NovelToon NovelToon
AWAN MERAH

AWAN MERAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:24
Nilai: 5
Nama Author: yotwoattack.

Seorang pemuda tampan yang katanya paling sempurna, berkharisma, unggul dalam segala bidang, dan yang tanpa celah, diam-diam menyimpan sebuah rahasia besar dibalik indahnya.

Sinan bingung. Entah sejak kapan ia mulai terbiasa akan mimpi aneh yang terus menerus hadir. Datang dan melekat pada dirinya. Tetapi lama-kelamaan pertanyaan yang mengudara juga semakin menumpuk. "Mengapa mimpi ini ada." "Mengapa mimpi ini selalu hadir." "Mengapa mimpi ini datang tanpa akhir."

Namun dari banyaknya pertanyaan, ada satu yang paling dominan. Dan yang terus tertanam di benak. "Gadis misterius itu.. siapa."

Suatu pertanyaan yang ia pikir hanya akan berakhir sama. Tetapi kenyataan berkata lain, karena rupanya gadis misterius itu benar-benar ada. Malahan seolah dengan sengaja melemparkan dirinya pada Sinan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yotwoattack., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

A M BAB 25 - serigala berbulu domba.

Sebagai anak dari pendiri sekolah dan sebagai murid yang paling turut andil dalam mengharumkan nama sekolah itu sendiri, Sinan tidak pernah berharap banyak. Ia tahu diri. Menyadari bahwa tidak akan hal besar yang akan ia tuai dari itu. Tetapi..

"JANGAN MEMAKAI ALASAN PRIBADI GIMANA??!! PA!! APA YANG MEREKA PERBUAT BUKANNYA HAL KECIL." Berteriak. Mengigit bibir dengan begitu murka sebelum melanjutkan. Nada penuh menyindir dan muak. "Oh, atau karena mereka anak dari temen-temen papa?! GITU?! KALAU BEGITU ARTINYA PAPA YANG MEMAKAI ALASAN PRIBADI!!"

Menutup panggilan secara sepihak. Ia lantas mengayun tungkai guna kembali setelah tadi meminta izin keluar sebentar untuk mengangkat telpon. Berjalan dengan nafas berat. Lalu melirik tajam mereka yang disana ketika sampai.

Srak.

Merangkul seorang gadis yang hanya diam. Sinan lantas bersandar pada kursi. Berperilaku angkuh secara terang-terangan.

"Gimana sayang." Katanya serak. Mengelus lengan Dinya lembut. Lalu melirik pria paruh baya yang duduk dengan tak kalah angkuh di depan mereka.

Terkekeh geli. Si pria paruh baya yang berstatus sebagai kepala sekolah itu tidak menyangka akan mendapatkan perlakuan sebegitu ketus dari Sinan. Pemuda penuh prestasi yang selama ini selalu menampilkan senyum hangat kepadanya, rupanya adalah serigala berbulu domba.

Menggulirkan pandangan pada empat murid lainnya. Ia tidak bisa tidak mendengus. Mengapa dirinya harus kembali terjebak di antara anak-anak nakal yang suka mengadu.

"Bianca, Valerie, Lolita." Panggilnya. Membuat ketiga gadis itu dengan ogah-ogahan berjalan mendekat. Tanpa melirik dua orang yang sedang beradu kasih di atas kursi. "Kalian gak kenyang buat masalahnya. Kalian bertiga baru keluar dari masa hukuman, apa kalian memang sengaja. Gak mau sekolah lagi kalian?"

Hukuman berupa scors atas kasus yang terjadi belakangan. Nampaknya tak membuat murid-murid nakal itu gentar. Lihat saja raut mereka sekarang.

"Dan kamu Max, melihat temannya bertengkar. Mengapa malah tidak dilerai." Beralih pada seseorang yang babak belur. Penuh luka tapi masih bisa menampilkan seringai. "Jangan senyam-senyum, kamu menantang saya at- aih.. anak nakal."

Mengelus kepalanya yang gundul. Sebelum menghembuskan nafas panjang sembari menggulirkan pandangan lagi pada gadis datar yang sejak tadi hanya diam menyaksikan.

"Kamu, bisa tolong jelaskan apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa kamu bisa berada di sana dan apa yang udah murid-murid nakal ini lakukan." Karena tak menerima reaksi. Si kepala sekolah lantas berujar lagi. Kali ini nadanya penuh akan pengertian. "Jangan takut, kamu korbannya disini. Saya bakal melindungi kamu."

Berdecih. Seseorang yang diajak berbicara malah dengan begitu sombong melemparkan pandangan ke arah jendela luar. Kasus kemarin saja langkah penyelesaiannya hanya berupa scors.

Dinya masih kesal.

"Hoho~ liat, pak. Emang gak ada yang terjadi." Max yang menyaksikan tiba-tiba berkata. Sembari terkekeh tajam. "Cowonya ae tiba-tiba dateng main mukul. Sinting."

Rahang Sinan langsung mengeras. Ingin mengumpat tidak bisa, ingin menumbuk batang hidungnya apalagi. Masih ada Dinya, dirinya tidak bisa berbuat macam-macam. Sehingga pemuda tampan itu hanya bergeser mendekat pada si gadis. Guna menenangkan diri dan meredam emosinya.

"Mata lo gak ada yang terjadi." Dinya menyahut. Sedikit memutar leher untuk melirik Max sebelum menggulirkan arah pandangnya lagi. Tidak ingin menatap wajah beringas itu lama-lama, takut terkontaminasi virus anjing gila.

Sementara si gadis menunjukkan kekesalan. Pemuda tampan yang duduk di sebelahnya hanya terkekeh. Merasa lucu sekaligus bangga karena setidaknya ada sedikit perlawanan yang gadis itu tunjukan.

"Kasih paham." Timpal Sinan sembari masih terkekeh. Hampir mencubit gemas pipi gadis itu sebelum buru-buru tersadar. Ada keadilan yang perlu ditegakkan. "Pak, saya gak mau tau. Keluarkan murid-murid gila di belakang saya ini dari sekolah ata-"

"Sinan, kenapa kamu memerintah saya." Memotong. Jelas dia merasa tak nyaman, diperlakukan tegas oleh murid sendiri. Yang notabenenya murid tersebut begitu penurut sebelumnya. "Kenapa kamu, apa gosip yang bilang bahwa kamu udah jauh beruba-"

Brak! Menggebrak meja.

"Jangan bercanda. Sekarang jelas bukan saatnya ngebahas itu, bapak." Kata Sinan. Sorot yang dilayangkannya begitu dingin dan menusuk. Ia sudah mencoba bersabar.

Ruangan itu hening beberapa saat. Mau dari ketiga gadis yang masih terkejut akan perkataannya, Max yang mendadak ingin membunuh pemuda sok itu, dan si bapak kepala yang memijat kening.

"Sayang, kamu kaget?" Lembut pemuda tampan tersebut. Ditengah-tengah suasana panas, ia menunduk. Mengarahkan kedua tangan Dinya untuk menangkup pipi si pemuda. Lalu berkata manja. "Ssowwii.."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!