Karena bosan dengan kehidupan yang dijalani selama ini, Rania gadis cantik berusia 25 tahun yang telah menyelesaikan s2 di luar negeri ingin mencoba hal baru dengan menjadi seorang OB di sebuah perusahaan besar.
Tapi siapa sangka anak dari pemilik perusahaan tersebut justru menginginkan Rania untuk menjadi pengasuhnya.
Sedangkan Raka duda berusia 40 tahun ,CEO sekaligus ayah dari 3 orang anak yang belum move on dari sang mantan istri yang meninggal pasca melahirkan anak ke 3 nya.
Bagaimana perjalanan Rania dalam menghadapi tantangan yang dibuatnya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ibu Cantik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Selisih Paham
Raka baru sampai di kediamannya setelah seharian menemani Rania di rumah sakit.
Raka menggendong Zian yang tertidur,di keadaan seperti ini Raka selalu merasa bersalah kepada putranya kecilnya karena belum bisa memberikan kasih sayang yang utuh untuk Zian.
Saat membuka pintu kediamannya sudah gelap, entah dimana Leon dan Revan berada yang jelas dia ingin mengistirahatkan tubuhnya yang terasa lelah.
Raka meletakkan Zian di tempat tidurnya, selama ini Raka tidur bersama Zian,dia tidak tega membiarkan Zian tidur sendirian. Setelah mengganti baju Zian Raka lanjut membersihkan tubuhnya yang seharian sudah beraktivitas. Dirasa tubuh nya sudah terasa segar Raka turun ke bawah untuk mengambil air mineral.
Saat sedang minum Raka dikejutkan oleh kehadiran Revan yang begitu tiba-tiba.
"Kamu belum tidur Van, bagaimana hari ini apakah ada kendala."
Revan masih terdiam sambil menatap Raka dengan tatapan yang tidak terbaca.
"Dari mana papi hari ini?." Bukannya menjawab Revan malah memberikan pertanyaan balik,Raka memicingkan matanya,"seperti biasanya papi ke kantor." Raka menjawab seadanya.
"Papi ga usah bohong, jelas-jelas hari ini papi ga ke kantor." Revan mulai menaikkan nada bicaranya.
"Sebenarnya ada apa, kenapa tiba-tiba kamu peduli dengan aktivitas papi." Raka terheran melihat sikap putra sulungnya.
"Hari ini aku lihat papi gendong perempuan dan dia masih muda, siapa itu Pi, sekarang papi mau ngelak?." akhirnya penasaran Raka terjawab.
"Dia office girl di perusahaan papi yang sudah menyelamatkan Zian,dia kembali terluka dan papi membantunya, apakah papi salah?." Raka mengatakan yang sebenarnya tapi Revan tetap tidak percaya.
"Apa papi pikir aku akan percaya,aku sangat mengenal papi,papi tidak akan peduli dengan seseorang jika orang itu tidak sepesial di hidup papi." Raka mencerna makna ucapan Revan, apakah dia salah jika menolong Rania.
"Revan ada kalanya kita melihat suatu masalah dari sudut pandang orang lain,dan jangan menyimpulkan sesuatu jika kita tidak mengetahui kebenarannya." Raka berusaha memberikan pemahaman kepada Revan.
"Oh jadi sekarang papi belain perempuan murahan itu." Revan berkata dengan senyuman sinis.
"REVAN."
PLAK
"Papi ga pernah mengajarkan kamu bersikap kurang ajar ya, selama ini papi diam saja melihat sikap kamu yang berubah dan tidak bisa diatur." Amarah Raka tidak dapat dibendung mendengar ucapan Revan yang kurang ajar.
"Bahkan papi rela nampar aku demi belaian perempuan itu, SAMPAI KAPANPUN TIDAK ADA YANG BISA MENGGANTIKAN POSISI MAMI DI RUMAH INI,PAPI INGAT ITU."
Setelah meluapkan amarahnya Revan pergi meninggalkan Raka yang masih di selimuti kemarahan.
Arggggggg
Raka menatap telapak tangan yang telah menampar putranya, hatinya diliputi penyesalan. Raka merindukan putra sulungnya yang baik,Raka merindukan Revan yang hangat,Revan yang murah senyum,dia seperti kehilangan putra pertama bersama dengan istrinya. Selama ini Raka memendam semuanya sendiri,jika dia ditanya bagaimana keadaannya,maka Raka akan menjawab bahwa dia sangat hancur tapi di paksa untuk kuat,kuat untuk ketiga putranya dan kuat untuk perasaannya. Raka hanya anak yang sudah kehilangan orang tuanya,Raka adalah laki-laki yang kehilangan cintanya,dan Raka adalah orang tua tunggal untuk anak-anaknya. Semua menyalahkan dia atas kematian istrinya tanpa mereka tau bahwa dia adalah yang paling hancur dari semua ini.
Leon yang baru pulang dari nongkrong tidak sengaja mendengar dan melihat keributan papi dan kakaknya. Ada kalanya Leon sama seperti Revan yang ingin menyalahkan adiknya atas kematian maminya,tapi Leon mampu mengendalikan perasaannya dan berdamai dengan keadaan. Melihat papinya yang nampak tidak baik-baik saja Leon mencoba mendekati Raka.
"Papi." Raka yang mendengar suara Leon langsung mengusap air matanya dan menoleh ke arah sumber suara.
"Kenapa baru pulang jam segini." Meskipun Raka sedangkan tidak baik-baik saja Raka tetaplah Raka yang perhatian kepada putra-putranya.
"Baru beres nongkrong sama temen-temen Pi."
"Jangan kebiasaan pulang malam,papi ga suka."
"iya Pi,ada masalah apa papi sama kak Revan." Meskipun Leon mendengar pertengkaran tadi tapi dia ingin memastikan akar masalah yang sebenarnya.
"Seperti yang kamu dengar." Ternyata Raka mengetahui bahwa Leon sudah menguping pembicaraannya.
"Papi marah aja masih sempet lihat sekitar, giliran ada janda hot depan rumah aja ga mau ngelirik sama sekali, cupu banget." Leon hanya mampu mengatakan kalimat tersebut di dalam hati.
"hehehe, ketahuan ya Pi,tadi Leon mau join takut kena gampar juga,eh." Leon keceplosan.
Raka hanya menggelengkan kepalanya mendengar penuturan putra ajaibnya ini.
"Apapun yang bisa buat papi bahagia lakukan Pi,Leon ga keberatan." Entah setan dari mana tiba-tiba Leon menjadi bijak.
Raka merasa merinding melihat Leon karena tidak biasanya Leon berkata dengan benar, untuk memastikan Raka memegang kening Leon.
"Ga panas,tapi kenapa kamu aneh." Leon menepis tangan Raka,Leon merasa bahwa papinya tidak bisa diajak serius.
"Papi mah ga bisa diajak serius, giliran Leon mode mario teguh malah disangka sakit." Leon berkata dengan cemberut.
"Ga kebalik nih yang ga bisa serius."
"Iya iya deh."
Raka sedikit terhibur dengan kelakuan Leon,dia bersyukur karena memiliki Leon meskipun lebih banyak merepotkan tapi Leon tidak pernah ikut untuk menyalakannya.
Raka berdiri dari meja makan,"sana tidur besok papi antar ke sekolah."Raka mengacak rambut Leon dan berlalu ke kamarnya.
Leon yang tersadar dari lamunannya, tumben-tumben nya Raka mau mengantarkan dia kesekolahan, apakah ada maksud terselubung,kita nantikan saja teman-teman.