"Kita akan menikah dua bulan lagi, sampai kapan kita akan merahasiakan ini pada Raya?"
Deg
Raya mematung. Kakinya tiba - tiba melemas. Jantungnya seolah berhenti berdetak mendengar kalimat yang keluar dari mulut sang sahabat. Haidar dan Sintia akan menikah? Bahkan pernikahan mereka sudah didepan mata. Bukankah itu artinya hubungan mereka sudah pasti terjalin sejak lama? Tersenyum miris, Raya merasa jadi manusia paling bodoh yang mudah dipermainkan.
Pulang dengan luka hati, siapa sangka tiba - tiba datang lamaran dari Axelio, anak sahabat lama Papanya. Akhirnya, dengan berbagai pertimbangan singkat, Raya memutuskan menerima pinangan Axel.
Lantas, akankah kehidupan rumah tangga Raya dan Axel bahagia? Bagaimana cara Axel membuat Raya move on dan berubah mencintainya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AfkaRista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
"Kenapa sampai seperti ini, Dar! Apalagi yang sudah kamu lalukan?"
Ida nelangsa melihat Haidar berbaring di ranjang rumah sakit. Wajahnya dipenuhi luka lebam. Tangannya harus di gips karena ada tulang yang keseleo. Belum selesai masalah Sintia, sekarang ditambah masalah Haidar
"Apa yang sudah terjadi? Tidak bisakah kamu diam saja? Bunda sudah sangat lelah. Masalah Sintia tidak menemukan titik terang. Sekarang kamu masuk rumah sakit. Rasanya kepala Bunda mau pecah"
Haidar menghela nafas, "Maafkan aku Bunda. Aku janji, setelah ini aku tidak akan membuat masalah lagi"
Ida menatap Haidar penuh curiga, "Apa yang kamu rencanakan sebenarnya?"
"Aku ingin kembali pada Raya"
Deg
Ida merasakan tubuhnya lemas, dadanya tiba - tiba nyeri dan pandangannya mulai kabur. Nafasnya mulai tersengal, hingga
Bruk
"Bunda!!"
Haidar turun dari ranjang, ia mengabaikan dirinya sendiri yang juga kesakitan.
"Dokter! Tolong Bunda saya!!"
Tak berapa lama, dokter datang dan langsung memeriksa Ida. Haidar diminta menunggu diluar. Rasa khawatir, sesal dan takut membayangi Haidar. Keegoisannya kali ini bisa saja membuat Bunda celaka.
"Bagaimana keadaan Bunda saya, dokter?", tanya Haidar begitu dokter selesai memeriksa Ida
"Beliau hanya shock. Tekanan darahnya rendah. Dan beliau juga mengalami dehidrasi"
"Tapi kondisi Bunda saya baik - baik saja kan dok?"
"Sejauh ini, masih normal. Tidak perlu khawatir"
Haidar menghela nafas lega, "Terima kasih banyak dok"
"Sama - sama. Kalau begitu, saya permisi dulu"
Haidar mengangguk, setelah dokter keluar dari ruangan, Haidar duduk disamping Bundanya
"Maaf selalu membuat Bunda marah. Aku tahu, Bunda pasti kecewa padaku. Tapi jujur, aku tidak bisa melupakan Raya sedikit pun! Apalagi setelah apa yang Sintia lakukan terhadap Raya"
Haidar memegang tangan Ida, menciumnya dengan lembut sembari memandangi wajah wanita yang telah melahirkannya itu. Hampir setengah jam menunggu, akhirnya Ida membuka mata
"Bunda sudah sadar? Mau minum?"
Ida bergeming, dia tidak mengatakan apapun. Perasaan kecewa pada sang putra membuat Ida tak mampu lagi mengucap kata.
"Bunda, aku sungguh minta maaf"
Tidak ada perubahan, Ida memalingkan wajahnya tak mau menatap Haidar
"Bunda, aku sungguh - sungguh minta maaf. Katakan apa yang harus aku lakukan agar Bunda mau memaafkanku"
Ida tampak menghela nafas, dia menatap Haidar dengan wajah pucatnya, "Kamu sungguh ingin Bunda memaafkanmu?"
