🥉 Juara 3 YAAW Priode 3 2024 Genre Pria
"Jangan bunuh aku, tidaaaaak."
Crassss.
Kepala jatuh menggelinding dari anak nya ketua kampung yang baru menikah, sejak saat itu setiap malam purnama maka akan selalu ada korban yang jatuh, banyak nya korban dengan bentuk sama membuat wanita sakti bernama Purnama juga di curigai oleh banyak orang.
Benarkah bila Purnama si wanita ular kembali di jalan yang sesat?
Benarkah bila kata orang dia kembali kejalan sesat untuk menyempurnakan ilmu nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32. ketahuan
Pak Lurah mengusap peluh di dahi nya karena sangat lelah hari ini, anak buah dia tidak masuk sehingga mau tak mau dia lah yang harus memberi makan para ternak nya yang pasti kelaparan. padahal sudah di kasih makan tadi dua kali, namun tetap saja dia terus ribut ingin makan rumput dan juga minum air.
Agak merinding juga karena hari sudah mau malam, takut bila tiba tiba saja pembunuh berantai muncul tiba tiba di hadapan nya. maka lebih cepat saja memberi para sapi makan, bodo amat mau nanti malam terus saja berteriak selalu minta makan, karena memang begitu lah kebiasaan ny para sapi.
Padahal hari juga belum terlalu malam karena ini baru jam enam lebih empat puluh menit, namun rasa nya sudah sangat berbeda sekali. padahal biasa nya para warga sampai jam sepuluh atau jam sebelas malam masih berkeliaran, sekarang saja yang ronda sudah agak ngeri ngeri saat duduk di sana.
Agak tergesa gesa Pak Lurah meletakan keranjang rumput yang biasa nya di bawa saat para pekerja akan mencari rumput atau lebih sering di sebit ngarit, dia sudah tidak tahan bila lama lama ada di kandang sapi yang rasa nya sangat lah menyeramkan sekali, entah apa yang membuat nya jadi begitu.
"Mau kemana kok buru buru sekali kau, Hartono?" tegur suara yang tidak jauh dari belakang nya.
Pertanyaan itu sukses membuat pria yang bernama asli Hartono ini jadi menoleh, detik itu juga dia rasa nya mau pingsan melihat manusia setengah ular yang menyapa nya. dia adalah Arya yang akan memberikan manusia satu ini pelajaran, karena dia begitu licik.
"K-kau sungguh siluman ular?" Hartono berdebar sambil menunjuk ular tampan ini.
"Kau yang bilang sebelum nya bahwa aku adalah ular, jadi ya ku buktikan lah bahwa omongan mu memang benar." Arya tertawa menyeringai menunjukan taring yang sangat tajam, serta mata merah menyala.
"To...toloooong! Arya memang ulaaaaar, siapa pun tolong aku." pekik Pak Lurah ketakutan.
"Mana ada orang yang akan menolong mu, aku kesini juga bukan untuk niat yang jahat jahat amat kok." ucap Arya.
"Kalian berdua memang manusia titisan iblis! benar kata Mbah ku, kalian tidak pantas ada di desa ini." tuding Pak Lurah.
"Lalu kau mau mengusir kami?" Arya mendekatkan wajah nya.
"Aaaagkk!"
Pak Lurah sampai jatuh terduduk karena kaget dengan gerakan Arya yang sangat tiba tiba saja, kini tubuh Pak Lurah ada dalam belitan nya Arya yang sangat kencang. tapi Arya tidak ada niat untuk membunuh nya, dia hanya ingin memberikan sedikit pelajaran agar Pak Lurah tidak sembarangan lagi saat bicara tentang Purnama atau pun Arya.
Blebeeeek.
"Makan ini, dari pada kau sibuk saja mengatai kami maka lebih baik kau makan tai sapi mu ini." gerak Arya menyendokan tai sapi kedalam mulut Pak Lurah.
"Hoeeek, eeemmmph!"
Rasa nya Pak Lurah mah muntah karena ini memang sungguh tai sapi sungguhan, tapi tidak bisa karena mulut nya sudah keburu di tutup lagi dengan tai lain nya. Arya menikmati siksaan ini karena memang dia sudah dapat izin, kalai di biarkan dia akan terus kurang ajar dan semena mena pada warga di desa nya.
