NovelToon NovelToon
Ruang Hati Sang Kekasih

Ruang Hati Sang Kekasih

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor
Popularitas:660
Nilai: 5
Nama Author: Yarasary

Bagi Krittin, pernikahan ini bukanlah tentang cinta—melainkan tentang balas dendam. Bertahun-tahun ia menyimpan kebencian mendalam terhadap keluarga Velora, yang dianggapnya telah menghancurkan keluarganya dan merampas segalanya darinya. Kini, dengan perjodohan yang dipaksakan demi kepentingan bisnis, Krittin melihat ini sebagai kesempatan emas untuk membalas semua rasa sakitnya.

Velora, di sisi lain, tidak pernah memahami mengapa Krittin selalu dingin dan penuh kebencian terhadapnya. Ia menerima pernikahan ini dengan harapan bisa membawa kedamaian bagi keluarganya, tetapi yang ia dapatkan hanyalah suami yang memandangnya sebagai musuh.

Ruang hati sang kekasih adalah kisah tentang pengkhianatan, luka masa lalu, dan perjuangan antara kebencian dan cinta yang tak terelakkan.


bagaimana kisah mereka? yuk kepoin kelanjutan nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yarasary, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1 (tragedi terjadi)

Verona 23 Juli.

sebuah keluarga terlihat berkumpul dengan senyum yang tak luntur menghiasi, suasana malam sangat menyenangkan meski terasa dingin karena musim panas telah berlalu.

" ayah biarkan aku membantu membawa kue nya. " pinta seorang anak laki-laki kecil sambil berjinjit- jinjit dengan wajah sumringah.

namun sang ayah tak mendengarkan, mencolek hidung putra nya gemas, dan berlalu menuju meja yang di sana sudah terlihat istrinya tengah sibuk menata hidangan yang lain.

" biar aku yang menyiapkan nya, kamu duduk saja sayang, jangan sampai kelelahan. ingat, masih ada satu nyawa lagi dalam perut mu. "

sang istri tersenyum sambil menggeleng, mengamati raut wajah cemas suami nya, lalu tanpa membantah mendudukkan diri di salah satu kursi yang sudah tersedia dan menarik tangan putra satu- satu nya supaya ikut duduk di sana.

sementara menunggu sang ayah kembali dari dapur, ibu itu membuka pembicaraan karena tak tahan melihat putra nya yang sangat menggemaskan dengan topi ulang tahun yang menempel di kepala nya.

" apa Tin senang nak? " tanya sang ibu.

Dengan antusias anak laki-laki itu mengangguk, tak lupa juga cengiran lebar dan mata sipit yang tenggelam menjadikan nya seperti boneka hidup yang lucu.

" Tin sangat bahagia, bisa kumpul sama Ayah, ibu dan Adek juga... " ucap Krittin mengusap lembut perut buncit ibu nya, lalu bergerak turun untuk mencium nya sekilas. " Tin sangat sangat bahagia, terima kasih ibu. " lanjut nya.

terdiam cukup lama untuk menikmati usapan hangat dari sang ibu di kepala. hingga tak lama, suara ayah terdengar memecah keheningan.

" tada, " seru Ayah, dia masih berjalan di kejauhan dengan tangan terangkat memegang sepiring buah melon kesukaan sang buah hati.

" hidangan penutup sudah tiba. "

" yeeyyyy. " sorak Krittin kecil, melompat lompat kegirangan.

tapi belum sempat ayah sampai di meja bundar yang mereka gunakan untuk acara potong kue ulang tahun Krittin, suara tembakan tiba- tiba hadir memekakkan telinga.

Dor Dor...

" AYAHHH... " Krittin menjerit melihat tubuh ayah nya tumbang dengan mulut yang memuntahkan darah segar.

" Tidak sayang... " ibu bangkit dan berlari, memangku tubuh suaminya tak peduli dengan darah yang mengotori gaun putih itu.

" sayang tolong bangun, buka mata mu, buka matamu Hans... hiks... ku mohon jangan tinggal kan aku, jangan tinggal kan kami Hans... "

" ayah," Krittin ikut berlutut, mengamati tubuh ayah nya yang sudah tak bergerak " ibu ayah berdarah... ibu ayah kenapa ibu, hiks... ayah bangun, Tin belum tiup lilin dan potong kue, ayo bangun ayah... ayah sudah janji mau melakukan itu bersama Tin hiks... ayah. "

Suara langkah kaki mendekat, atensi anak ibu itu teralihkan pada dua orang yang memakai masker wajah hingga hanya menyisakan mata saja.

" Siapa kalian? apa yang kalian lakukan pada suami ku? "

tak ada jawaban, salah satu tangan pria di sana bergerak. Krittin beringsut mundur untuk menghindari, tapi ia kalah cepat karena detik berikutnya tubuh nya terseret hanya dalam satu tarikan kasar.

" Akhhh... sakit, ibu tolong ini sakit... " rintih Krittin, wajahnya menampilkan raut ketakutan dan berderai air mata kala sebuah senjata api di todongkan ke sisi kepala nya.

