JANGAB LUPA IKUTU AKUN AUTHOR DAN LIKE KOMEN CERITA INI, MAKASIH💙✨
Keyla Azalea Adhitama dan Arka Arion Adhitama. Kedua remaja itu merupakan saudara sepupu, memiliki kemampuan di luar nalar, yaitu bisa melihat sosok tak kasat mata. Tidak jarang sosok-sosok itu akan menampakan wujudnya yang mengerikan di hadapan Arka dan Keyla, bukan tanpa alasan sosok-sosok itu menampakan wujudnya, namun ada tujuan lain kenapa mereka mendatangi Keyla dan Arka.
Yuk, ikuti ceritanya sampai tamat. Bagaimana perjalanan dua remaja yang menghadapi arwah penasaran yang kerap kali mendatangi mereka, untuk minta bantuan menyelesaikan urusannya di dunia. Dan bukan hanya itu, di cerita ini juga ada kisah percintaan anak sekolah yang manis, dan anak geng motor yang di ketua oleh Arka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tatatu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kepolosan Qilla
Mata Keyla membelalak saat melihat foto itu. "Iya ini Burhan yang gue maksud." Ucap Keyla sambil menunjuk foto di layar ponsel Bunga.
"Beneran Key?" Bunga sedikit terkejut ternyata tebakannya benar, Burhan yang mereka maksud itu pria yang sama.
Keyla mengangguk cepat.
"Iya Bunga, dia yang gue maksud"
"Waah jadi Burhan yang kalian maksud itu sama?Coba gue mau liat seberapa jelek dia."
Gaby merebut ponsel Bunga, dan segera melihat foto itu begitupun dengan Qilla yang ikut melihatnya.
Raut wajah Gaby langsung berubah jijik.
"Iyuuu jelek banget, udah tua bangkotan gini bukannya tobat malah kelakuannya kek binatang." Gaby tak habis fikir dengan kelakuan bejat Burhan.
"Astaga, liat ini."
Gaby melihat ada foto Burhan yang sedang berdiri di bantu dengan tongkatnya dan di sebelah kanan kiri Burhan ada wanita-wanita cantik dengan penampilan glamor. Kelihatannya wanita-wanita itu adalah istrinya Burhan.
"Anjing cewek-cewek ini istrinya si Burhan?" Ucap Qilla tiba-tiba membuat mereka terkejut.
"Qilla!" Pekik Gaby, Keyla dan Bunga secara bersamaan membuat Qilla terlonjak kaget, menatap ketika sahabatnya dengan mata melotot terkejut.
"Lu bilang apa tadi Qilla? Anj*ng?" Gaby menatap Qilla dengan mata melotot.
Qilla meringis menyentuh telinganya yang berdenyut mendengar suara cempreng Gaby, bahkan Qilla sampai mundur satu langkah menjauhi gadis itu.
"Qilla plisss, jangan ngomong kasar. Kita nggak mau ya sampai di marahi kakak Lo!" Keyla mencak-mencak karena takut di marahi kakaknya Qilla.
Mereka was-was sekali jika Qilla sudah berkata kasat, takut gadis itu akan bicara kasar juga kepada keluarganya, yang ada kakaknya Qilla akan memarahi mereka.
Sebenarnya Kakaknya Qilla itu baik, hanya saja terlalu tegas dan selalu serius di setiap waktu. Posesif dengan adik perempuannya. Menurut mereka kakaknya Qilla itu menyeramkan.
Mengapa mereka selalu takut dengan kakaknya Qilla jika Qilla berkata kasat? Ya, karena dulu mereka pernah di marahi oleh kakaknya Qilla.
Kejadiannya waktu mereka berkumpul di rumahnya Qilla untuk menemani gadis itu karena kakak dan kakak iparnya pergi keluar. Qilla tidak mau sendirian di rumah, jadi Keyla, Gaby dan Bunga menemaninya.
Ada satu kejadian dimana mereka sedang main game. Namun Qilla kalah, karena tidak terima kekalahan gadis itu marah dan tidak di duga-duga Qilla berkata kasar tepat kakaknya datang. Di situ mereka di marahi, begitupun dengan Qilla yang juga kena marah.
Sebenarnya Kakaknya Qilla bukan marah, namun menasehati mereka, tapi mereka malah menganggapnya marah.
Itu lah kakaknya Qilla, tidak mau otak adiknya tercemar dengan kata-kata kasar, Qilla harus lembut dalam berbicara.
"Kalian juga ngomong kasar kok, tapi kenapa gue nggak boleh." Kesal Qilla selalu seperti ini. "Lagipula di sini nggak ada Kak Refal!"
