NovelToon NovelToon
Kisah Sang Naga Kuno

Kisah Sang Naga Kuno

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Epik Petualangan / Perperangan / Keluarga / Romansa
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Rizky Arifin

Kyros Temperor sang Dewa Naga Kuno Void dia adalah awal dan akhir serta perwujudan dari Kehampaan, hingga suatu ketika dia merasa bosan dia memutuskan untuk menciptakan Mahluk Naga Kuno lainya yaitu sang Naga Kegelapan Null Temperor dan sang Naga Surgawi Nyx Temperor sebagai Adek laki-lakinya agar dia tidak merasa bosan,namun karena suatu keadaan yang tidak menguntungkan dia harus tertidur selama ribuan tahun ketika dia bangun semua berubah...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rizky Arifin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23: Pangeran Kehampaan melawan Putri Naga Surgawi

"Aku senang kalian menyukainya tapi masih terlalu dini untuk terkejut."

Kyros terkekeh dengan mata berbinar, dengan gerakan tangan cepat dia memunculkan sebuah layar dihadapan Khaos dan Celestia.

"Dengan ini kalian bisa memilih berbagai macam medan perang dan jika pilihan kalian berbeda maka akan digabung menjadi satu."

Kata Kyros sambil menunjuk layar itu, sekilas Khaos dan Celestia saling berpandangan keheranan, kedua mata mereka terbelalak karena dengan bisa memilih medan pertempuran sendiri maka itu dapat menguji kemampuan mereka sampai batas maksimal di berbagai lingkungan yang berbeda.

"Aku dan Kyros akan meninggalkan kalian keponakanku disini jadi selamat bersenang-senang."

Null dan Kyros segera beranjak pergi meninggalkan Khaos dan Celestia untuk memulai permainan mereka.

Setelah Kyros dan Null meninggalkan ruangan itu tampak Nyx, Helena, Frostella, Ignis, Azrael, Leonis, Spiritea, dan Amarok

"Suamiku apa putri kita akan baik-baik saja?"

Tanya Helena kepada Nyx karena dia khawatir walaupun dirinya dan Nyx sudah terbebas dari tugas menjaga penghalang setiap kali putri mereka bermain dengan Khaos.

"Tenang saja sayang karena dia itu kuat."

Nyx percaya diri bahwa kali ini putrinya tidak mengalami masalah dan mampu melewatinya karena pertarungan putrinya dengan putra kakaknya selalu berakhir seri.

"Kawan kita juga bisa mencobanya nanti kan?"

Azrael menyeringai sambil menatap kearah Leonis, kedua rival lama itu juga ingin mencoba hal baru yang ada dihadapan mereka.

Sementara Null dan Kyros berbicara dengan Frostella, Ignis, Amarok dan Spiritea.

"Setelah pertarungan keponakanku selesai aku ingin salah satu dari kalian bertiga menguji kemampuan Amarok."

Null menjelaskan tujuannya yaitu untuk melihat seberapa jauh Amarok telah berkembang.

"Begitu yah mungkin nona Ignis bisa menjadi lawan yang cocok."

Spiritea berpendapat bahwa Ignis adalah lawan yang bagus untuk menguji perkembangan Amarok.

"Oh tidak jangan kakak perempuanku."

Amarok masih menyimpan trauma kepada kedua kakak perempuannya tapi jauh dilubuk hatinya dia yakin bahwa dirinya sudah berkembang pesat.

"Baiklah aku akan menilai kemajuan dari kadal lumpur itu."

Ignis menyetujuinya dengan sedikit mengomel dia masih kesal dengan Amarok dimasa lalu, Kyros yang dari tadi hanya mendengarkan mulai berbicara

"Tapi jika Amarok bisa membuktikan kemampuanya aku ingin kalian bertiga saling akur."

"Aku dan kak Frostella berjanji kepada kakak pertama untuk itu jika kadal lumpur itu bisa membuktikan kemampuanya."

