NovelToon NovelToon
Rembulan

Rembulan

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:66.8M
Nilai: 5
Nama Author: ShanTi

Dua putaran matahari ia lewati bersama laki laki yang sama dengan rasa yang berbeda

Cinta yang menggebu penuh dengan dambaan yang berakhir dengan kekecewaan kemudian mundur untuk memberikan ruang.

Cinta kedua yang dibelit oleh takdir karena kesalahpahaman namun berakhir untuk saling mengistimewakan menutup semua luka yang pernah ada.

Rembulan, berapa putaran bumi kau butuhkan untuk meyakinkan bahwa dia adalah laki-laki pilihan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ShanTi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dicari! Wali Nikah

Setiba di kantor ternyata Anjar sudah sampai terlebih dahulu, saat masuk ke ruangan, langsung diintogerasi.

“Gimana kena tendangan pinalti gak?” tatapannya penuh dengan rasa ingin tahu. Hampir tiga minggu sekantor bersama Anjar membuatnya bisa memahami istilah Anjar yang nyeleneh.

“Enggak.. Bolanya berhasil aku tepis, jangan khawatir gak selamanya Kiper itu tidak apatis, kalau perlu kiper bisa jadi striker” jawab Bulan asal.

“Hahahahah… kalau liat kemampuan kamu bisa jadi manager tim juga” beuh selalu saja berlebihan.

Suara pesan yang masuk ke hp mengalihkan perhatian Bulan, hmmm ini apa kakak dan adik keduanya mengirimkan pesan bersamaan. Dilihatnya terlebih dahulu pesan dari Juno.

“Kamu masih marah yah karena aku meminta pindah divisi. Yah.... memang terlalu berlebihan, aku tidak berhak mengatur soal sumber kehidupan orang lain. Bekerja saja di tempat yang membuat kamu nyaman dan merasa berkembang. Toh teman kamu bilang, kamu banyak membantu disana. Saya cuma meminta kamu untuk tidak terlalu dekat dengan ayah dari anak itu, tidak usah tanyakan kenapa, demi kebaikan kamu sendiri”

Bulan mengerutkan dahi, pesan yang aneh pikirnya. Penuh dengan pengertian tapi juga memberikan batasan, dan seperti biasa masih menyisakan pertanyaan. Kayanya dikehidupan sebelumnya Juno hidup sebagai mata-mata jadi sudah terbiasa penuh dengan rahasia. Bulan tertawa sendiri memikirkan imaginasinya.

Pesan dari Afi masuk bertubi-tubi, biasanya kalau seperti ini anak itu lagi galau pikir Bulan.

“Gembul..”

“P”

“P”

“P”

“P”

“Hmm.. ada apa lagi ini anak ababil” pikir Bulan

“Oppo?” tulis Bulan.

“Kamu kemana? Tadi aku cari ke cafetaria gak ada”

“Makan keluar”

“Sama sapa?”

“Anjar…”

“Jiaah… lu tuh yah mulai main api”

“Mau main api gimana… Raja api nya ada di tempat makan… gw ketemu Kak Juno disana”

“Set deh… rasa-rasa kepergok jadi pezinah aja :(  gw“ Bulan menggelengkan kepalanya membayangkan kecanggungan yang dialaminya tadi.

“Hahahahah mampus… makanya jangan suka iseng”

“Gak iseng lah… orang laper juga… lagian tadikan kamu gak ada”

“Gw balik pas makan siang… nyariin kamu gak ada… yaudah makan olangan… kasian deh si gw”

“Alah makan sendiri aja kaya yang penuh derita… pas lahir sendiri ntar mati juga sendiri… anggap aja latihan”

“Sialan lu… ngatain gw cepet mati…”

“Bukan Sis… Self reminder aja..”

“Ada apaan? Gw mw kerja nih…” Bulan harus segera memutus percakapan unfaedah ini.

“Gw disuruh Mama ngomong sama Bokap soal rencana tunangan… lu temenin dong ke kantor Bokap”

“Kapan?’

