NovelToon NovelToon
Puncak Pesona

Puncak Pesona

Status: tamat
Genre:Tamat / Ketos / Teen Angst / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Cinta Murni / Cinta Karena Taruhan
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: El Nurcahyani

Di SMA Gemilang, geng syantik cemas dengan kedatangan Alya, siswi pindahan dari desa yang cantik alami. Ketakutan akan kehilangan perhatian Andre, kapten tim basket, mereka merancang rencana untuk menjatuhkannya. Alya harus memilih antara Andre, Bimo si pekerja keras, dan teman sekelasnya yang dijodohkan.

Menjadi cewek tegas, bukan berarti mudah menentukan pilihan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Nurcahyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Teman Dekat Wanita

Bab 31

Bimo memandang Lita sejenak, lalu menjawab dengan nada tenang. “Hanya orang yang menunggu di rumah. Mungkin aku terlalu lama. Sebenarnya nggak ada yang perlu dikhawatirkan. Mungkin dia bosan sendirian.”

Lita merasa semakin penasaran, tapi tidak ingin memaksa. “Oke deh, cuma aku berharap kamu bisa jaga semuanya dengan baik. Terutama soal Alya. Jangan sampai ada masalah.”

“Pasti, Lita. Aku sangat menghargai itu,” jawab Bimo sambil mengangguk.

Setelah percakapan itu, Lita merasa ada sesuatu yang tidak tertuturkan, tetapi dia tahu Bimo tidak akan membuka semua detailnya. Dia hanya bisa berharap bahwa segala sesuatunya akan menjadi lebih jelas seiring berjalannya waktu dan tidak menambah kerumitan di antara mereka.

Bimo pulang setelah mengantar Lita terlebih dahulu. Dalam perjalanan menuju rumah, pikirannya terus kembali ke momen ketika Alya begitu kesal padanya. Dia bisa melihat dengan jelas wajah Alya yang marah, seakan dirinya telah membuatnya menunggu terlalu lama, menyiksa dengan rasa rindu yang tak terbalas.

Bimo tersenyum saat memikirkan itu. Meskipun menyakitkan, ada kebahagiaan kecil yang dia rasakan. Kesal Alya menunjukkan bahwa dia masih memiliki tempat di hati Alya, meskipun hanya sebagai teman lama. Namun, Bimo juga merasakan sakit yang dalam karena tahu dia tidak pernah memiliki keberanian untuk mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya. Dia tidak pernah bisa memiliki Alya, dan itu adalah kenyataan yang harus dia terima.

“Kenapa aku begitu bodoh?” gumam Bimo pada dirinya sendiri. “Kenapa aku tidak pernah berani untuk jujur?”

Meski begitu, dia tahu bahwa melihat Alya bahagia dengan Faris adalah hal yang terbaik. Dan jika kehadirannya di Indonesia bisa membuat Alya sedikit lebih tenang, maka itu sudah cukup baginya. Namun, perasaan rindu dan cinta yang terpendam itu tetap mengisi setiap sudut hatinya.

Saat mobilnya melaju melewati jalanan yang mulai sepi, Bimo menghela napas panjang. Ia tahu bahwa perasaannya terhadap Alya mungkin tidak akan pernah berubah. Namun, dia juga tahu bahwa dia harus melanjutkan hidupnya dan menemukan kebahagiaan dalam caranya sendiri, bahkan jika itu berarti harus menahan rasa sakit yang datang bersama dengan kenangan manis tersebut.

Keesokan harinya saat sarapan, ayah Bimo duduk di meja makan sambil menatap anaknya dan Arini. Setelah beberapa saat, ia membuka percakapan tentang hubungan mereka.

"Bimo, apa kau dan Arini sudah berpikir untuk menjalin hubungan yang lebih serius?" tanya ayahnya dengan nada penuh harap.

Arini tersipu malu mendengar pertanyaan itu, tapi senyum di wajahnya perlahan memudar ketika Bimo menjawab, "Belum, Yah. Kita belum sampai ke tahap itu. Masih terlalu awal."

Arini mencoba menutupi rasa kecewanya dengan tetap tersenyum, tapi di dalam hatinya ia bertanya-tanya apakah kedekatan mereka selama ini tidak berarti apa-apa bagi Bimo. Ia merasakan ada ketidakpastian yang menggantung di antara mereka.

Setelah sarapan, saat mereka berdua sedang duduk di ruang tamu, Bimo mencoba berbicara dengan Arini. "Rin, aku berpikir, mungkin kamu lebih baik tinggal di hotel atau apartemen. Bukan karena aku nggak nyaman, tapi ini lebih baik untuk kita berdua."

