NovelToon NovelToon
PEWARIS

PEWARIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Paksa
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Just story

Menceritakan tentang dimana nilai dan martabat wanita tak jauh lebih berharga dari segenggam uang, dimana seorang gadis lugu yang baru berusia 17 tahun menikahi pria kaya berusia 28 tahun. Jika kau berfikir ini tentang cinta maka lebih baik buang fikiran itu jauh - jauh karena ini kisah yang mengambil banyak sisi realita dalam kehidupan perempuan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Just story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 32

Mobil berhenti perlahan di halaman rumah keluarga besar. Kim Woon segera turun untuk membantu Yeon-Ji, yang duduk di kursi roda. Wajah putrinya masih pucat, tapi matanya menunjukkan kelegaan setelah akhirnya kembali ke rumah. Gae-Yeong keluar dari sisi lain mobil, sementara Dokter Aska membantu mendorong kursi roda Yeon-Ji ke pintu masuk.

Setelah memasuki rumah, mereka berhenti sejenak. Kim Woon menyesuaikan posisi kursi roda Yeon-Ji agar ia nyaman, sementara Gae-Yeong berdiri di sampingnya.

Gae yeong : Nak mulai saat ini dokter aska akan mendampingi mu, dia akan tinggal di paviliun belakang yang kosong agar mempermudah memantau keadaan mu

Yeon-Ji mengangkat wajahnya, menatap Dokter Aska dengan ragu-ragu. Pria itu tersenyum tipis, menunjukkan sikap tenang dan profesional.

Kim woon : Terimakasih nyonya karena anda sudah begitu perduli pada yeon-ji

Gae yeong : Kim, dia bukan hanya menantu untuk keluarga ini tapi putri ku. Dan aku akan melakukan apapun yang terbaik yang ku bisa

Aska : Saya harap anda bisa mempercayai saya untuk mendampingi putri anda sampai kelahiran nya nanti

Kim woon : Dokter, keberadaan anda disini membuat perasaan saya lebih aman jika harus bepergian untuk pekerjaan

Suasana sedikit berubah ketika Wang He menghampiri Kim Woon yang masih berdiri di samping kursi roda Yeon-Ji.

Wang he: maaf mengganggu pembicaraan ini tapi saya di sini untuk memberi tahu kim woon bahwa tuan ingin kau ikut untuk bersamanya dalam pertemuan dengan siang ini

Mendengar itu, ekspresi Yeon-Ji langsung berubah. Ia menggenggam tangan ayahnya erat, mencoba menahan perasaan kecewanya.

Yeon ji: tapi tuan wang, ayah ku baru saja kembali

Kim Woon menunduk, matanya menatap lembut putrinya ada senyuman di wajahnya. Ia tahu betapa Yeon-Ji membutuhkan kehadirannya, tetapi tanggung jawab itu tidak bisa ia abaikan.

Kim woon: ayah akan segera kembali yeon ji, sekarang kau beristirahat lah dan dengarkan apa yang dokter katakan pada mu

Yeon ji: baik ayah, tapi tolong jangan bawa apa pun saat menemui ku lagi

Yeon ji : Karena aku hanya ingin ayah kehadiran ayah, bukan hal lain nya

Kim woon : Baiklah sayang kalau begitu ayah pamit ya

Ia berdiri dari posisi duduknya, membungkuk untuk mencium kening Yeon-Ji dengan lembut. Sentuhan itu terasa hangat, meninggalkan rasa tenang di hati Yeon-Ji. Setelah itu, Kim Woon beranjak menghampiri Dokter Aska, yang berdiri di dekat sofa.

Meskipun berwajah tenang, gerakan mendadak Kim Woon membuat Dokter Aska terlihat sedikit gugup, terutama saat pria itu menatapnya dengan tatapan serius.

Kim won : aku titip putri ku

Aska : baik tuan

Kim Woon mengangguk tipis, menunjukkan rasa percaya pada dokter muda itu. Tanpa berkata apa-apa lagi, ia melangkah menuju pintu bersama Wang He, meninggalkan rumah dan tiga orang di dalamnya—Yeon-Ji, Dokter Aska, dan Gae-Yeong.

