Azril Fathurlutfi adalah seorang remaja yang merantau ke Jakarta untuk meraih prestasi nya demi mewujudkan impian kedua orang tua nya
Di tinggalkan banyak harapan dan impian oleh kedua orang tuanya membuat azril menjadi terobsesi akan keberhasilan
Apa jadinya jika di tengah obsesi itu ada kisah percintaan yang cukup rumit antara sahabat nya, dan kedua teman perempuan nya
Apakah Azril mash bisa fokus dengan obsesi itu atau malah goyah karena percintaan yang cukup rumit ??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ezama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Permintaan ibu 2
Malam telah tiba Safira tidak mendapati lisa di rumah dia menengok azril dan lisa sedang berbicara di depan gubug milik azril
Safira di kagetkan dengan suara dina yang perlahan bangun dari tidur nya dengan cepat Safira mendekati nya
" kak dina, kaka sudah bangun? " dina hanya mengangguk menatap Safira
Safira mengambil air minum di samping nya " kak dina, minum dulu "
" Safira, kemana lisa? "
" lisa sedang bersama azril di depan gubug nya "
" Safira- "
" kak, kenapa kaka menyembunyikan penyakit kaka dengan aku "
" aku tidak ingin membuat mu khawatir fir, aku juga tidak papa kan aku hanya kelelahan "
" sekarang memang tidak papa, tapi besok kita harus ke kota dan memeriksakan penyakit kaka ke rumah sakit " dina menggeleng
" tidak Safira, aku tidak apa-apa, penyakit ini akan segera sembuh "
" tidak akan sembuh kak, penyakit jantung itu turunan dari bapa dan ibu, kita hanya bisa mencegahnya untuk tidak kambuh lagi "
" Safira, aku kesini bukan untuk berobat.. aku kesini ingin bertemu lisa.. aku tau penyakit ini tidak ada ujung nya.. aku mengkhawatirkan lisa fir "
" lisa baik-baik saja kak, sekarang kita harus memeriksakan kesehatan kakak " dina kembali menggeleng
" Safira, kapan saja aku bisa pergi karena penyakit ini cepat atau lambat.. aku takut meninggalkan lisa seorang diri tanpa pendamping hidup "
Safira mendengarkan dina dia menatap wajah pucat itu
" kak dina, aku minta maaf.. sebenarnya aku dan mas reno sudah menjodohkan lisa kak bahkan sekarang mereka sudah bertunangan.. maaf sekali lagi kak aku tidak meminta persetujuan mu terlebih dahulu "
bukannya marah dina justru tersenyum bahagia setidaknya dia dapat pergi dengan tenang
" tidak apa-apa fir, bagaimana pemuda itu aku ingin bertemu dengannya "
" aku akan menyuruhnya kemari kak " dina menggeleng
" jangan, biar aku melihat nya di rumah mu saja.. sangat jauh jika dia kemari " Safira mengangguk
tak lama reno menelfon nya " kak aku tinggal sebentar ya, mas reno menelfon " dina hanya mengangguk
Safira keluar dari kamar dina menuju teras rumah sederhana itu mengangkat panggilan sang suami
" hallo mas "
" hallo sayang, bagaimana keadaan mbak dina, maaf aku tidak bisa ikut tadi sayang hari ini meeting tanpa henti dengan beberapa klien "
" gak papa mas, kak dina menuruni penyakit ibu dan bapa mas, aku takut mas "
" besok aku kesana, biar sekalian kita bawa mbak dina ke rumah sakit kota ya sayang "
" iya mas, lakukan yang terbaik untuk kakak aku satu-satu nya mas, aku mohon "
" kamu bicara apa sayang, sudah pasti aku akan memberikan perawatan yang terbaik untuk mbak dina, kaka kamu itu berarti kaka aku juga kan? "
" terimakasih mas, sudah dulu ya alyssa menangis "
" iya sayang, besok aku kesana ya "
" iya mas "
panggilan pun berakhir Safira kembali masuk menghampiri anak nya yang menangis
" laras, kamu keluar lah bersama bu de, cari makanan cepat saji, aku yakin kak dina pasti lapar "
" baik bu "
Safira masuk kembali ke kamar dina mendapati kaka nya itu tengah duduk bersandar di dipan kayu tempat tidur itu
" kak dina " dina menoleh ke arah Safira lalu tersenyum kala melihat alyssa dengan mata bulat nya
" anak mu cantik sekali fir, persis seperti kamu " Safira mengangguk dan tersenyum
" fir, bisa kamu cerita kan sedikit mengenai tunangan lisa? " Safira tersenyum
Safira menceritakan bagaimana sosok seorang abraham putra maliq itu kepada dina yang di lihat dan dia dengar sepengetahuan nya
tak lama laras baby sister alyssa masuk ke dalam kamar itu mengantarkan makanan untuk dina dan Safira
dina makan dengan di siapi oleh Safira sedangkan alyssa kembali di gendong oleh laras
setelah makan Safira menyuruh dina untuk beristirahat karena dokter tidak memberikan obat untuk di konsumsi dina
Malam kian larut Safira tertidur di sebelah dina bersama alyssa di ranjang kayu itu
***
Matahari telah bersinar pagi telah datang Safira bangun saat mendapati alyssa tidak ada di samping nya
dia bergegas keluar dari kamar itu dengan pelan agar tak membangun kan dina akhirnya Safira bernafas lega ternyata alyssa bersama suaminya di teras rumah
" mas " reno menoleh dan tersenyum
