untung saja, perempuan itu tidak marah karena ulah nya.
Pasangan kekasih itu pun pergi dari kost an Juna dengan menaiki kendaraan roda empat milik Airyn yang mewah dan mengkilat, Airyn menyetir dengan fokus. Namun bagi Juna, kecantikan Airyn bertambah berkali-kali lipat saat dia sedang menyetir.
"Kenapa kamu ngeliatin aku nya gitu banget, yang? Apa penampilan ku terlihat aneh?" Tanya Airyn sambil melirik sekilas ke arah Juna yang sedang senyam-senyum sendiri entah kenapa. Setelah tadi bengong terus, sekarang malah senyam-senyum kayak orang kesambet.
"Tidak, justru kamu kelihatan cantik sekali, sayang." Jawab Arjuna membuat wajah Airyn memerah seperti kepiting rebus, dia benar-benar tidak menyangka kalau sang kekasih akan menjawab seperti itu. Senang? Tentu saja, di puji cantik oleh pemuda yang dia cintai memang sangat menyenangkan plus membahagiakan.
Inilah salah satu alasan kenapa Airyn menyukai Arjuna, karena dia adalah pemuda yang jujur dan dia sangat menyukai orang yang apa adanya tanpa harus mengada-ada sesuatu.
"Wajah kamu merah, sayang. Kenapa?" Tanya Arjuna sambil tersenyum menggoda, sedangkan Airyn hanya mendelik sebal ke arah sang kekasih.
"Enggak kok, mungkin karena aku terlalu banyak menggunakan perona pipi." Jawab Airyn sambil menepuk-nepuk wajah nya yang memang memerah karena tersipu saat mendengar pujian yang di lontarkan oleh Juna.
.....
🌻🌻🌻🌻