𝐏𝐞𝐫𝐧𝐢𝐤𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐊𝐚𝐧𝐚𝐲𝐚 𝐏𝐮𝐭𝐫𝐢 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐡𝐚𝐫𝐦𝐨𝐧𝐢𝐬 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐡𝐚𝐝𝐢𝐫𝐧𝐲𝐚 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐞𝐭𝐢𝐠𝐚, 𝐚𝐩𝐚𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐭𝐚𝐧𝐩𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐩𝐢𝐤𝐢𝐫 𝐩𝐚𝐧𝐣𝐚𝐧𝐠, 𝐄𝐫𝐥𝐚𝐧𝐠𝐠𝐚 𝐒𝐚𝐩𝐮𝐭𝐫𝐚 𝐦𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐭𝐮𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐭𝐚𝐥𝐚𝐤 𝐭𝐢𝐠𝐚 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐈𝐬𝐭𝐫𝐢𝐧𝐲𝐚, 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐡𝐚𝐬𝐢𝐥 𝐝𝐢𝐚𝐠𝐧𝐨𝐬𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💘 Nayla Ais 💘, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 Di Tolong Pria Tak Di Kenal
Sudah setengah jam menunggu namun tidak ada satupun yang bisa dimintai tolong, ada beberapa motor lewat tapi selalu berdua. Rasanya tidak mungkin kalau harus bonceng tiga.
" Ya Allah, aku harus gimana ini. Apa telpon Bibi saja, tapi bagaimana caranya bisa Bibi kemari. Ah sudahlah, tidak ada caranya mencoba. " Gumam Naya.
Naya mencoba menghubungi Bi Nur dan langsung di angkat pada panggilan pertama.
" Assalamu'alaikum Nak, Naya gimana kabarnya disana. "
Naya mengatakan bagaimana kondisinya saat ini dan sedang ketakutan, tak lupa juga Ia menyebutkan posisinya berada saat ini.
" Baik Nak, Naya tidak perlu takut disana. Meskipun begitu harus tetap waspada, Bibi akan meminta Bapak menjemput Naya secepatnya ya. "
Setelah memutuskan panggilan, Bi Nur segera menghubungi Angga namun hasilnya nihil. Nomor Pria beristri dua itu tidak bisa di hubungi.
" Ish, Pak Angga kemana sih. Giliran Istrinya butuh bantuan dia nggak ada, apa kerumah sakit ponsel harus dimatikan segala. "
Bi Nur yang kebingungan mulai menghubungi orang-orang rumah namun tidak ada, akhirnya beliau memutuskan menghubungi seseorang.
" Ya, hanya Dia. Semoga saja Dia bisa membantu Naya. " Batin Bi Nur.
Jari tangannya sibuk mencari nomor seseorang yang bisa dimintai tolong.
Kembali di tempat Naya, ada seorang pengendara motor lewat dan berhenti tepat disamping mobil Naya. Pengendara itu mengintip penghuni mobil lewat kaca mobil dan mengetuk nya pelan, Naya menoleh dan melihat seorang Pria yang mengetuk kaca mobilnya.
" Duh siapa ya. "
Sang Pria memberi kode agar Naya mau keluar, dengan rasa gugup akhirnya Naya memberanikan diri keluar dari mobilnya.
" Ya Allah, semoga saja orang ini orang baik. " Batin Naya.
Pria itu tersenyum dan menyapa Naya, begitu juga dengan Naya yang membalas senyuman Pria itu meskipun di paksakan.
" Ibu kenapa.... ah maaf. Saya dari tadi perhatikan Ibu berhenti disini lama sekali, hmm.... Apa Ibu ada masalah, atau perlu bantuan. Saya bisa kok bantu Ibu. "
Naya memperhatikan tampang Pria itu dari kepala sampai kaki, dari kaki kembali ke kepala. Ada rasa ragu menghampiri hatinya.
" Ya Allah, lindungi aku dan juga bayi- bayiku dari orang-orang jahat. " Batin Naya.
Pria di depannya tersenyum kembali, Ia memastikan kalau dirinya adalah orang baik- baik.
