NovelToon NovelToon
Senja Di Langit Biru

Senja Di Langit Biru

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Romansa Fantasi / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:266
Nilai: 5
Nama Author: siwriterrajin

Dua orang remaja yang bertemu di bangku SMA, pertemanan menyatukan keduanya kemudian naik level menjadi jatuh cinta.

Banyak rintangan yang harus di lewati untuk mencapai kata BERSAMA, hingga salah satu dari mereka dipaksa untuk pergi.

Apakah perjuangan cinta mereka akan berakhir indah layaknya senja dan langit biru? Mau menjadi saksi perjuangan cinta mereka?

Baca disini‼️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siwriterrajin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 22: Wheel Love

Akia mendongakkan kepalanya ke arah sumber suara, dan betapa terkejutnya dia ketika melihat Denial berdiri di depannya.

"Minum dulu." Kata Denika memberikan sekotak susu.

Cika dan Antony yang juga berada di samping Denika saling bertatapan.

"Gue mana?." kata Antony pada Cika berbisik.

Akia tak langsung menerima sekotak susu tersebut, Akia mendang wajah Denika beberapa detik menikmati ketampanan yang ada di depan wajahnya.

"Ki." Panggil Denika lembut.

"Minum dulu, biar nggak lemes." Kata Denika dan dibalas anggukan oleh Akia.

"Makasih banyak ya Ka." Kata Akia sembari meminum sekotak susu yang diberikan oleh Denika tadi.

Denial lalu mengambil posisi untuk duduk di samping Akia.

"Denika, gue mana?." Kata Antony dengan wajah yang penuh keringat.

"Eh iya lupa, nih." Kata Denika memberikan sekantong besar susu kotak.

Antony dengan girang menerima pemberian Denika.

"Nih Cik." Kata Antony membaginya dengan Cika.

Cika memberikan kode pada Antony untuk menjauh dari Akia dan Denika.

"Kenapa dihukum?." Kata Denika menatap wajah berkeringat Akia.

"Aku berangkat telat." Kata Akia.

"Emang telat berapa jam?." Tanya Denika memperjelas.

"Satu menit." Kata Akia.

"What satu menit dihukum gini? Emang nggak keterlaluan ya?." Kata Denika tampak tak terima.

"Adil adil aja lah Ka, kan aku yang salah." Kata Akia sambil mengusap keringat nya yang terus mengucur.

Melihat Akia yang tampak tak nyaman, Denial segera bangkit dari duduknya.

"Kamu disini dulu, aku kesana sebentar." Kata Denika dan dibalas anggukan oleh Akia.

Begitu Denika pergi Akia melihat ke sekelilingnya, dirinya tampak menjadi tontonan anak-anak dari kelas lain, tapi Akia tak mempedulikannya. Dirinya malah heran kemana perginya Antony dan Cika.

Selagi keheranan, Denika tampak kembali dengan membawa sekotak tisu.

Denika lalu kembali duduk di samping Akia.

"Enak?." Kata Denika.

"Emm Enak, makasih ya Ka." Kata Akia tersenyum.

Denial dengan cepat mengambil dua lembar tisu dan mengelap keringat Akia yang terus mengucur sedari tadi.

Para gadis yang sedari tadi melihat kedekatan Akia dan Denika berteriak histeris.

"Aaaa romantis."

"Gue juga mauu, usapp keringat gue please!."Teriak para gadis yang sedang beristirahat dan melihat peristiwa di lapangan.

Akia tampak tersenyum merasakan perhatian dari seorang Denika, tak ingin semakin heboh Akia lalu menghentikan tindakan Denika.

"Udah, aku aja." Kata Akia mengambil tisu di tangan Denika.

"Makasih sekali lagi." Kata Akia tersenyum menunjukan gigi gingsulnya.

Denika hanya mengangguk mendengar permintaan Akia.

Para gadis masih heboh, ada yang sampai rela berdesak-desakkan melihat Denika dan Akia dari depan kelas.

"Fans kamu heboh banget." Kata Akia diiringi tawa.

"Fans?." Kata Denial bingung.

"Liat tuh." Kata Akia menunjuk ke sekeliling.

"Wah emang mereka dari tadi udah disana ya?." Kata Denika bingung.

"Iya lah." Kata Akia tersenyum.

"Aku nggak lihat, aku cuma lihat satu cewek yaitu kamu." Kata Denika dengan wajah datarnya.

"Ya! bagiamana dia bisa bilang gitu dengan wajah datar?!." Batin Akia.

Akia tersenyum malu sambil memukul lengan Denika dengan lumayan keras.

"Aw." Kata Denika.

"Eh sorry kebiasaan." Kata Akia menarik tangannya.

"Gapapa, dipukul lagi juga siap kok." Kata Denika tersenyum.

Keduanya tampak saling bertukar candaan sambil menatap siswa dan siswi yang berlalu lalang melewati lapangan.

"Gue juga mau." Kata Cika sambil menatap Akia dan Denika dari kejauhan.

"Sama gue?." Kata Antony tiba-tiba.

"Mau Mati?." Kata Cika mengepalkan tangannya dan dibalas senyuman oleh Antony.

...----------------...

Bel masuk yang berbunyi terdengar nyaring ditelinga.