Kata Ignis dan disebelahnya Frostella terlihat mengangguk setuju dengan itu.

"Kami berjanji kakak pertama, tapi sepertinya pertarungan dua anak itu akan dimulai."

Ujar Frostella sambil memperhatikan layar yang menayangkan seluruh medan pertempuran di arena baru.

Begitu Kyros dan Null pergi keluar maka Khaos dan Celestia langsung menyelami berbagai pilihan medan perang yang tersedia seperti anak-anak disebuah toko permen.

Keduanya menjelajahi setiap sudut dan celah arena dan menimbang pilihan mereka dengan semangat membara.

Setelah saling bertukar pandangan, tangan keduanya bergerak diatas tombol pilihan lalu menekan secara bersama dan mengunci medan pertempuran pilihan mereka.

Dalam sekejap arena berubah menjadi medan dengan perpaduan antara hutan dan es membuat keduanya terdiam takjub dengan pemandangan itu.

"Hitungan mundur akan dimulai dalam beberapa menit kemudian dan manfaatkan lingkungan ini sebaik mungkin."

Suara Kyros terdengar di seluruh medan pertempuran itu membuat mereka tersadar dari lamunan sejenak dan itu membuat mereka kembali fokus.

Hitungan mundur selama 10 detik dimulai membuat gelombang ketegangan menyelimuti udara sekitar sementara Khaos dan Celestia berdiri tegak diujung medan yang saling berlawanan, keduanya saling menatap dengan tajam menbuat suasana menjadi hening.

"Tiga."

Ketegangan semakin meningkat, seluruh orang yang hadir menonton pertarungan yang akan terjadi.

"Dua."

Suara nafas keduanya bergema dalam keheningan itu dengan irama yang mantap ditengai badai yang akan terjadi.

"Satu."

Celestia menerjang maju kearah Khaos dengan tangan yang mengepal, melihat itu Khaos tak tinggal diam saja, dia menghentikan pukulan Celestia dengan satu telapak tangannya.

"Apa hanya ini yang kau punya?"

Khaos dengan berani melakukan provokasi terhadap Celestia, dengan telapak tangan Khaos yang masih memegang lengan Celestia maka Khaos segera menarik lengannya dan membanting Celestia.

Tetapi sebelum itu tercapai Celestia memghilang dan muncul tepat dibelakang Khaos, Celestia tak menyia-nyiakan kesempatan ini dan menghantam punggung Khaos membuatnya terlempar cukup jauh.

"Aku juga belum serius sepupuku."

Senyuman jahat tersungging dari wajah Celestia tetapi tampak dari kejauhan Khaos sedang membersihkan debu yang ada dipakaiannya akibat dirinya yang terlempar.

Melihat itu Celestia sedikit terkejut dan kemudian kembali merangsek maju menuju arah Kyros yang terlihat santai sambil mengayunkan kakinya.

Kali ini kekuatan pukulan dari Celestia lebih kuat dari sebelumnya tetapi Khaos menghindarinya.

Sambil terus menghindari berbagai pukulan Celestia, Khaos bergumam.

"Tunjukkan padaku kekuatanmu yang itu."

Khaos mundur beberapa langkah kebelakang setelah menghindari dari banyaknya pukulan yang dilayangkan Celestia.

"Apa kau bermain-main denganku sepupuku?"

Tanya Celestia, sebenarnya Celestia dan Khaos sama-sama belum serius tetapi mereka akan melakukannya secara perlahan.

Celestia mulai mengeluarkan pedangnya sebuah pedang berukuran besar yang berhasil menghancurkan pedang milik Azrael.

Khaos yang menyadari itu juga mengeluarkan sebuah tongkat berwarna hitam legam sebagai senjata andalannya.

Kedua anak itu mulai bergerak maju, benturan senjata mereka bagaikan guntur yang menggema di udara saat mereka bertemu dengan kekuatan yang mengirimkan sebuah gelombang kejut di medan pertempuran, percikan api berterbangan saat dua senjata itu saling bertabrakan.