" kamu udah bangun sayang " ucap reno dan mengecup kening safira
mata safira menoleh ke arah mobil sang suami dan mata nya tergelitik dengan motor moge di depan mobil itu
" motor siapa itu mas? " reno melihat ke arah motor besar itu
" itu abram sayang, kemarin malam dia menelfon menanyakan lisa karena katanya lisa tidak bisa di hubungi, saat ku beritahu abram kekeh ingin ikut kesini yasudah aku tidak bisa menghalangi lagi " Safira mengangguk
abram mengerjapkan mata nya di mobil reno dia tertidur saat menunggu pagi dia melihat reno dan Safira berdiri di teras rumah lisa dia segera keluar dari mobil itu dan menghampiri mereka
" hallo tante.. lisa nya mana? " safira dan reno terkekeh pelan saat abram langsung menanyakan lisa
" lisa dari malam tadi keluar bram, mungkin ke rumah teman lama nya di sekitar sini " abram mengangguk tanda mengerti
" yasudah yuk kita masuk, tante buatkan kalian kopi "
" iya tante "
Safira langsung masuk ke dapur untuk membuatkan abram dan reno kopi tak berapa lama wanita itu keluar dari dapur membawa dua gelas kopi dan meletakkan di meja kecil di sana
mereka berbincang sebentar sesaat sebelum suara dina membuat Safira mendatangi nya ke dalam kamar
" kak, di luar ada abram tunangan nya lisa, dia kesini bersama mas reno " ucap Safira memberitahu
" aku mau menemui nya fir "
akhirnya dina keluar dari kamar dengan di tuntun oleh Safira menemui abram
abram langsung menyalimi dina dan memperkenalkan diri mereka berbincang asik membahas masa kecil lisa di kampung itu
" terimakasih kamu sudah mau menerima lisa dengan latar belakang nya seperti tante cerita kan tadi nak abram " abram tersenyum
" tidak mengapa bu, saya mencintai lisa dengan tulus " dina tersenyum mendengar penuturan abram
tak lama lisa dan azril datang, lisa terkejut melihat kedatangan abram dirinya mematung
" ini dia lisa nya " panggil dina membuat abram yang membelakangi pintu menoleh ke arah lisa dia berdiri menatap gadis nya itu
" kak Abram "
Abram tersenyum lalu berdiri dan tanpa kata langsung memeluk lisa sambil sesekali mengecup kepala lisa
" Maaf ya sa, gw telat ke sini nya, kemaren gw lagi di kampus, lagi ada kelas jadi handphone gw silent "
lisa melepaskan pelukan abram dengan sedikit kasar sehingga abram kebingungan
" kak, kenapa main peluk aja sih, malu "
abram tertawa kecil " maaf, gw lupa "
mata abram menoleh ke arah azril
" eh, zril. Lu kok ada di sini? "
" rumah gw di sini " -
" Akh, so, ini kampung yang lu maksud? "
" iya "
" Lu nggak usah cemburu ka, azril tuh sahabat aku dulu, mungkin sampe sekarang "
dina melihat interaksi itu saat azril pamit ke gubug nya dina mengajak lisa berbicara ke kamar
" sayang, kamu bahagia kan dengan abram? " lisa terdiam sampai saat ini lisa belum ada perasaan apapun dengan abram
" bu.. sebenarnya lisa-"
" ibu tau, maaf ibu membaca diary kamu " dina memeluk putri nya
" sayang.. ibu percaya dengan pilihan Safira pasti yang terbaik " lisa tersenyum paksa
" ibu tidak melarang kamu bersahabat dengan azril.. tapi ibu harap di antara kalian hanya ada hubungan antar sahabat tidak lebih " ucap dina sambil memandang wajah lisa
" lisa.. " dina mengambil kedua tangan lisa dan membawa nya ke paha nya
" ibu tidak tau, sampai kapan ibu di beri waktu oleh tuhan untuk bisa melihat kamu berdampingan dengan seorang lelaki baik yang dapat mencukupi semua kebutuhan kamu, yang mencintai kamu.. "
" ibu, azril itu-" ucapan lisa terhenti karena dina kembali berbicara
" dan ibu tidak melihat itu dengan azril sayang.. " lisa terdiam dan menunduk menatap tangan nya yang di genggam dina
" ibu tau azril lelaki yang baik, tapi abram.. jauh lebih baik sayang " lisa masih menunduk dia berusaha menahan air mata nya agar tidak terjatuh
" selama ini ibu tidak pernah minta apapun sama kamu kan? " lisa mengangguk
dina mengangkat dagu lisa agar menatap nya air mata lisa sudah tak tertahan lagi akhirnya pertahanan nya runtuh air mata nya luruh juga
dina tersenyum lalu mengusap pipi basah lisa dan menatap putri nya dengan hangat
" sekarang ibu minta sama kamu.. terima lah abram sayang.. ibu mohon atau ibu tidak akan tenang menjalani hari-hari ibu yang kian dekat dengan maut " lisa menggeleng
" gak bu, ibu gak boleh ngomong kaya gitu.. ibu pasti bisa sehat lagi kaya dulu " dina hanya tersenyum menatap lisa
lisa memejamkan mata nya dan kembali membuka nya menatap sang ibu tercinta
Maafkan aku azril batin lisa
" sesuai permintaan ibu.. lisa akan berusaha membuka hati untuk kak abram " dina tersenyum sebenarnya dia tidak sampai hati membuat putri nya seperti ini tapi bagaimana pun abram adalah calon suami idaman yang pasti bisa menjaga putri nya
Flashback off
^^^18 Maret 2025^^^