“Ntar sore…”

“Ayok… tapi baliknya bayarin makan malam pecel lele”

“Dasar cewe pamrih… ngaku aja naik jabatan supervisor… pecel lele aja minta dibayarin… Ayolah… gw mah sultini”

“Zeep… lanjut dulu gawe”

“Baik Bu Supervisor” Untungnya percakapan terakhir dengan Afi berakhir saat Marissa dan Kevin masuk ke dalam ruangan, mereka baru saja pulang rapat dari klien. Muka Kevin tampak serius dan kesal. Hmm… naga-naganya ada berita tidak baik.

“Makanya lu kasih batasan dong Vin… “ ucap Marissa sambil menyimpan berkas dokumen di mejanya.

Kevin melemparkan berkas di meja rapat, mengakibatkan beberapa dokumen berjatuhan sebagian ke lantai.

“Naaah lu… jadinya kan emosi jiwa… masalah rumah, jadi nyamber disini, kalau mau ribut mendingan lu susul si Inne ke bandara”

‘Suruh balik kalau lewat telepon gak didenger”

Ternyata keributan soal domestik pikir Bulan, ia sudah mencoba merapatkan diri ke layar komputer supaya tidak terlihat oleh seniornya, paling males kalau terlibat masalah ginian pikirnya.

Kevin mengusap mukanya, menarik nafas dan melihat keluar jendela kantor. Pemandangan lepas kota Jakarta yang panas dan kering melambangkan perasaannya saat itu.

“Gw udah males ngomong… percuma..” cuma itu jawaban Kevin, kemudian dia beranjak keluar.

Saat Optimus Prime keluar ruangan, seluruh autobot yang bersembunyi dibalik layar komputer langsung menampakkan wujudnya.

“What… what… ada apakah… “ Anjar langsung berdiri mendekat ke arah Marissa.

“Udeh gak usah kepo… masalah keluarga” jawab Marissa sambil membereskan dokumen yang dilempar Kevin.

“Jaaah… kawin gak ada asyik-asyiknya… ribut mulu” Anjar kembali ke mejanya, Bulan menunduk tidak ingin ikut campur berkomentar pada masalah orang lain.

*****************

Sorenya setelah bubaran kantor Afi sudah tidak sabar dengan mengirimkankan puluhan pesan agar Bulan tidak lupa untuk segera bersiap-siap. Anak itu kalau sudah ada maunya kadang suka berlebihan pikir Bulan.

“Buruan aku udah di lobby” pesan Afi yang kesekian kalinya masuk ke hp Bulan.

“Sebentar aku baru beres sholat. Sabar atuuhh” Bulan menggelengkan kepalanya, punya teman gak sabaran amat, mau ketemu sama Bapaknya aja musti ditemani.

Saat ditemui di Lobby ekspresi Afi sudah tidak sabar dan siap tempur ke medan perang.

“Napa sih Fi… santuy atuh… aku kan gak enak musti ngeduluin jam pulang. Mbak Marissa sama Pak Kevin aja masih di ruangan” keluh Bulan melihat muka Afi yang tampak seperti kesal menunggunya.

“Soalnya aku janjian sama Papa sebelum magrib. Dia bilang gak bisa pulang lewat magrib”

“Kuntilanak itu melarang Papa pulang lewat maghrib” Afi menjelaskan sambil cemberut, sibuk memesan mobil online untuk ke kantor Papanya.

“Kuntilanak?” Bulan mengerutkan dahi, siapa juga itu.

“Udah lah.. Gak usah banyak tanya” ekspresinya sudah penuh dengan kekesalan, Bulan menarik nafas, diajak menemani tapi dilarang bertanya. Tapi ia sudah perkirakan kalau Kuntilanak yang dimaksud adalah Tante Janet, istri kedua dari Papa Afi.

“Kenapa kamu gak ditemani sama Kak Juno?” tanya Bulan.

“Kak Juno lebih parah dari aku, dia kayanya udah gak pengen ngomong sama Papa kalau gak kepepet banget”

“Aku juga sebetulnya gak pengen ketemu sama Papa” Afi menarik nafas sambil menatap kemacetan di jalan.