" Ibu tidak perlu takut, saya orang baik- baik. Tapi kalau bisa sebaiknya Ibu cepat pergi dari sini, saya takut sesuatu masalah buruk akan terjadi pada Ibu. "
Naya menatap Pria itu heran, darimana Pria itu tau kalau akan ada hal buruk yang akan menimpanya, sedangkan mereka bahkan belum pernah bertemu.
" Bu, percayalah pada saya. Saya juga punya seorang Ibu dan juga adik perempuan yang sedang hamil, saya tidak akan mungkin menyakiti Ibu. "
Pria itu menatap jam yang melingkar di pergelangan tangannya, raut wajahnya langsung seketika berubah drastis.
" Bu, saya mohon. Percayalah pada saya, saya bersumpah demi nyawa saya sendiri kalau saya tidak akan selamat jika saya menyakiti Ibu. Tolong ambil barang berharga Ibu dan pakai ini. "
Melihat wajah serius Pria di depannya akhirnya Naya pun melangkah ke sisi mobil, membuka pintu dan mengambil semua barang yang penting miliknya.
" Pakai ini Bu, percayalah pada saya. Ibu akan tau nanti, tapi untuk saat ini kita harus secepatnya pergi dari sini. "
Naya memakai jaket juga helm pemberian Pria itu dan duduk di belakang Pria yang Ia tidak tau asal- usulnya.
" Bu, tolong kirim pesan pada keluarga Ibu atau telpon, tapi tolong wajahnya jangan sampai nampak. "
Meskipun ragu tapi Naya mengikuti apa yang di perintahkan Pria itu, motor melaju dengan kecepatan penuh hingga menyulitkan Naya untuk mengirim pesan. Ia akhirnya hanya bisa mengirim pesan suara.
" Mas, tolong aku. "
Tidak berselang beberapa menit mereka meninggalkan tempat itu, keduanya berpapasan dengan beberapa pengendara motor lain dan tanpa plat nomor. Motor yang di kendarai Naya semakin melaju dengan kecepatan penuh, hal itu membuat Naya terpaksa berpegangan erat pada pinggang Pria yang bersamanya saat ini.
Tidak lama kemudian terdengar bunyi ledakan yang sangat dasyat hingga membuat Pria itu menepikan motornya sejenak.
" Ya Allah, tega bener mereka. " Batin Pria itu.
" Bu, apa Ibu baik- baik saja. Maaf kita harus pergi dari sini sampai di tempat yang aman, Ibu berpegangan saja, tidak apa- apa. "
Naya mengangguk dan kembali motor melaju dengan kecepatan penuh, hampir memasuki pinggiran kota tubuh Pria itu bergetar karena mendengar bunyi yang sangat Ia kenali.
Dengan cepat Ia memutar arah motornya memasuki gang dan berhenti disamping sebuah rumah, Ia menarik pelan tangan Naya dan berlari ke sisi rumah itu.
Naya yang tidak bisa menopang tubuhnya akhirnya menubruk tubuh Pria di depannya. Dengan cepat Pria itu membekap mulut Naya agar tidak bersuara.
" Sepertinya bukan Bro, mungkin yang punya rumah. Ayo cepat kita pergi, sebelum ada yang mencurigai kita. "
Pria itu melepas tangannya setelah merasa aman, Ia juga minta maaf pada Naya atas kelancangannya.
" Maafkan aku. Sean, namaku Sean. "
Sean mengulurkan tangannya, Ia menganti gaya bicaranya tidak seperti sebelumnya.
" Maaf, mungkin kamu bingung. Tapi sepertinya ada seseorang yang tidak menyukaimu dan ingin melenyapkan mu, coba kamu hubungi keluarga mu lagi. "
Naya yang tiba-tiba ketakutan segera merogoh ponselnya, baru akan menghidupkan ponselnya Sean langsung menahannya.
" Tunggu, jangan sembarangan menghubungi keluargamu. Karena kita tidak tau, di antara semua keluarga dekatmu, siapa yang sudah berniat jahat dan ingin melenyapkan mu. "
Tiba-tiba ponselnya berdering, Naya memeriksa siapa yang sudah menghubunginya.
