Lima puluh ribu tahun yang lalu terjadi perang besar yang melibatkan semua aliran seni beladiri di Medan Perang Asyura.
Dewi Pedang Yuanxin, yang berhasil menjadi peri pedang terkuat juga harus gugur di dalam medan tempur. Namun sebelum kematiannya, dia melepaskan jiwanya untuk berkelana mencari pewaris agar aliran pedang yang sebenarnya tidak menghilang dari dunia ini.
Lima puluh ribu tahun kemudian, Juan Bai yang tidak memiliki akar spiritual dan diafragma bertemu dengan wanita cantik di dalam mimpinya.
"Apakah kamu ingin berkultivasi pedang?"
"Yah, Aku ingin membalas dendam orang yang telah membantai keluargaku, dan menjadi orang kuat yang tak terkalahkan!"
Lalu, bagaimana kisah Juan Bai selanjutnya?
Simak terus ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jazzy bold, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 Pembunuhan Instan
"Yahh." Gumao mengangguk, "Aturan ini bukan di ciptakan oleh walikota saat ini, namun ini sudah ada ratusan tahun lamanya. Jadi jika masalah sudah di bawa ke panggung hidup dan mati tapi di belakang masih ada konflik, maka kami sebagai pelindung kota akan mengambil tindakan."
Kemudian Gumao menatap Helius, "Kamu mewakili keluarga mana?"
"Senior, aku anak dari keluarga Chang. Orang ini mengambil tunanganku dan juga membunuh orang keluarga Chang ku, jadi hal ini tidak bisa di biarkan. Aku harus membunuh orang ini." Helius berkata dengan mata penuh dendam dan ekspresi tegas, seolah-olah dia takut bahwa dunia tidak akan melihat dirinya.
Gumao mengangguk lalu melihat ke arah Juan Bai, "Kamu mewakili keluarga siapa?"
"Keluarga Qin, lebih tepatnya menantu keluarga Qin!" Juan Bai menjawab datar.
Melihat sikap Juan Bai yang acuh tak acuh, Gumao tidak ambil pusing. Bagaimana mungkin dia yang sudah hidup selama ini tidak memahami apapun.
Dari segi ketenangan dan emosi, dia harus mengakui Juan Bai ini sangat tenang. Namun Helius juga bukan orang biasa, apalagi dia anak kepala keluarga Chang, tentunya akan ada kartu as untuk mengalahkan lawan.
Gumao menatap semua orang lalu berkata, "Hari ini dua remaja bertalenta akan mengakhiri konflik antar keluarga, dan inilah solusi yang kota Wumei berikan bagi praktisi untuk mengakhiri keluhan.
Kemudian dia melihat ke arah Qin Hao dan Hanson Chang, lalu berkata, "Jika ada yang mati maka ini adalah resiko kalian, dan tidak akan ada lagi konflik di luar ini, apa kalian paham?"
"Yah."
Qin Hao dan Hanson Chang mengangguk menandakan mereka paham.
"Baik, aktifkan formasi isolasi sekarang!" Gumao berbicara lewat plakat transmisi suara di tangannya, setelah itu dia melompat keluar dari panggung.
Formasi pun seketika di aktifkan, tirai cahaya membumbung naik menutupi semua sudut arena panggung. Bahkan bagian atas pun juga terisolasi.
"Kalian bisa mulai!"
Suara Gumao menggema di telinga semua orang.
Hanya sepersekian detik saat suara Gumao menggema, Juan Bai langsung menghilang.
Sebuah tinjuan menghantam Helius Chang.
Melihat Juan Bai menyerangnya dengan kecepatan penuh, Helius mengangkat tangannya secara naluri menghalang tinjuan Juan Bai.
Blarrr, Krakk!
Benturan tinjuan dan suara patah tulang terdengar. Muka Helius Chang pucat Pasih, dia belum sempat bereaksi, namun Juan Bai sudah menyerang lagi dengan lututnya.
Helius Chang menggerakkan bahunya ke samping dan berhasil menghindari dadanya terkena serangan lutut.
Helius Chang langsung menjauhkan diri dari Juan Bai, dia berniat menyerang Juan Bai dengan kekuatan penuh.