"Kata, masuk sana gih." Kata Akia bangkit dari duduknya.

"Kamu gimana?." Kata Denika ikut bangun dari duduknya.

"Aku bersih-bersih dulu, nanti kalau udah selesai aku langsung naik. Ini hukumannya udah selesai kok." Kata Akia tersenyum.

"Oke kalau gitu aku duluan ya, semangat!." Kata Denika dan dibalas anggukan oleh Akia.

Akia memandang Denika yang berjalan menjauh. Ada satu kebiasaan Denika yang ada di pahami ketika dia berpisah dengan orang lain Denika akan melambaikan tangannya, lalu sebelum berpisah lebih jauh dia kembali menengok ke belakang dan mengulangi lambaiannya.

"Udah?." Kata Cika.

Akia yang sedang memandang ke arab Denika kembali tersadar.

"Iya udah." Kata Akia.

"Bersih-bersih dulu nanti baru naik." Kata Akia dan dibalas anggukan oleh Cika dan Antony.

Setelah membersihkan tubuh ketiganya lalu naik ke kelas Meraka dan mengikuti pelajaran dengan semestinya hingga bel pulang berbunyi.

"Ki, Gue sama Antony duluan ya." Kata Cika.

"Iya Cik, hati-hati ya." Kata Akia.

Ketika Cika dan Antony tampak berjalan menjauh, Denika mendekat ke arah Akia

"Jadi?." Kata Denika.

"Jadi." Kata Akia.

Keduanya bersamaan keluar dari kelas dan berjalan menyusuri lorong kelas yang sudah tampak sepi.

"Ki, kamu tunggu di depan ya." Kata Denika dan dibalas anggukan oleh Akia.

Denial berjalan menuju parkiran sedangkan Akia menunggu di depan gerbang sekolah.

Ketika sedang menunggu Aditya sambil memainkan ponselnya terdengar deru motor keluar dari tempat parkir. Akia yang merasa penasaran melemparkan pandangannya ke arah suara mesin motor tersebut, dan betapa terkejutnya Akia ketika melihat orang yang mengendarai motor tersebut adalah Denika.

"Loh, bawa motor sendiri?." Kata Akia begitu melihat wajah Denika di balik helm yang dikenakannya.

Denika menghentikan motor tepat di depan Akia.

"Nih Ki helmnya pakai ya." Kata Denika sembari memberikan helm.

"Kamu bisa bawa motor?."Kata Akia sembari memakai helmnya.

"Bisa dong." kata Denika sambil menurunkan pijakan kaki di motor untuk memudahkan Akia naik.

"Makasih." Kata Akia.

"Sudah?." Kata Denika dan dibalas anggukan oleh Akia.

Denika melajukan motornya membelah jalanan sore di tengah kota.

"Tumben bawa motor sendiri." Kata Akia.

"Iya, soalnya mau ajak jalan-jalan kamu." Kata Denika dan dibalas senyuman oleh Akia.

"Kita mau kemana?." Tanya Akia.

"Makan dulu." Kata Denika, Akia hanya mengangguk faham.

Keduanya mampir di salah satu tempat makan yang lumayan terkenal saat itu. Akia dan Denika tampak santai menikmati makanan mereka sambil bertukar cerita.

"Udah?." Kata Denika.

"Iya udah, lanjut kemana?." Kata Akia meminum teh manis di depannya.

"Kamu mau kemana?." Kata Denika.

"Terserah." Kata Akia singkat keduanya saling bertatapan dan tertawa.

"Oke kamu ikut aku. Kita muter-muter kota mau?." Kata Denika sembari memberikan helm.

"Mau." Kata Akia sambil mengangguk.

"Okee let's go." Kata Denika sambil terkekeh.

Denika melajukan motornya untuk berkeliling kota, kondisi malam itu sangat sejuk.

"Ki." Panggil Denika.

"Iya, ada apa ka?." Kata Akia.

Denika tampak menelan saliva nya.

"Ada apa bilang aja Ka, gapapa kok." Kata Akia sambil memperbaiki posisi helm nya.

"Ka."

"Aku suka sama kamu." Kata Denika dengan suara agak bergetar.

"Aaaa." Teriak Akia dalam hati.

Akia berusaha menahan ekspresi senangnya.

"Kamu suka sama aku?." Kata Akia tersenyum ke arah Denika yang melihatnya dari spion motor.

"Iya." Kata Denika tersenyum canggung.

"Terus?." Kata Akia menanyakan kelanjutan dengan dada yang bergemuruh.

"Kamu mau nggak pacaran sama aku?." Kata Denika.

Akia terdiam beberapa detik sembari terus menatap wajah Denika dari spion wajah Denika yang tampak memerah.

"Emmm."

Denika tampak menggigit bibir bawahnya dengan rasa cemas.

"Iya." Kata Akia disertai senyuman menunjukan gigi gingsulnya.

"Serius?." Kata Denika dengan mata berbinar, Akia mengangguk dengan yakin.

"Makasih Ki." Kata Denika.

Keduanya melanjutkan perjalanan mereka, pada waktu itu entah mengapa suasana sangat mendukung, jalanan sepi dan malam yang sangat indah. Dengan suasana sehabis hujan membuat udara sangat segar.

Bersambung,,,

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!