Refal Maheswari. Nama kakaknya Qilla. Refal sudah menikah, usianya 28 tahun sementara usia istrinya 27 tahun.
"Bukan apa-apa Qilla. Kita nggak mau ya nanti Kaka Lo marah-marah lagi sama kita, mana nyeremin banget lagi kalau marah." Gaby masih ingat jelas bagaimana marahnya Refal waktu itu.
Keyla mengangguk. "Iya, otak lu itu masih polos Qill, jadi nggak usah macam-macam deh sampe ngomong kasar kaya tadi."
Qilla mendelik. Apa katanya? Polos? Tidak otak Qilla sudah tidak polos lagi setelah berteman dengan kunyuk-kunyuk ini. Bisa-bisanya Keyla mengatai otaknya polos, jika otaknya masih polos Qilla tidak akan berkata kasar sama sekali bukan?
"Kata siapa otak gue masih polos? Sejak berteman dengan kalian gue udah nggak sepolos dulu!" Bangga Qilla.
Ya gadis itu merasa bangga, otaknya sudah tidak se polos dulu lagi yang apa-apa tidak tau.
Mereka mendengus. Tidak polos bagi mana, Qilla masih memiliki ke polos itu, ya walaupun tidak se polos dulu.
"Astagaa udah lah, kita lanjut ke topik pertama."
Rasanya Keyla ingin segera menyelesaikan masalah ini.
Sebenarnya di antara mereka, hanya putri lah yang tidak tau tentang kemampuan Keyla. Bukan tidak ingin memberitahu, hanya saja Keyla tidak mau Putri jadi takut kepadanya.
"Jadi kita harus gimana?" Tanya Gaby bingung juga, mereka harus mulai dari mana untuk menyelesaikan masalah Kala. Karena ini sangat rumit sekali, apa lagi mereka harus berhadapan dengan orang terkaya di negara ini.
Keyla menggeleng pelan. "Gue juga bingung harus mulai dari mana, apa lagi si Burhan itu orang terpandang, pasti sangat sulit menjatuhkannya."
Bunga menghela nafas sambil memasukan ponselnya ke dalam saku Hoodie yang di pakainya.
"Kata papah gue waktu itu, ada rumor tentang Burhan yang sering menjual belikan wanita. Entah wanita-wanita itu akan di jadikan apa oleh Burhan. Namun rumor itu langsung menghilang tidak ada jejak sama sekali. Kelihatannya orang-orang Burhan yang melenyapkan rumornya"
Bunga kembali mengingat perkataan papahnya tentang Burhan.
Sebenarnya hanya dengan sahabat-sahabatnya saja Bunga akan bicara panjang lebar seperti saat ini.
"Kita bisa menjatuhkan Burhan dengan rumor itu?" Ya, mereka memang harus mencari kesalahan Burhan.
"Benar, kita memang harus menjatuhkan Burhan. Kakak lu kan Intel Qil. Gimana kalau kita minta tolong sama kakak lu aja?" Saran Gaby.
Kasus Kala terlalu rumit dan sangat serius, jadi mereka membutuhkan bantuan seseorang yang mempunyai kuasa. Seperti Refal seorang intel.
Keyla tersenyum lebar sambil mengangguk setuju, begitupun dengan Bunga.
"Benar By, kita butuh bantuan kak Refal."
"Kak Refal bisa menyelidiki si Burhan. Kita tidak boleh gegabah yang ada kita celaka, Burhan memiliki kuasa" Ujar Bunga.
Mereka memang tidak boleh gegabah, butuh banyak bukti untuk menjatuhkan Burhan.
Kening Qilla mengerut. "Minta tolong apa sama kak Refal?" Tanya Qilla dengan wajah bingung tidak paham apa yang di bicarakan oleh teman-temannya
Walaupun sedari tadi diam menyimak Qilla masih tidak mengerti arah pembicaraan teman-temannya. Qilla hanya menangkap, nama Burhan mempunyai empat istri dan sosok bernama Kaka, seterusnya Qilla tidak mengerti.
"Haah."
Cengo mereka menatap Qilla terkejut.
Jadi, Qilla tidak paham apa yang mereka bahas?
"Astaga Qilla. Sebenarnya lu itu bukan polos tapi, bodoh." Gram Gaby sambil mengangkat tangannya ingin meremas wajah sahabatnya ini.
Di saat seperti ini kenapa otak Qilla jadi lemot? Sungguh ingin sekali Gaby menjitak kepadanya.
Qilla membulatkan matanya, tidak terima di Katai bodoh. "Lu tega banget Gaby, masa bilang gue bodoh"
Qilla merajuk bahkan wajahnya di tekuk.