Namun baru mundur dua langkah, dia merasakan lehernya dingin. Tanpa sadar Helius mengusap lehernya dan seketika darah segar membanjiri tangannya.
"Tidak, tidak. Ini tidak mungkin!"
Helius Chang ketakutan, dia mencoba melihat ayahnya, namun saat ini dua cahaya putih seukuran benang melewati lehernya lagi.
Srashh! Srashh!
Tubuh Helius Chang berjalan mundur ke belakang, darah segar berwarna merah terus mengucur dari lehernya. Tiga tarikan nafas kemudian kepala Helius Chang perlahan-lahan bergeser ke bawah dan jatuh.
Sunyi..
Terjadi kesunyian di sekitar arena panggung pertandingan.
Mata semua orang melotot tidak percaya, bahkan saking terkejutnya semua orang, mulut mereka terbuka tanpa sadar. Jika ada seseorang yang memasukan kotoran di dalam mulut mereka, mungkin butuh waktu beberapa saat sebelum mereka sadar.
Namun dari semua orang yang terkejut, Hanson Chang adalah orang yang paling syok.
Dia mengucek matanya beberapa kali untuk memastikan dia salah menilai, dia berharap ini adalah ilusi karena dia kurang tidur akhir-akhir ini, namun kenyataan di depan matanya terlalu kejam.
Dia menyaksikan tubuh Helius Chang perlahan-lahan ambruk dan menimbulkan suara yang menyadarkan semua orang.
Brukk!
Jasad tanpa kepala menghantam panggung pertandingan dan membuat panggung penuh dengan genangan darah segar.
Qin Hao, Erick Qin, Yun Xiao pun merasa tidak bisa mempercayai apa yang di lihatnya.
Sebelumnya Juan Bai tidak menggerakkan energi apapun, jadi semua orang berfikir bahwa dia masih berada di Alam Pemahaman tingkat dasar, namun saat Juan Bai menyerang, akhirnya mereka sadar bahwa kultivasi Juan Bai telah naik satu tingkat.
"Ini baru beberapa hari, Juan Bai sudah mencapai Alam Pemahaman tingkat menengah." Qin Hao menatap Yun Xiao dengan keterkejutan di matanya.
"Helius..."
Suara Hanson Chang menggema dan langsung menyadarkan semua orang.
Di atas panggung, Juan Bai mengabaikan Helius Chang. Dia dengan santai berjalan ke arah tubuh Helius Chang yang sudah dingin, mengulurkan tangannya dan langsung mengambil cincin penyimpanan di tangan Helius Chang.
Dia langsung memeriksa cincin penyimpanan milik Helius Chang di hadapan semua orang.
Di bawah panggung, terjadi kegaduhan seperti dunia sedang mengalami gempa besar.
"Ini apa yang terjadi?"
"Seseorang tolong jelaskan apa yang terjadi."
"Hei, jangan bertanya, aku juga tidak tahu apa yang terjadi."
Suara-suara terus menggema. Bahkan wanita yang sebelumnya berbicara pada Helius Chang juga langsung ambruk di tanah, dia ketakutan.
Dia adalah manusia biasa yang berharap memiliki pasangan kuat untuk melindungi keluarganya, namun baru akan mendapatkan kesempatan, orang itu sudah mati.
"Huhu!" Gadis itu menangis tersedu-sedu.
Disisi lain, Gumao yang menatap panggung pertandingan juga sangat terkejut dengan kecepatan serangan Juan Bai.
Meskipun dia bisa menghindari serangan Juan Bai, namun itu karena perbedaan kultivasi. Lalu bagaimana jika mereka setara?
"Energi pedang yang sangat kental, ketenangan dan pengamatan mencari celah lawan sangat baik. Siapa guru anak ini?" Gumao benar-benar merasa tertarik soal identitas Juan Bai.
Disisi lain, seorang pemuda yang sangat gemuk sedang berdiri bersama wanita yang jauh lebih dewasa darinya.
Jika Juan Bai ada disini dia akan mengenali orang ini, orang ini adalah SiKocak yang pernah bertemu dengannya waktu itu dan mengajarinya teknik Rune.
. . .