“Wisuda aku gak minta ditemani sama Papa, masih ada Kak Juno dan Mama yang bisa nemenin aku, selama aku bisa aku gak pengen minta ditemani sama Papa” tatapan Afi tampak penuh kegetiran. Bulan tidak memberikan tanggapan, selama ia menjadi teman Afi hampir 7 tahun bersama. Ia hanya tahu muka Papa Afi dari foto saja, ternyata memang mereka memilih untuk menutup diri.

“Kalau aku nikah nanti sama Nico berarti Papa musti hadir sebagai wali nikah aku. Mama bilang kalau Papa musti ketemu sejak tunangan nanti sama keluarga Nico”

“Sebenernya… sebenernya kalau bisa wali sama Kak Juno aja aku gak apa-apa kok….hufft” Afi menyusut air mata yang menetes. Bulan terdiam, dibalik sikap Afi yang selengean sebetulnya ia anak yang sensitif, gampang tersinggung, suka baperan dan sangat tergantung. Itu sebabnya tidak banyak yang bisa dekat dengan anak ini.

“Ya gak bisa Fi… Papa kamu kan masih hidup, anak perempuan itu paling berhak untuk menjadi wali nikahnya yah bapaknya, nah kalau Papa kamu udah meninggal barulah bisa Kak Juno jadi wali nikah karena kakak kamu itu wali nasabnya” jelas Bulan, pelajaran agama saat SMA melekat kuat, dikepalanya. Dulu suka berpikir berpikir salah satu keuntungan memiliki Benny walaupun umurnya lebih muda adalah dia memiliki wali nasab kalau Bapak sudah tidak ada.

“Iya aku ngerti… makanya aku sekarang ketemu sama Papa… cuma belum apa-apa udah ngebatasin waktu...HUH” Afi tampak kesal.

“Yahh sabar aja Fi… kita gak tau juga kan mungkin aja memang ada masalah… positif thinking aja dulu… daripada datang dengan hati kesal” hibur Bulan sambil mengusap-usap punggung Afi.

“Udah berapa lama kamu gak ketemu sama Papa kamu?” tanya Bulan

“Dua tahun…” jawabnya cepat, Bulan langsung melotot kaget.

“Seriusan? Padahal kan satu kota Fi… kamu gak pernah ketemuan sama sekali? Lebaran lu gak silaturahmi?” Bulan kaget.

“Lebaran kan cukup kirim pesan Selamat Idul Fitri… SELESAI”

“Lagian gw salah apa sama Papa… ketemu juga kagak pernah jadi gak pernah buat dosa kan” jawab Afi pendek sambil tersenyum sinis.

“Ehh… itu gak silaturahmi sama orang tua termasuk dosa juga lagi” tungkas Bulan.

“Lebih dosa dia mengabaikan anak…” Afi menjawab tidak mau kalah… Bulan menarik nafas, kalau sudah meributkan soal Papanya, Afi tidak akan pernah mau mengalah.

“Hmmmm…. Ya udah deh gimana kamu aja, yang penting kamu jangan emosi dulu. Gak baik kalau udah lama gak ketemu datang-datang dengan muka perang kaya gitu”

“Gw mau ngomong sama Papa… “ Afi kembali merenung.

“Kalau nanti Papa datang ke acara tunangan bawa si Kuntilanak, mendingan gak usah ditemani sama Papa aja…”

“Gw malu sama keluarga Nico kalau sampe liat Papa sama Kuntilanak”

“Trus gw gak mau lihat Mama sedih” mukanya tampak kembali getir.

“Iya… aku ngerti, tapi kamunya musti ngomong baik-baik”

“Jangan nge gas dulu nanti bicaranya…”

“Ingat yang kamu ajak bicara itu Papa kamu dia orangtua, secara lu kan anak… secara hirarki posisinya di bawah Papa kamu… jadi yah bakalan merasa perlu dihormati ”

“Trus kalau memulai bicara dengan nada negatif atau menyerang nanti orang yang akan ajak bicara akan posisi defense alias bertahan … gak mau kalah… bakalan pamer kekuatan juga”

“Ntar ujungnya bukan dapat kesepakatan malah bubar jalan”

“Nih minum…. Tarik nafas….” Bulan menyodorkan tempat minum ke Afi yang melirik dan mengambil botol minum dari tangan Bulan.