Saat mereka bersiap menuju lift untuk membawa Yeon-Ji ke kamar Mingyu, seorang pelayan tergesa-gesa menghampiri Gae-Yeong, tampak sedikit gugup.

Pelayan : maafkan saya nyonya lift sedang tidak bisa digunakan, dan baru.akan diperbaiki besok karena ini hari libur tidak ada agen yang ingin berkerja

Gae yeong : apa yang kau katakan? Kenapa tidak mencari orang lain?

Pelayan : nyonya kami sangat takut ijika memanggil agen servis dari tempat lain bukan nya memperbaiki malah terjadi masalah nanti nya

Gae yeong : baiklah kalau begitu tapi cobalah untuk katakan kita akan membayar 2 kali lipat jika mereka bisa menyelesaikan hari ini

Mau tidak mau, mereka akhirnya berbelok menuju tangga. Langkah mereka melambat ketika tiba di depan tangga besar rumah itu. Semua terdiam sejenak, menyadari tantangan yang ada.

Yeon ji : tuan dokter, nyonya kalian tidak perlu khawatir....Kaki ku sudah baik baik saja, aku bisa menaiki tangga itu

Aska : Kaki mu memang sudah baik baik saja, tapi tubuh mu masih lemah. Kau tidak akan kuat untuk menopang tubuh mu untuk sampai diatas

Gae yeong : Kalau begitu biar ku minta pelayan untuk membantu mengangkat yeon ji

Aska : Itu tidak di perlukan nyonya saya sendiri yang akan membawanya kekamar

Gae yeong : Tapi itu akan merepotkan mu kan?

Aska tersenyum kecil, menatap Gae-Yeong dengan penuh keyakinan.

Aska : saya tidak merasa di repot kan lagi pula tuan kim sudah menitipkan yeon ji pada saya kan ?

Aska kemudian menunduk ke arah Yeon-Ji, wajahnya kini begitu dekat dengannya, hingga ia bisa merasakan hembusan napasnya. Tatapannya lembut namun tegas.

Tangan Aska bergerak hati-hati, bersiap mengangkat Yeon-Ji dari kursi rodanya. Jari-jarinya menyentuh lembut pinggangnya, membuat Yeon-Ji sedikit tersentak gugup.

Yeon ji : tuan...

Aska : Nona kau percaya pada ku kan?

Yeon-Ji tidak langsung menjawab, tapi ia mengangguk kecil, meski hatinya dipenuhi rasa ragu dan malu. Aska, tanpa ragu, mengangkat tubuhnya perlahan dari kursi roda, memposisikan Yeon-Ji di sisi tubuhnya.

Yeon-Ji menatapnya dengan wajah memerah. Aska, dengan sabar, mendekatkan wajahnya sedikit hingga nyaris tak ada lagi jarak diantara keduanya. Ia berbisik, suaranya tenang namun cukup jelas untuk yeon ji dengar.

Aska : nona lakukan lah dengan benar, jika tidak ingin kita jatuh bersama

Yeon-Ji terdiam mendengar kata-kata Aska, wajahnya memerah karena malu, tapi ia tak ingin menjadi beban. Dengan ragu, ia mempererat pelukannya di leher Aska, mencoba menahan rasa canggung yang meliputi dirinya.

Dengan perlahan, Aska mulai melangkah menaiki tangga, tubuhnya tetap stabil meskipun membawa Yeon-Ji yang bersandar padanya. Suara langkahnya terdengar tenang, seolah memastikan setiap pijakannya kuat dan aman.

Di sepanjang perjalanan menaiki tangga, Yeon-Ji merasakan kehangatan dan detak jantung Aska yang stabil. Hal itu membuatnya merasa sedikit lebih tenang, meskipun rasa canggung dan malu masih tersisa.

Dari bawah tangga, Gae-Yeong memperhatikan dengan saksama. Tatapannya tertuju pada punggung Dokter Aska yang perlahan menaiki tangga sambil membawa Yeon-Ji dengan penuh kehati-hatian. Ia bisa melihat bagaimana Aska begitu sabar, memastikan Yeon-Ji merasa nyaman dan aman.

