NovelToon NovelToon
PENCARIAN ISTRI SEMPURNA

PENCARIAN ISTRI SEMPURNA

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Naim Nurbanah

Pencarian nya untuk mendapatkan wanita idaman yang bisa menerima diri dan anak-anak nya, melalui proses panjang. Tidak heran hambatan dan ujian harus ia hadapi. Termasuk persaingan diantara wanita-wanita yang mengejar dirinya karena dia termasuk pria yang mapan, tampan dan punya banyak aset yang berharga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naim Nurbanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

Lusa nanti sudah mulai puasa Ramadlan. Mamak Ruminah merasa berdebar-debar dan rindu yang mendalam ingin segera menemui putra dan menantunya Sabrina di Jakarta.

"Sebentar lagi aku akan kembali bertemu mereka," batin Mamak dengan penuh kebahagiaan.

Selain itu, tentu saja, Mamak Sarina juga rindu akan kesembilan cucunya yang mungkin sudah semakin lucu dan menggemaskan sekarang.

"Semoga mereka semua sehat dan baik-baik saja," doa Mamak dalam hati, menambah semangatnya untuk menyiapkan semua persiapan jelang perjalanan nanti.

Dia ingin memastikan tidak ada yang terlewat saat bertemu keluarga besar di Jakarta. Lupakan tentang jarak dan waktu, saat ini yang ada dalam pikiran Mamak Sarina hanya rasa syukur yang begitu luar biasa. Ia akan kembali menggenggam tangan putra dan menantu tercintanya, serta melihat kesembilan buah hatinya yang tumbuh besar seiring waktu. Ramadlan kali ini pasti akan terasa lebih indah dan bermakna.

Sementara itu Sabrina dan juga Fauzan sudah menjemput mamak Sarina di bandara. Pasangan suami istri itu sengaja tidak mengajak anak-anak nya karena selepas magrib anak-anak masih belajar mengaji di rumah dengan guru privatnya. Mereka hanya berdua saja naik mobil tanpa mengajak sopir pribadi.

Sepanjang perjalanan menuju bandara, Nurul memikirkan apa yang hendak di beli lagi untuk makan malam bersama dengan mamak Sarina. Berbeda dengan Fauzan yang hanya fokus menyetir mobilnya.

"Mas, nanti kalau kita melewati soto Betawi, kita berhenti dulu yah mas. Aku mau membelikan tiga porsi soto Betawi untuk mamak. Mamak pasti suka," Sabrina masih memikirkan hal yang lain.

"Iya, sayang! Nanti beli nya setelah menjemput mamak saja. Atau bila perlu sekalian mengajak mamak makan di sana. Bagaimana,Hem? Sementara anak-anak biar makan malam di rumah tanpa kita tidak apa-apa kan?" Fauzan menanggapi.

"Terserah mamak saja deh nanti kalau begitu. Mamak mau makan apa? Tapi aku ingin belanja banyak buah-buahan segar dan juga susu buat anak-anak. Puasa ramadlan bulan ini anak-anak harus tetap sehat, bersemangat dan tetap beraktivitas. Walaupun banyak liburan nya bulan ini," Sabrina memikirkan gizi anak-anak nya.

""Iya, terserah kamu saja, Sayang! Yang terpenting kamu bahagia bersama anak-anak kita. Mamak juga merasa nyaman di rumah kita selama berpuasa bersama di bulan Ramadhan tahun ini di Jakarta," sahut Fauzan, suami Sabrina.

Dia memang selalu mendukung setiap keputusan Sabrina.  Sabrina bisa merasakan ketulusan cinta dalam setiap kata yang dia ucapkan. Sabrina melihat Fauzan tetap fokus menyetir mobilnya menuju bandara. Hati Sabrina merasa hangat, tahu bahwa ada seseorang yang begitu mencintainya dan menginginkan kebahagiaan untuk Sabrina.

"Apakah aku sudah menjadi istri yang baik untuk Fauzan? Haruskah aku lebih banyak memberi dukungan padanya juga?" pikir Sabrina Tersenyum lirih. Wanita yang dulunya sempat menikah dengan Anies dan melahirkan Sandra menggenggam tangan suaminya erat, memastikan bahwa Sabrina akan selalu ada di sampingnya dalam suka dan duka. Fauzan tersenyum saat istrinya menggenggam satu tangannya walaupun sebentar saja.

"Kamu bisa menggenggam tangan ini nanti kalau sudah di rumah yah sayang. Sekarang aku masih nyetir mobil. Oke?" goda Fauzan pada Sabrina. Wanita itu menjulurkan tangannya karena dia sangat paham apa yang diinginkan suaminya ketika sudah berada di rumah.

"Malam ini, aku mau tidur bersama mamak saja," Sabrina sengaja menggoda suami nya.

"No, sayang! Bagaimana dengan aku?" Protes Fauzan. Sabrina lagi-lagi menggoda suaminya.

"Kamu bisa tidur sama anak-anak," sahut Sabrina yang tidak bermaksud serius mengatakan hal itu.

"Pokoknya aku harus bobok di keloni istriku. Titik!" Fauzan seperti anak kecil yang meminta sesuatu harus dituruti. Sabrina terkekeh melihat sikap suaminya yang sangat manja dan sepertinya anak kecil ketika berdua bersama dengan nya.

*****

Setelah menjemput Mamak Sarina dan melewati momen kangen-kangenan bersama putra, menantu, dan cucu-cucunya, Mamak Sarina kini menemani Sabrina sambil menikmati secangkir kopi di belakang rumah, dekat dapur. Apa yang sedang mereka obrolkan membuat hati mereka bergetar, karena topik pembicaraan tidak lain adalah mengenai Erlina dan Mamak Ruminah yang kondisinya kian memburuk akibat sakit stroke yang diidapnya. 