“Makanya gw ngajak elu daripada sama Kak Juno… kalau sama Batu Berjalan yang ada malah emosi jiwa…. Gw mau curhat malah dicuekin… bikin emosi”

Bulan menarik nafas dan melirik “Jangankan elu Fi… gw aja udah nahan emosi nyampe karatan” tapi hanya bisa diucapkan di hati, khawatir nambah pikiran sahabatnya.

Tidak terasa mereka sudah sampai ke kantor Papanya Afi, perkantoran di daerah ruko-ruko yang besar. Bulan belum pernah datang kesini, rupanya betul kalau Papa Afi memiliki perusahaan ekspor impor sendiri.

“Kantor Bapa kamu gede juga Fi” Bulan memandang kantor yang tampak mentereng bila dibandingkan dengan ruko-ruko yang lain.

“Dikasih sama si Kuntilanak, dia ngerawarisin dari suaminya yang udah mati… kawin sama aki-aki yang udah mau mati. Pas mati dapat warisan banyak trus ngerebut suami orang …. Menang banyak dia” Afi kembali merepet dengan penuh kekesalan.

“Heitsss…. Minum lagi minum lagi….. Bismillahirohmanirrohim…. Fuuuuuf….” Bulan langsung membacakan doa ke air minum sebelum diberikan ke Afi, dengan tiga tegukan Afi langsung menghabiskan...hmmm ini haus atau mau mendinginkan otak pikir Bulan.

“Lets go… kita berjuang untuk mendapatkan Wali Nikah”

“Bismillah….”

1
Namira Puja Najya
assalammualaikum bunaaaaa,,,,, apa kabar? ga ada kabarrr iiih d ig bunaaa, kamana ath, apakah sehat, baik2 sajakah udah hampir 1 thn lebih bunaaa kemana? yaa allah iiiikh ga ada karya sebangus ini bunaaaa,,,,, akuh kangen ini ke 5x nya baca rembulan,,,, dmana pun bunaa berada sing sehat, banyak rezeki dan panjang umur love sekebon bunaaa😍😍😍😍😍
Exselyn Jelita
Juno... dilawan....udah pro gtcu lhoooo😆😆😆
Exselyn Jelita
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Dian_ode
semua karya teh shanti selalu bagus. nggak bosan2 sama karya-karya nya
Vitriani
Luar biasa
Armah Maulana
Mak jleb GK tuh
Armah Maulana
😂😂😂😂😂
Armah Maulana
😅😅😅😅😅
Evy
ceritanya seperti real kehidupan nyata..
aqu kalau kangen cerita ini aqu baca berulang ulang.. sukses kk santi.. 😍😍
Evy Rahmawati
g pernah bosan membaca novel ini karena ceritanya bgs banget kan byk hal baik yg bs kita ambil
3sna
anjay ..pinjam 100 trus apa lg ya td ,,udh di up disini duluan trnyt
Arien Woelandari
kangen karya kak ShanTi.
Namira Puja Najya
kenapa pas plot yg ini mengandung bawang, pdhl udah ke sekian kali nya baca ttp aja ini air matanya jatuh
Exselyn Jelita
soalnya bukan Le mineral sich.....
Imas deemashayoe Deemashayoe
Luar biasa
Herni Haryani
thor.... lanjut dong bonus chapternya pasti pada semanget n kangen pas ada notif up terbarunya,di tunggu thor,kangen sama a.juno n rembulan thor 🤦‍♀️
Herni Haryani
ya allah... sumpah thor eps ini selalu bikin air mata aku luruh ngk mau berganti yg ada ngalir terus,padahal udah kesekian x nya baca novel ini tanpa bosan.very... very... the best pokoknya mah 🤗
wuland
suka banget dg karya teh ShanTi. Masih menunggu karya selanjutnya
mom Cinta & Marvel
adakah novel dr teh Santi yg baru ?
Mira Hastati
bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!