Sejenak, Gae-Yeong menghela napas pelan, lalu menatap mereka dengan sorot mata yang penuh dengan perasaan campur aduk. Dalam hatinya, ia bergumam pelan, tanpa seorang pun mendengar.

Gae yeong : " Seandainya mingyu bisa bersikap seperti aska, mungkin kehidupan yeon ji tidak akan seburuk ini "

Sementara Kim Woon dan Wang He sibuk menjalankan tugas dari Do Hyun, pria itu tengah berada di sebuah ruangan private. Lampu redup menerangi meja di antara mereka, menciptakan bayangan tajam yang menambah kesan tegang.

Di seberangnya, seorang pria muda, sekitar usia 28 tahun, duduk dengan postur santai. Wajahnya tampan, tapi mata tajamnya memancarkan rasa percaya diri yang terlalu besar untuk usianya. Dia adalah Dae Woong, seorang pengusaha baru yang cukup ambisius untuk menarik perhatian Do Hyun.

Do Hyun menatapnya dengan pandangan penuh otoritas, suara rendahnya terdengar dingin namun memaksa.

Do hyun : kau harus memberikan nya pada ku, kau tau apa akibatnya jika ini sampai di tangan orang lain

Dae woong : tapi semua tak selalu tentang dirimu kan tuan ?

Dae woong : Jangan bermain-main dengan ku nak, kau masih baru dalam bisnis ini, kau tidak tau seberapa berbahaya orang di depan mu kali ini

Dae woong : itulah yang ingin ku jelaskan pada anda tuan

Ketegangan di ruangan itu memuncak, seperti dua predator yang saling mengintai, menunggu siapa yang akan membuat langkah pertama.

Dae woong : Anda mungkin memiliki kekuasaan, tapi semua nya tak kan bertahan lama tanpa donor jantung itu kan?

Do hyun : Katakan saja sebenarnya berapa harga yang kau inginkan untuk donor itu

Dae woong : Aku tau kau bisa membayar berapa pun angka ku sebutkan, tapi lebih dari itu aku tidak akan pernah berikan harapan pada seseorang yang begitu arogan seperti mu

Do hyun : Jangan bermain-main ini menyangkut kehidupan ku, sebaiknya katakan yang kau inginkan dan segera berikan donor itu pada ku

Dae woong : maafkan saya tuan tapi saya tidak butuh kebaikan atau uang mu, Kau yang datang kemari karena membutuhkan donor itu, tapi sikap mu sekarang seakan aku lah yang datang mengemis membutuhkan bantuan mu. Sikap arogan mu membuat ku muak

Dae woong: Mungkin kau terbiasa mempermainkan hidup orang lain tapi itu takkan berhasil pada ku karena mereka yang kau ancam adalah orang-orang kecil dibawah mu

Dae woong : Tapi aku min dae woong, dan aku adalah orang yang bisa memberikan mu hidup. Jadi bersikap lah sopan jika bicara dengan ku

1
endang sumiati
ayo ming yu bangkit dan cintai yeon ji...biar kakekmu kalah...bucinlah
endang sumiati
alur cerita yg menguras emosi...bagus sekali...
kakek yg egois dan berhati iblis...bagaimana jika cucux benci yeon ji berubah menjadi bucin...
Just story: Ntah lah terkadang kehidupan gak begitu adil pada beberapa orang, namun terkadang kehidupan juga tidak selamanya seperti yang terlihat. Dia yang terlihat lemah tak berdaya mungkin bukan karena tuhan ingin dia begitu tapi karena adanya dia akan menjadi ujian bagi siapapun yang bersama nya
endang sumiati: yg tau endingx hanya author tapi penikmat bacaan lebih menginginkan bacaan yg menghibur dan realistis meskipun ini fiksi semata sebatas imajinasi author...
seperti ada siang ada malam ...ada baik ada buruk...ada tangis ada bahagia ...mungkinkah yeon ji akan menangis terus...
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!