" Siapa. " Tanya Sean.
" M, Dokter Dimas. " Jawab Naya.
" Siapa Dia, boleh aku saja yang bicara. "
Naya mengangguk dan menyerahkan ponselnya pada Sean, mungkin karena Ia terlalu takut dan gugup.
" Hallo Naya, ini aku Dimas. Kamu dimana sekarang. "
Sean tidak menjawab apapun, Ia juga melarang Naya mengeluarkan suaranya.
" Naya, ayo jawab aku, jangan diam saja. Kamu baik- baik saja kan disana, aku tadi pergi ke tempatmu semula tapi Mas tidak menemukanmu. Hanya aku temukan mobilmu yang sudah hancur. Naya, jawab aku. Aku yakin kamu baik- baik saja. Kamu dimana, biar aku jemput. "
Sean mengangguk menatap Naya, Ia mengijinkan Naya menjawab suara si pemanggil setelah merasa yakin.
" Dim, aku baik- baik saja disini. "
Sean langsung mematikan pengeras suara dan menempelkan benda pipih itu di telinganya.
" Dia baik- baik saja bersamaku, tolong temui Dia di jalan xxx. Jangan bawa siapapun. "
Sean langsung mematikan ponselnya dan menyerahkannya pada Naya, Ia meminta Naya memakai helmnya kembali.
Sean kembali melajukan motornya dengan kecepatan yang sama, awalnya Ia merasa lega namun kelegaan itu hanya sementara. Ia melihat dari kaca spion beberapa orang yang Ia kenali masih mengikuti mereka, wajahnya gugup seketika.
" Ada apa Sean. " Tanya Naya.
" Mereka masih mengejar kita di belakang, tolong bersikap santai saja dan tetap berpegangan erat. Kita akan mengambil jalan lain. "
Naya yang ikut melihat apa yang di katakan Sean dan itu benar adanya, langsung berpegangan erat pada pinggang Pria tampan itu.
" Siap.....
" Kanaya, panggil saja Naya . " Naya menyebutkan namanya dan Sean pun tersenyum di balik helmnya.
" Oke Naya, siap sekarang. Maaf, tapi sepertinya kita harus sedikit bermain- main. " Ucap Sean sambil menambah kecepatannya.
Ia melewati beberapa pengendara lainnya begitu juga beberapa pengendara motor di belakang mereka.
Naya sangat ketakutan setelah sebuah motor besar mendekat kearah mereka.
" Woy, berhenti atau kami akan berbuat kasar pada kalian. "
Sean meremas tangan kanan Naya, seolah mengatakan kalau semuanya akan baik- baik saja. Naya menghela nafas berulang kali, kembali Sean menarik tangan Naya memintanya berpegangan erat. Naya yang mengerti itu langsung memegang erat pinggang Sean, Ia memejamkan mata ketika Sean menyelip beberapa mobil besar di depan mereka.
Naya tetap memejamkan mata sampai Ia merasa motor yang mereka kendarai memelan.
" Ah sial, kita kehilangan jejak mereka. "
Beberapa Pria yang sejak tadi mengejar Naya dan Sean akhirnya menyerah, tidak mungkin mereka menembus jalanan Ibukota dengan motor tanpa plat seperti yang mereka gunakan saat ini.
" Sudahlah, kita ke jalan xxx saja. Bukankah mereka akan kesana. " Usul salah satu di antara mereka.
Mereka akhirnya sepakat menuju tempat yang mereka yakini bisa menemukan Arlin dan juga penolong kesiangannya itu.
lah klu ansk orang KAYAAAAA MASAKAN NYA VARIATIF BISA MASAK APA AJA DR NEGARA MANA AJA!!!! KRN MEREKA BIASA MAKAN DI RESTO 2 MAHAL YG SEKALI MAKAN BISA HBS JUTAAN!! .. KLU MAKANAN DIATAS ITU UTK KELAS BABUUUUUU UTK KELAS ORG MISKIN BIN KERE.