Pata hati terbesar seorang Ayana, ketika dirinya masih pertama kali mengenal cinta dengan seorang pria dewasa yang begitu membuatnya bahagia dan berasa menjadi wanita yang paling dicintai. Tapi sayang kisah cinta yang sudah berjalan lama harus berhenti karena sang kekasih yang merupakan anak dari keluarga berada, harus menerima perjodohan dengan wanita yang setara dengannya. Hal itulah yang membuat Ayana menjadi pata hati dan sulit membuka hati untuk pria lain. Tapi? Enam tahun setelah kejadian itu Ayana yang berprofesi sebagai seorang guru, harus dihadapkan dengan seorang murid yang pendiam dan murung tidak seperti murid lainnya, sejak saat itu pula Ayana mulai mendekati anak tersebut dan tanpa di sadari anak perempuan itu merupakan anak dari sang mantan. Apakah kisah cinta mereka akan bersemi kembali??? Temukan jawabannya hanya Manga Toon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Lita pun mulai meninggalkan rumah Ibu Retno, saat ini dirinya diam bukan berarti dia mau menurut begitu saja bahkan ada rencana terselebung yang akan dia rencanakan bersama keponakannya yang bernama Shana.
"Tante, gimana ini kalau Deril ada di sana berarti kita tidak bisa hidup enak lagi dong," ucap Shana dengan kesal.
"Shana Sayang, kau pikir Tante mu ini bodoh, membiarkan Deril begitu saja hidup di rumah orang kaya, ya enggaklah, nanti suatu hari kita pasti bisa tinggal di sana," sahut Lita dengan begitu percaya diri.
"Cara gimana Tante?" tanya Shana yang merasa bingung dengan pemikiran tantenya itu.
"Sudah deh diam saja, masalah itu di pikir nanti saja," sahut Lita.
"Ibu ....!" teriak bocah berumur lima tahun itu.
"Iiiih apa sih jangan dekat-dekat," sahut Shana seakan tidak mau di peluk oleh putri kecilnya sendiri.
"Huuuush, sini Sayang sama nenek saja," ucap Lita sambil memeluk bocah kecil itu.
"Kamu ini Shana, selalu saja bersikap ketus sama Meme, dia ini anak kecil mana tahu dengan masalah orang tuanya," ketus Lita.
"Biarin saja, pokoknya aku nggak suka kalau anak itu deket-deket denganku, ya sudah sama Tante saja, aku tidak mau bersama anak itu," sahut Shana yang mulai beringsut.
Lita pun sibuk menenangkan Meme yang menangis karena ibunya gak mau di peluk, sedang seorang bocah laki-laki di dalam kamar, sedari tadi menahan rasa haus karena tidak sanggup untuk menggapai air putih yang letaknya lumayan jauh.
"Tante, Tante Lita," panggil bocah itu.
"Ada apa sih! Gak tahu ya, orang baru datang main panggil-panggil saja," omel Lita.
"Tante haus," keluh bocah yang bernama Deril itu.
"Ngerepotin saja sih jadi orang," dengus Lita sambil menyodorkan gelas ke arah Deril.
"Makasih Tante," sahut bocah itu dengan sopan meskipun tidak pernah di perlakukan dengan baik oleh Lita.
"Deril, besok pagi kau ikut ke rumah Bu Retno," ketus Lita.
"Kenapa memangnya Tante?" tanya Deril yang memang sedikit sungkan dengan Bu Retno karena memang kecelakaan itu terjadi akibat keteledorannya juga yang tidak memperhatikan jalanan karena terlalu senang ada pembeli dari arah seberang.
"Dia bilang ingin mengobati mu," sahutnya dengan nada ketus.
Deril hanya diam saja, bocah ini ingin sekali menggerakkan kakinya, agar tidak merepotkan orang-orang sekelilingnya.
"Ya Allah, aku ingin berjalan seperti dulu lagi tolong beri kekuatan pada kakiku agar bisa berdiri dengan kuat dan bekerja lagi membantu Tante Lita," ucap Bocah berumur 10 tahun itu.
*******
Di kediaman Ibu Retno, saat ini wanita paruh baya itu mengurung diri di dalam kamarnya, padahal sedari sore tadi anaknya sudah datang dan sempat menanyakan dirinya hanya saja wanita ini masih enggan keluar kamar, hingga Sang menantu yang mendatangi kamarnya.
"Ma, apa aku boleh masuk," ucap Ayana di depan pintu sana.
"Masuk saja Ay," sahut Retno dengan lirih.
"Mama ada apa? Kenapa dari tadi ngurung diri di kamar?" tanya Ayana.
"Mama, baik-baik saja Ay, maaf ya sudah membuat semuanya khawatir," ucap Retno.
"Ma, sebenarnya ada apa? Akhir-akhir ini Mama selalu murung," ungkap Aya.