Seiring berjalannya waktu intensitas pertarungan semakin meningkat, semua gerakan diperhitungkan, semua tebasan dan pukulan diarahkan dengan presisi yang mematikan saat mereka berusaha untuk memenangkan pertarungan ini.

Di bangku penonton yang melihat dari layar, semuanya berdecak kagum melihat pertarungan itu.

"Mereka sungguh luar biasa."

Leonis tepuk tangan saat menyaksikan pertarungan itu, hanya dia sendiri yang bertepuk tangan di bangku penonton sementara rivalnya Raja Iblis Azrael memiliki komentar yang berbeda.

"Aku masih lebih baik dari bocah Khaos itu karena Celestia belum menggunakan kartu trufnya."

"Tapi jika melihat Khaos kurasa dia juga tidak terlalu serius."

Frostella mengatakan hal itu dengan duduk sambil menenggak minuman yang telah disediakan oleh Kyros dan Null, ya agar semua yang hadir tidak merasa bosan hanya menonton maka disajikan berbagai makanan dan minuman.

Kembali ke medan pertarungan terlihat pedang besar milik Celestia juga berhasil mematahkan tongkat milik Khaos membuat Khaos sedikit menjaga jarak dari Celestia.

Putraku jika kamu bisa menang maka aku akan mengabulkan satu keinginanmu

Sebuah telepati dari Kyros kepada Khaos yang membuat Khaos mengubah ekspresi wajahnya.

"Aku tak akan mengecewakan ayahandaku jika dia ingin aku memenangkan pertarungan ini."

Saat Celestia hendak kembali melayangkan tebasan pedangnya kearahnya hal yang mengejutkan terjadi.

Khaos memegang pedang Celestia dengan tangan kirinya kemudian menariknya sementara tangan kanannya mengeluarkan sinar ungu yang mengkilau.

Sebuah pukulan telak tepat mengarah pada dada Celestia seketika membuatnya terbang membentur penghalang yang terpasang di dalam arena.

"Bisakah kau sedikit serius gadis kuning?"

Ujar Khaos kepada Celestia yang langsung berdiri setelah terlempar cukup jauh dan dalam sekejap dia berpindah tempat tepat didepan Khaos.

"Maka sesuai keinginanmu sepupuku."

Celestia meletakkan kedua tangannya lurus kedepan dengan mengeluarkan sebuah sinar berwarna kuning emas yang cukup menyinari area sekitar keduanya.

"Dragonik Busterrr!"

Teriakan Celestia disusul oleh sinar cahaya berbentuk laser mengarah kepada Khaos, sinar itu menyapu bersih area yang dilewatinya.

Khaos yang melihat serangan segera menghindarinya, dia tau bahwa serangan itu berbahaya sehingga dia memilih menghindar.

Setelah menghindarinya, Khaos melihat kebelakang dan dia terkejut melihat pegunungan yang semula tertutup es kini terbelah menjadi dua dengan cairan lahar yang menyelimutinya.

"Aku bahkan belum menggunakan kekuatan penuhku sepupuku."

Kata Celestia yang menatap Khaos, ini akan menjadi pertarungan yang sangat panjang.

"Begitulah gadis kuning yang kukenal selama ini."

Khaos tersenyum kepada Celestia yang masih menatapnya dan kemudian kembali maju menghadapinya.

1
Aleana~✯
hai kak aku mampir, semangat nulis ny😊
gveshaklndra
mampir ceritaa akuuu Kaka,lanjut kaa
VELZARD: Like dulu gantian
total 1 replies
Siti Nor Rohmah
lanjut
Siti Nor Rohmah
keren
Siti Nor Rohmah
Mantap
Tomat _ merah
semangatt thorr
Lah_
Membuat terkesan
VELZARD: udh ada kelanjutan nya
VELZARD: Yah sekarang sedang membuat ilustrasi wujud manusia untuk Karakter Utama
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!