"Enak kan rasa nya tai sapi ini, seperti salad sayur tentu nya." Arya menumpukan di wajah Pak Lurah dengan sangat geram.
"Eeemmpp! hoeeeek, hoeeeek!" Pak Lurah begitu jijik dengan tai sapi ini.
"Kau muntah karena tai sapi itu, sedangkan aku ingin muntah karena wajah munafik mu itu!" Arya menginjak tulang kering Hartono.
"Aaaagggkkkk!
"Itu dia pembunuh berantai nyaaaa! itu iblis yang membunuh orang selama ini." teriak warga tiba tiba saja.
Arya kaget karena para warga bisa bangun dari sirep nya Xiefa, padahal kata nya itu sirep yang luar biasa. keadaan menjadi genting karena warga sudah banyak yang datang ingin menangkap Arya yang sedang menyiksa Pak Lurah, mana dia juga dalam bentuk ular.
Di tambah Arya pun belum menghapus ingatan nya Pak Lurah, dia masih ingat akan semua nya. Arya tidak punya kesempatan untuk menghapus nya lagi, Xiefa yang ada di sana segera menatik Pangeran ular pergi menghilang dalam gelap nya malam.
"Tangkap diaaaa! datangi kerumah nya." teriak Pak Lurah sambil mengorek mulut yang masih penuh tai sapi.
"Benar kan apa kata ku, Arya bukan lah manusia dan dia yang sudah membunuh banyak orang." Usman bangga karena tuduhan dia benar.
"Apa ini? kenapa Arya adalah siluman ular!" Angga menatap teman nya bingung.
"Bangsaaat kalian Kakak beradik, sudah banyak nyawa yang kalian bunuh!" teriak para warga.
"Arya dan Purnama adalah pembunuh!" teriak lain nya.
"Hei kau, Nino! kenapa kau diam saja, ini bukti nya bahwa orang yang selalu kau bela adalah pembunuh nya." Lubis menunjuk wajah Nino.
"Kalian tidak melihat jelas tadi bahwa itu adalah Arya." Nino masih berusaha menyangkal nya.
"Apa nya yang kurang jelas? kau meragukan aku, ini mata ku yang melihat dia dan mulut ku ini juga bicara pada dia!" sentak Pak Lurah.
"Jangan jangan Arya dan Rizal itu sati komplotan, lalu Purnama juga salah satu nya." teriak Mus sangat yakin.
Yang terdiam tidak percaya adalah Nino dan Angga serta Bima, mereka masih belum yakin bahwa ini memang ulah nya Arya dan yanh lain. walau tadi mereka juga sempat melihat akan ada nya sosok siluman ular, tali mereka tidak melihat jelas wajah nya sehingga ragu bahwa itu adalah Arya.
Hati kecil mereka menolak untuk percaya bahwa Arya dan Purnama akan tega melakukan hal seperti itu, maka nya mereka tetap berusaha menyangkal bahwa tadi adalah Arya yang sedang menyiksa Pak Lurah dengan tai sapi. sekarang orang nya harus sibuk mandi dan gosok gigi, karena rasa tai sapi tetap melekat dalam mulut.
"Bagai mana kalau ternyata itu hanya la iblis jahat yang ingin membuat nama buruk Arya saja." ujar Angga.
Buaaaaak.
"Sekali lagi bila kau membela Arya atau Purnama, maka aku tidak akan mau mengurus kau lagi." geram Lubis yang adalah paman Angga.
"Tau ni bocah, mati matian sekali kau membela keluarga iblis sialan itu!" Usman merasa di atas awan karena bakal bisa menangkap Arya.
Angga memegangi sudut bibir nya uang berdarah karena robek habis di tinju paman nya, Lubis sangat tidak terima karena Angga membela Purnama terus sejak kemarin. maka nya tadi langsun hantam saja, membuat darah dari hidung Angga ikut mengalir keluar.
pagi slmat juga thor,,,semangat braktivitas
semangat juga thor.