" lepaskan anak ku, tolong jangan sakiti dia. " pinta sang ibu penuh permohonan, ketakutan menguasai hati dan pikiran nya. kalau mereka dengan ringan menarik pelatuk untuk membunuh suaminya, lalu apa akan berbeda dengan anak dari orang yang mereka benci. tapi sebisa mungkin sang ibu akan berjuang menyelamatkan sisa keluarga yang ia miliki, bagaimana pun caranya, tak ada yang boleh terluka lagi.

" ku mohon lepaskan kami, apa pun yang kalian inginkan, aku tak peduli. ambil saja semuanya... tapi tolong, biarkan kami pergi. "

" ibu... " Krittin terisak sejadi-jadinya, hidung nya memerah dengan mata sembab karena terlalu lama menangis.

" hahaha... " tawa para penyusup itu pecah, "yang kami ingin kan adalah nyawa kalian semua. " lanjut nya, lalu dengan kasar mendorong tubuh Krittin hingga anak laki- laki itu terjatuh dengan kepala membentur kaki meja.

"TIDAKKK."

" Tin... Tin... " rasa kram di perut nya membuat sang ibu kesulitan untuk bangkit, keringat membanjiri pelipis nya. perlahan bangkit mendekati Krittin, abaikan rasa ngilu dan basah dari darah yang mengalir di paha nya.

Dor

" Akkhh.... "

" IBUUU... "

Dor

*****

" IBUUU... "

Krittin membuka mata dengan nafas terengah-engah, jantung nya berpacu dua kali lebih cepat dengan keringat dingin yang membanjiri pelipis nya. entah sampai kapan ia harus menghadapi mimpi buruk yang sama setiap malam. bahkan ketika usianya menginjak dua puluh lima tahun, kejadian mengerikan itu tetap menghantui nya tanpa jeda.

Hingga sebuah tangan lembut mendarat di pelipis nya, Krittin baru menyadari jika ia tak seorang diri di kamar itu. Menatap wajah teduh di hadapannya, terdiam sejenak, namun ketika kesadaran nya terkumpul sempurna, dengan kasar Krittin menghempas tangan lentik itu.

" siapa yang mengizinkan mu masuk ke kamar ku? " tanya Krittin dengan tatapan tajam dan nada rendah penuh penekanan.

" T-tidak ada... A-aku mendengar mu menjerit... "

" SUDAH KU BILANG JANGAN PERNAH MENDEKATI KU, APA KAU TAK MENGERTI DENGAN ITU VELORA?! "

Velora terkesiap, tubuh nya gemetar ketakutan, tapi diri nya masih enggan untuk meninggalkan sang suami yang sekarang terlihat pucat, " maaf, aku menghawatirkan mu. "

" pergi. " ucap Krittin cepat, membuang muka dan menghela nafas kasar.

" tapi tuan... "

" apa kau mulai tuli sekarang, KU BILANG PERGI, " dada Krittin naik turun dengan mata merah menyala karena amarah " KELUAR DARI KAMAR KU SEKARANG JUGA. "

" akan ku lakukan, tapi ku mohon makanlah sesuatu, anda sedang sakit tuan. " sekuat tenaga Velora berusaha untuk terlihat biasa saja ketika menyodorkan semangkuk bubur buatan nya, berdoa penuh harap agar Krittin bisa membaik meski tak ada pujian untuk masakan yang ia buat dengan penuh cinta. tapi ia salah besar dengan menaruh harapan seperti itu, karena di detik berikutnya, Krittin dengan amarah nya kembali berbuat kasar, menepis tangan Velora hingga membuat pegangan pada mangkuk itu terlepas.

Bruakk...

Velora menatap mangkuk yang sekarang sudah tak berbentuk lagi, berserakan di atas lantai, dan memperlihatkan bubur yang berceceran. air mata yang sejak tadi ia tahan seketika luruh membasahi wajah nya.

" makanan nya sudah habis, kau bisa pergi sekarang!!" ucap Krittin, tak sedikit pun mengubah ekspresi nya. bahkan ia hanya diam saja ketika melihat wanita yang hampir dua tahun ini menjadi istri nya tengah menangis, dan tak berniat sedikit pun untuk menghentikan sampai ia meninggal kan kamar.

di dalam kamar yang lain, Velora menangis dengan tubuh meringkuk di atas kasur. memeluk tubuhnya sendiri dan memukul-mukul dada ketika rasa sesak menikam jantung nya. ini bukan pertama kali nya Krittin berbuat kasar, tapi tetap saja rasa sakit yang ia terima tak berubah hingga rasanya Velora ingin menyerah untuk melepaskan Krittin meski di pikir ia tak akan mampu karena sudah terlanjur jatuh cinta pada sang suami. terlalu lama menangis membuat Velora kelelahan, hingga tanpa sadar wanita itu tertidur dengan sendirinya tanpa ada selimut yang menutupi tubuh.

Next

Jangan lupa komentar dan dukungan kalian, terimakasih 🥰🥰🥰

1
Nur Rohimah
emosi banget ni orang, 😑
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!