Seorang gadis korban pemerkosaan sampai hamil sehingga dia mau tidak mau harus menikah dengan pria yang sudah beristri karena bayi yang dikandungnya membutuhkan sosok seorang ayah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tulisan pena R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 35
Mirna mengerutkan dahinya. Alisha pun menceritakan semua masalah nya termasuk dirinya yang diperkosa oleh pria yang tidak dikenal.
Mirna sangat terkejut dengan hal itu, apalagi dia tahu jika hari ini adalah pesta pernikahan Nando dan Meera.
"Bab, si Meera itu memang kurang ajar. Aku sudah memperingatkan kamu dari awal. Apalagi nih ya, dia itu menyogok untuk masuk ke fakultas kedokteran setelah dinyatakan dia tidak lulus tes. Ini aja dia yang melamar Nando." Terang Mirna yang amarahnya keluar setelah mengingat apa yang dilakukan Meera.
Alisha tak terkejut, orang tua Meera memang sangat memanjakan putri nya. Tak heran jika mereka melakukan segala cara agar putri nya bahagia.
"Terus rencana kamu apa?"
"Aku ingin pulang kampung. Memulai hidup baru lagi bersama anak yang kini aku kandung. Disini aku sudah tidak ada lagi harapan aku untuk bertahan. Di kampung aku masih bisa mencari sisa sayur dari hasil panen. tapi jika aku disini aku tidak bisa melakukan apa apa lagi dalam kondisi hamil. Aku akan kembali lagi bekerja disini jika anak ku sudah besar.jika kamu masih mau menerima aku." Jelas Alisha.
*
.6 Tahun kemudian.
Alisha datang ke jakarta membawa Mahira yang masih berumur 5tahun. Mahira kecil sangat cantik wajahnya ke bule bule an.
Tujuan nya datang ke jakarta adalah kembali bekerja ikut majikan nya lagi.
"Wah.... Anakmu sangat cantik sekali, Dia bicara pakai bahasa apa?" Tanya Mirna.
"Bahasa Jawa dan indo. Aku saja tidak pandai bahasa inggris. Lalu bagaimana ngajak ngobrol anakku pakai bahasa Inggris." Jawab Alisha sambil tersenyum.
Mereka terus mengobrol kesana kemari. Mahira, hanya duduk diam di pangkuan sang ibu. Dia adalah anak yang pemalu.
"Lis, waktu itu ada seorang pria bule yang mencari mu. Dia datang kesini mencari keberadaan mu dan putrinya."
"Benarkah? Tapi kamu tidak memberi tahukan nya kan??" Tanya Alisha.
Mirna pun menggeleng. Dia sudah janji pada Alisha untuk tidak memberi tahu keberadaan nya. jika ada pria bule mencari nya. Alisha sudah tidak ingin bertemu dengan pria itu traumanya sangat mendalam.
"Kamu jangan egois! putri mu juga berhak untuk mengetahui siapa Papa biologis nya."
"Tidak boleh, bule itu pasti akan membawa Mahira pergi dan menjauh kan aku dari Mahira."
Alisha tetap lah Alisha yang keras kepala. Mirna bahkan tidak paham dengan jalan yang di ambil Alisha. Mirna merasa kasian dengan Mahira kecil.
****
Alisha memutuskan untuk mengajak Meera saling bertemu. Meera merasa canggung ketika bertemu dengan Alisha.
Meera juga bingung karena lama tidak bertemu Alisha malah sekarang Alisha bertemu dengan membawa anak kecil.
"Kenapa Mer???? Makanan nya tidak enak? Ini kan makanan favorit kita dulu." Ucap Alisha sambil menyuap Mahira.
"Ehmmm.... Dia siapa???" Tanya Meera sembari menunjuk Mahira.
"Dia putri ku. Oh ya apa dia juga putri mu? Cantik sekali. Matanya sangat mirip dengan Nando."
Meera semakin canggung setelah Alisha menyinggung nama Nando. Alisha hanya tersenyum kecil melihat reaksi temannya itu.
"Kamu sudah menikah? Kenapa kamu tidak mengabari ku? Tanya Meera.
"Kamu juga menikah dengan kekasih ku juga tidak mengabari ku?" Jawab Alisha.
DEGH!!!!!
Meera kalah telak dari Alisha. Tangan nya yang dibawah meja mengepal begitu saja, namun bibir nya masih bisa tersenyum kecil.
"Hahaha, bukan begitu, Nando yang tiba tiba mengajak menikah karena kekasih nya pergi begitu saja." Ucap Meera.