Haidar mengangguk,
"Kalau kamu ingin Bunda masih tetap hidup, jauhi Raya. Tapi kalau kamu masih ingin memiliki Raya, silahkan bunuh Bunda saat ini juga!"
Deg
Hati Haidar mencelos. Tak pernah menyangka bahwa akan keluar kalimat itu dari bibir Bundanya
"Bunda sudah lelah untuk hidup. Mungkin sudah saatnya Bunda menyusul Ayahmu pergi"
"Jangan bicara seperti itu! Aku tidak suka mendengarnya!"
Ida menatap nanar putranya, "Lalu untuk apalagi Bunda hidup kalau tidak bahagia? Bunda capek, Bunda lelah. Memohon dan terus memintamu melakukan apa yang Bunda mau", Ida terisak, "B-bunda capek memikirkan kamu terus. Memikirkan Sintia. Bunda hanya ingin kamu bahagia. Tapi sepertinya keinginan itu tidak akan pernah terwujud. Bunda capek, Dar", Ida menghela nafas, "Mulai sekarang, Bunda tidak peduli lagi dengan apapun yang ingin kamu lakukan. Terserah kamu mau melakukan apa. Bunda tidak akan melarangmu lagi. Jika kamu mau kembali pada Raya, artinya kamu akan kehilangan Bunda
"Tidak Bunda! Aku tidak mau kehilangan Bunda! Hanya Bunda yang aku miliki di dunia ini!"
"Kalau begitu, silahkan pilih. Bunda atau Raya?!"
🌿🌿🌿
Raya menghela nafas, Axel terus meringis saat ia mengobati lukanya.
"Pelan - pelan, Sayang. Sakit"
"Tadi saat berkelahi, kenapa tidak berpikir kalau akhirnya akan kesakitan begini?"
"Aku hanya marah!"
"Aku tahu. Tapi apa dengan kekerasan, masalah akan selesai? Mas pikir, setelah membuat Haidar masuk rumah sakit, dia akan berhenti mengganggu kita?"
Axel memberenggut kesal, "Tapi ba*ingan itu sudah keterlaluan! Dia berani berkata menginginkan kamu padaku yang notabene adalah suamimu! Aku heran, sebenarnya dia punya otak atau tidak?"
"Kalau tidak punya otak, dia tidak akan sampai kerumah ini dan berkelahi denganmu!"
"Arrghh", teriak Axel saat Raya menekan lukanya kuat - kuat
"Aku hanya ingin hidup dengan damai. Tidak bisakan kita mewujudkan itu?"
Axel menatap sang istri, "Bisa" jawab Axel yakin
"Bagaimana cara mewujudkannya?"
"Kita hidup jauh dari orang - orang yang selalu mengganggu kita"
"Jadi Mas mau pindah ke tempat yang bisa membuat kita hidup dengan damai?"
Axel tampak berpikir, "Kamu mau pindah ke suatu tempat?"
Raya mengangguk, "Aku ingin kita hidup di tempat baru. Dimana kita tidak bertemu lagi dengan orang - orang dari masa lalu yang membuat kita terus mengingat kejadian tidak menyenangkan seperti sekarang", Raya menatap Axel, "Bisakah kamu mewujudkan itu?"
"Sayang ... Mas"
"Kalau Mas tidak bisa melakukan itu, biar aku pergi sendiri"
Deg
raya keburu ngambil keputusan Nerima lamaran harusnya meminta penjelasan dulu..
Wkwkwkwkw Seram memang ada mak mak yg begini
Hiiiiiiiii
Orang tua egoissss
Kampreeet
Enakan di axel
klw dandan selalu ditanyak adek mau kemana dandan cantik",, maksud hati mau nyenengin suami tapi kata suami gk usah, nanti klw ada yg naksir gimana?? 😜😜😜😜
suamiku lebai amat yah 😄😄😄😄😄
jgn2 ...nnti kmu mati d tgn sintia pas ngrlindungi raya.gpp kl gitu.biar mamamu nyadar bahwa sintia yg dia elu2kan malah bunuh anaknya