"Astagfirullah, sabar-sabar orang sabar duitnya banyak, aminn!!" Gumam Keyla mencoba menahan kekesalannya.
Gaby mengelus dadanya sambil berkata sabar, jangan sampai dirinya benar-benar menjitak kepala Qilla.
Sementara Bunga menghela nafas panjang dan di hembusannya secara kasar.
"Lu sebenarnya nyimak cerita gue nggak sih Qil?" Tanya heran keyla.
Dan Qilla langsung mengangguk. Ya, Qilla mendengar semua cerita Keyla tapi sedikitpun Qilla tidak paham.
"Iya gue dengerin cerita lu kok. Kan lu bilang si Burhan tua bangka mempunyai empat istri? Trus sosok Kala"
Gigi Keyla menggertak berusaha menahan emosinya.
"Iya lu benar. Tapi itu bukan inti masalahnya Qilla. Jadi lu cuman menyimak Burhan punya empat istri doang?"
Dengan polos Qilla mengangguk. "Gue kan nggak ngerti" Santai Qilla.
"Akhh Qilla, lama-lama gue darah tinggi niih" Gram Gaby greget sendiri.
Di balik kekesalan itu mereka rasanya ingin menangis juga, butuh kesabaran menjelaskan semuanya kepada Qilla. Mereka harus pelan-pelan menjelaskannya karena Qilla lambat menyimpulkan.
"Nyebuh Gab, sabar dia teman kita loh." Ujar Keyla mengelus-elus punggung Gaby sambil terkekeh.
"Hufttt. Astagfirullah, kenapa tuhan memberikan kita sahabat se polos---ah tidak. Se bodoh Qilla!"
Mata Qilla kembali membulat mendengar ucapan Gaby.
"Gaby". Sentak Qilla membuat mereka semua terkejut. "Lu tega ngatain gue bodoh?"
Mata Qilla sudah berkaca-kaca tak terima.
Melihat itu mereka jadi panik, terutama Gaby.
"Lu sih" Keyla menoyor pelan kepala Gaby.
Bisa fatal urusannya jika Qilla menangis. Yang membuat mereka takut adalah. Kakaknya Qilla, jangan sampai Qilla mengadu kepada kakaknya, mereka bisa habis di marahi.
"Aduh aduh Qilla bukan gitu maksud gue. Iya lu pintar kok, paling pintar malah di antara kita"
Gaby berusaha membujuk Qilla.
"Gue nggak ikutan."
Dengan wajah datar Bunga berkata sambil membuang pandangannya dari merek berusaha acuh tak acuh. Tentu saja Bunga tidak ingin di salahkan.
"Key bantu gue." Mohon Gaby.
Keyla berdengkus geli melihat wajah takut Gaby.
Jika seperti ini terus kapan kelarnya mereka diskusi.
"Gaby benar Qilla lu paling pintar di antara kita, seriusss!!" Ucap Keyla sambil menunjukan dua jarinya berusaha terlihat sangat serius.
"Beneran Bunga kata Gaby? Kalau gue pinter?" Tanya Qilla menatap Bunga dengan matanya yang masih berkaca-kaca.
Qilla tidak percaya dengan dua sahabatnya ini, namun jika Bunga yang bicara Qilla akan percaya, karena Bunga pasti tidak berbohong, Qilla percaya itu.
Gaby pun langsung menatap Bunga yang juga menatapnya. Gaby melotot memperingati, awas saja jika Bunga ngomong macam-macam.
Bunga senyum miring melihat raut wajah Gaby. "Hmm"
"Bunga gue mohon." Mohon Gaby tanpa bersuara hanya gerakan mulut saja dan bisa di mengerti oleh Bunga.
Bunga menghela nafas. Tidak ingin bertele-tele juga karena ada masalah yang lebih penting dari ini.
"Ya, Gaby benar." Jawab Bunga acuh.
Seketika membuat senyuman Qilla mereka. Mereka langsung menghela nafas lega ketika melihat Qilla kembali ceria.
"Oke gue jelasin lagi ya, tapi tolong lu simak dengan baik" Mohon Keyla ingin kembali menjelaskan semuanya.
Qilla pun mengangguk paham.
Kini Keyla mulai menjelaskan semuanya dari awal.
"Mungkin kakak gue bisa membantu guys" Ucap Qilla setelah menyimak semua penjelasan Keyla.
"Ini yang gue maksud tadi, mungkin kakak lu bisa bantu kita." Gram Gaby.
Qilla mengangguk. "Iya, nanti kita bicara sama kakak gue"
"Oke!" Setuju mereka dengan semangat.