 "Sebenarnya, aku tidak tahu harus merasa bagaimana," gumam Sabrina, sambil mencoba mengurai perasaan yang memenuhi hatinya. 

"Aku sedih untuk Mamak Ruminah, tapi juga cemas akan keadaan Erlina. Bagaimana kalau mereka tidak mampu menjalani hidup yang bahagia seperti yang mereka inginkan?" Pikiran ini membuat Sabrina merasa semakin tidak tenang. Mamak Sarina mendengarkan curahan hati Sabrina sambil mencoba merenungkan perasaan yang sama. 

"Kadang, hidup memang tidak selalu seperti yang kita harapkan, Nak. Namun, kita harus tetap kuat dan berdoa agar mereka diberi kesembuhan dan kemudahan dalam menjalani hidup ini." Mendengar kata-kata bijak dari Mamak Sarina, Sabrina merasa sedikit terhibur. Meskipun ia tidak bisa memastikan bagaimana nasib mereka, namun Sabrina tahu bahwa doa dan dukungan keluarga adalah yang terpenting dalam menghadapi cobaan ini. Semoga, semuanya akan baik-baik saja pada akhirnya.

"Saat mamak mengunjungi mamak Ruminah, mamak ketemu Erlina. Jelas tidak mungkin mamak bertanya akan pekerjaan nya sekarang. Namun penampilan nya sekarang sudah berbeda dengan dulu," cerita mamak mertuanya Sabrina. 

Saat kedua wanita beda generasi itu sedang asyik berbincang-bincang tentang Erlina, Fauzan datang menghampiri mamak Sarina dan juga Sabrina sambil membawa secangkir kopi miliknya. Pria itu bergabung duduk bersama dengan istri dan mamak nya.

"Sepertinya asyik sekali ngobrolnya. Pasti ngobrol tentang resep masakan yah?" Fauzan mencoba menebak. Mamak Sarina langsung membenarkan pertanyaan putra nya.

"Benar, kamu mau dimasakin apa besok sama mamak? Untuk sahur pertama di bulan suci Ramadhan nanti, kita harus bikin menu yang spesial dong," ucap mamak Sarina dengan semangat yang begitu tinggi menyambut bulan suci Ramadhan. 

Semakin bergemalah hati Sabrina dan Fauzan, mendengar ucapan mamak yang penuh kasih dan semangat. Tanpa terasa, sebuah haru menghampiri saat Fauzan menyadari bagaimana kebaikan dan perhatian mamak tidak pernah padam. Bagaimana bisa Fauzan melupakan momen istimewa ini, saat mereka semua berkumpul bersama menjalani puasa Ramadhan? Tahun ini memang benar-benar berkesan, karena mamak sengaja memilih untuk berkumpul dengan putranya, cucu-cucunya yang ramai, dan menantunya di Jakarta.

 "Ah, betapa beruntungnya aku bisa merasakan suasana hangat keluarga yang menyatukan hati seperti ini," gumam Fauzan dalam hati. Dalam kesederhanaan itulah, terasa kebahagiaan yang tak ternilai.

"Boleh request tidak Mak? Aku mau tempe kering buatan mamak dengan sambel terasi nya. Ih suka sekali kalau sahur pakai sambal terasi buatan mamak," sahut Sabrina dengan tersenyum lebar. 

"Tentu dong, Sabrina. Nanti mamak buatin khusus buat kamu supaya anak yang ada di perutmu tidak ngeces," ucap mamak Sarina yang membuat Fauzan dan Sabrina saling berpandangan. Keduanya tentu saja belum tahu kalau Sabrina hamil.

"Loh Mak, Sabrina belum hamil kok," protes Fauzan.

"Ah kamu ini, mamak tidak mungkin salah menebaknya. Istri kamu sudah mengandung anak kamu. Kalau tidak percaya, besok pagi bisa di tes atau periksa di rumah sakit," ucap mamak Sarina dengan yakin.

Fauzan memberi isyarat pada istrinya, menyarankan agar mereka beristirahat dan kembali ke kamar mereka. Sementara itu, mamak Sarina yang sudah mulai mengantuk pun bergegas ke kamar yang telah Sabrina siapkan untuknya. Saat itu, Fauzan tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. 

"Akhirnya, keluarga kami akan bertambah satu anggota," gumamnya dalam hati, begitu mendengar kabar bahwa Sabrina sedang mengandung. Ia tersenyum simpul, merasa beruntung dan bersyukur dengan anugerah tersebut. Namun, di sisi lain, Fauzan merasa cemas. 

"Apakah aku akan menjadi ayah yang baik? Bagaimana jika aku gagal memberi yang terbaik untuk istri dan anak-anakku?" pikirnya, cemas.

 Ia menatap istrinya yang sedang berganti pakaian tidur setelah sebelumnya masih mengenakan pakaian rapi. 

 "Aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi suami dan ayah yang baik, yang mampu memenuhi kebutuhan keluarga dan memberikan cinta serta kasih sayang yang mereka butuhkan," tekad Fauzan dalam hati, sebelum akhirnya Fauzan menuntut istrinya ke atas peraduan untuk melakukan ritual suami istri sebelum berangkat tidur.

1
Cici Rosmawati
⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐
Nasih Moh
luar biasa
Jongger
cukup bagus Thor... semangat nulisnya
Wenny Enny
Luar biasa
Nays Noer
hayo pilih yang mana?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!