"Hahahaha...." Alisha tertawa membuat Meera semakin geram. Meera memandang Alisha yang asyik menyuapkan makanan pada Mahira kecil.
Meera sudah lega Karena Alisha yang tiba tiba menghilang namun kini muncul kembali seolah olah ingin merebut Nando.
"Oh ya bagaimana setelah ini kita ke Mall?" Tanya Meera.
"Baiklah, aku juga ingin membeli kanbaju baru untuk putri ku." Jawab Alisha.
"Tidak anak anak biar bersama pengasuh saja. ini adalah waktu itu kita berdua layaknya sahabat seperti dulu."
Alisha memandang Mahira sejenak, ia nampak nya suka sekali bermain dengan Dinda. Alisha setuju. Meera tersenyum senang.
Mereka akhirnya menuju ke Mall namun sebelum pergi mereka menitipkan anak anaknya pada pengasuh.
Saat akan berangkat ke Mall Nando pulang dari kantor nya. Sehingga mereka saling berpapasan.
Nando benar benar tidak mengenali Alisha.
"Mau kemana?" Tanya Nando.
"Mau ke Mall." Jawab Meera sambil khawatir jika saja Nando bisa mengenali Alisha.
"Ya sudah hati hati." Ucap Nando. Kemudian dia langsung masuk dan melihat bule kecil bermain dengan putri nya.
"Siapa itu Mbak?" Tanya Nando.
"Dia anak dari teman Nyonya Meera."
Nando pun segera menyantap makan siang karena perut nya sudah sangat keroncongan. Mahira memandang Nando dengan sangat intens.
Sungguh dia ingin sekali melihat ayahnya juga. Nando yang sedang makan pun menatap Mahira.
"Ada apa? Apa kamu mau makan?" Tanya Nando.
Mahira mengangguk padahal dia sudah makan. Dia hanya ingin merasakan bagaimana rasanya makan bersama dengan seorang ayah.
Dinda membiarkan saja dan lebih memilih bermain dengan pengasuh nya.
Nando mengambil kan nasi dan lauk untuk Mahira kecil. Mereka pun duduk bersebelahan.
"Rumah mu dimana?".
"Jauh dari sini, kami kesini naik kereta api."
"Benarkah? Berapa usia mu?."
"5 tahun, aku kesini karena sedang liburan."
Mereka mengobrol ringan sambil makan bersama. Kedekatan Mahira dengan Nando membuat Dinda cemburu. pasalnya Nando tidak pernah sedekat itu padanya apalagi mengobrol sambil tertawa.
****
Alisha sudah curiga saat Meera membawa nya ke hutan yang pelosok. Meera menyetir mobil nya sendiri sambil diam membisu.
"Apa kita tersesat?" Tanya Alisha.
"Tidak Ini jalan yang benar."
Tak selang berapa lama kemudian. Meera menepikan mobilnya dan menyuruh Alisha keluar. Mereka kini sedang berhadapan.
"Kamu datang ingin merebut Nando kan?" Tanya Meera.
"Apa Maksud mu?"
Meera mendorong tubuh Alisha sampai terjerembab ke tanah. Alisha mulai mundur perlahan saat Meera sudah memegang batu besar di tangan nya
"Mas Nando itu milikku." Ucap Meera.
"Aku tidak perduli lagi dengan Nando. Bahkan aku sudah bahagia saat dia bahagia menikah dengan mu."
"Jangan berpura pura!"
"Meera untuk apa batu itu?Buang!!!"
Meera semakin mendekati Alisha. Alisha mencoba untuk bangun dan melarikan diri. Namun Meera sudah memukul batu tajam itu pada kepala Alisha.
Darah seketika keluar, Alisha sangat kesakitan.
"Meera, sadarlah! Jangan begini! Aku tidak semurahan itu, aku tidak bermaksud untuk merebut Nando." Teriak Alisha.
Meera tidak menggubris ucapan Alisha. Dia masih saja menghantam lagi batu itu pada kepala Alisha. Alisha kini terlentang sambil merasakan kematian nya semakin mendekat. Alisha teringat akan putri nya. Air matanya yang bercampur dengan darah yang menetes tak ada hentinya itu. Putri kecilnya yang sedang menunggu kedatangan nya sambil membawa baju baru yang dia janjikan sebelum dia pergi bersama Meera.
sakit hati ku baca nya...
semoga ending nya Mahira dgn laki² lain yg lebih menyayangi nya dgn tulus...
semangat Kaka.. karyamu bagus..