"Sayang, sebenarnya ada yang mama sembunyikan dari kamu dan juga Andre," ucap Retno.
"Masalah apa! Mam, maaf ya kalau Aya ingin tahu," sahutnya dengan penuh hati-hati.
"Gak apa-apa Sayang, mungkin sudah waktunya, kalian tahu, karena mau di pendam terus-menerus Mama juga tidak tahan," tutur Retno.
Akhirnya Retno mulai menceritakan semua kejadian satu bulan yang lalu, yang membuatnya berada dalam titik sulit seperti ini.
"Astaga! Mam, masalah sebesar ini Mama pendam sendiri, terus bagaimana keadaan anak itu?" tanya Ayana yang langsung menjurus kepada korban.
"Dia masih belum bisa berjalan, sebenarnya kata dokter Deril bisa sembuh asal rutin terapi," ucap Retno.
"Aku khawatir uang sebanyak itu, tidak di pergunakan untuk berobat, malah sebaliknya mereka memanfaatkan momen ini," terang Aya.
"Mama, juga berpikir sama Nak, makanya sekarang mama stop transfer di rekening tantenya Deril," sahut Retno.
"Baiklah, kalau begitu Mama, tidak usah memikirkan apapun lagi, serahkan semuanya kepada Aya dan juga mas Andre, Mama tidak boleh stres nanti bisa berpengaruh dengan kesehatan Mama," papar Ayana.
"Makasih ya Sayang, kau begitu perhatian dengan Mama," ucap Retno sambil memeluk tubuh Ayana.
"Mama itu orang tua Ayana, jadi sudah sepatutnya Aya, memperlakukan mama sebaik mungkin," sahutnya penuh sahaja.
Retno merasa sangat bersalah, ternyata menantu yang dulu pernah dia tolak ternyata sekarang begitu baik dengan dirinya, o pantasan anaknya sulit untuk berpaling dari yang lain, selain cantik ternyata Ayana memiliki kepribadian yang baik.
****
Aya sudah berada di dalam kamar, menunggu suaminya yang masih sibuk dengan pekerjaannya, rupanya Andre masih belum berubah sedari dulu pria tampan itu masih gila saja dengan pekerjaannya.
"Mas, sudah dong, dari tadi pantengin laptop terus, memangnya gak sayang, istri cantiknya ini di anggurin terus," gerutu Aya.
"Sayang, bentar dulu ya! Nanti ada waktunya kamu aku terkam dan tidak akan ku lepas," sahut Andre sambil menatap ke layar laptop jari-jarinya pun masih menari-nari di atas keyboard.
"Idih, kalau masalah itu saja, langsung di jawab, memangnya siapa yang mau di terkam, orang aku mau cerita masalah Mama kok," papar Aya.
"Hah! Memang mama ada masalah apa?" tanya Andre kaget.
"Memangnya Mas, gak ngerasa tentang perubahan sikap mama akhir-akhir ini," ucap Ayana.
"Ngerasa sih iya, tapi pas aku tanya mama jawabnya gak ada apa-apa," sahut Andre.
"Awalnya juga seperti itu, tapi barusan aku datang ke kamarnya dan akhirnya mama pun mau berterus terang dengan masalahnya.
"Memang apa masalahnya mama Sayang!" tanya Andre.
"Jadi begini Mas, (........ )" Aya pun langsung menceritakan semua kepada suaminya.
"Astaga! Mama, sudah berumur masih saja, nekad," ucap Andre sambil memijat pelipisnya.
"Terus gimana dengan anak yang di tabrak mama?"
"Dia lumpuh, dan mama terus-menerus di peras oleh keluarga anak itu, makanya sekarang mama memutuskan untuk membawa anak itu ke sini supaya bisa mengawasi dan uang yang di gunakan untuk berobat terlihat jelas kalau si anak ada di sini," terang Ayana tanpa melebihkan dan mengurangi.
"Awas saja itu orang yang susah berani memeras Mama!" geram Andre sambil mengepalkan tangannya.
"Sudah, jangan emosi seperti itu," ucap Aya sambil mengelus dada suaminya.
"Aku gak terima saja Mama di perlakukan seperti itu," terang Andre.
"Baiklah kalau begitu, kita tidur yuk, mataku sudah ngantuk," ajak Aya.
"Jangan tidur sebelum melayani suamimu ini," ucap Andre yang membuat Ayana kesal.
"Ogah ah, tiap hari selalu seperti ini," tolak Aya.
"Uduuh, yang sok-sokan nolak, tadi malam yang berteriak keenakan sambil melek merem siapa," goda Andre yang membuat Ayana malu sendiri.
Catatan penulis:
Semoga belum tidur ya, malam ini tak kasih double up ya! ❤️❤️❤️🙏🙏🙏
siapa ya yg coba memeras Bu Retno