Arini menatap Bimo dengan bingung. "Kenapa, Bim? Apa ada masalah?"

"Bukan masalah besar," jawab Bimo, "tapi aku merasa nggak baik jika kita tinggal satu rumah. Ini bukan budaya kita, meskipun kita tinggal di perumahan elit di mana tetangga sibuk dengan urusan masing-masing. Kita tetap harus menganut budaya ketimuran negara kita."

Arini mengangguk pelan, meski hatinya sedikit sakit. "Aku mengerti, Bim. Mungkin itu memang lebih baik. Aku akan cari tempat lain untuk tinggal."

Bimo tersenyum, merasa lega Arini bisa mengerti. "Terima kasih, Rin. Aku akan bantu carikan tempat yang nyaman untukmu."

Meski Bimo tahu ini adalah langkah yang tepat, ia tidak bisa menghilangkan rasa bersalah yang muncul. Arini adalah teman dekat yang sangat berarti baginya, tapi perasaannya terhadap Alya masih menghantui pikirannya. Ia berharap bisa menemukan cara untuk mengatasi semua ini tanpa menyakiti siapa pun.

Bimo menawarkan, “Bagaimana kalau hari ini kita mencari tempat tinggal buatmu, Rin? Atau mungkin kamu mau pulang ke kampung halaman sementara di Indonesia?”

Arini menggeleng. “Nggak, Bim. Aku lebih suka tinggal di kontrakan saja, supaya bisa dekat dengan masyarakat. Kalau di apartemen atau hotel, aku merasa terlalu sepi sendirian.”

Bimo mengangguk, memahami keinginan Arini. “Baiklah, kita akan cari kontrakan yang nyaman. Aku akan pastikan kamu merasa betah di sana.”

Mereka menghabiskan hari itu dengan berkeliling mencari kontrakan yang sesuai. Setelah beberapa jam mencari, mereka akhirnya menemukan sebuah rumah kontrakan yang nyaman dan berada di lingkungan yang ramah. Arini tampak puas dengan pilihannya.

“Saya rasa ini tempat yang tepat,” kata Arini sambil tersenyum. “Terima kasih, Bim, sudah bantu.”

“Jangan khawatir, Rin. Aku senang bisa membantu,” jawab Bimo. “Jika kamu butuh apa-apa, jangan ragu untuk menghubungi aku.”

Setelah memastikan semua beres di tempat baru Arini, Bimo kembali ke rumah dengan perasaan campur aduk. Meski ia lega bisa membantu Arini, pikirannya masih penuh dengan bayangan Alya dan perasaannya yang belum terungkap.

Namun, ia tahu satu hal pasti: menjaga keseimbangan antara masa lalunya dan tanggung jawabnya saat ini adalah sebuah tantangan yang harus dihadapinya dengan hati-hati.

Hari-hari berlalu, tak terasa hampir dua bulan sudah Bimo berada di Indonesia. Dia sibuk dengan bisnis barunya dan rutinitas bersama Arini, yang juga menjadi rekan bisnisnya seperti saat di London dulu. Kehidupan mereka berjalan dengan lancar, meski ada tantangan kecil di sana-sini.

Sementara itu, Alya menjalani kehidupannya bersama Faris. Meski sering kali mama mertuanya membuatnya tidak nyaman dengan berbagai teguran dan sikapnya, Faris selalu berhasil membuat Alya merasa bahagia. Dengan sentuhan kasih sayangnya, Faris mampu meredakan setiap ketegangan yang ada di rumah.

Dalam kurun waktu tersebut, hubungan antara Alya dan Bimo tetap terjaga dengan baik. Mereka suka berkomunikasi meski tidak sering. Bimo menghargai status Alya sebagai istri orang lain dan Alya pun menghormati suaminya dengan tidak terlalu sering berkomunikasi dengan pria lain, meskipun percakapan dengan Bimo bisa membuatnya merasa senang.

Bimo sering teringat pada masa-masa sekolah dulu dan bagaimana mereka berdua sangat dekat. Namun, dia sadar bahwa sekarang situasinya berbeda. Setiap kali berbicara dengan Alya, dia berusaha menjaga batas-batas yang ada. Meski ada perasaan yang sulit diungkapkan, Bimo memilih untuk menyimpannya dan tetap menghormati kehidupan baru Alya.

Bantu support novel ini ya, supaya semangat menulis tiap babnya dan tiap hari bisa crazy up. Terima kasih. Salam otor.

Kalau ada ide untuk menulis tema apa, boleh sampaikan lewat komentar.

Bersambung

1
Sodikin Jin
hmmmm...kak, saya lebih suka, cerita tentang kultifasi. 🙏
El Nurcahyani -> IG/FB ✔️: Tapi sayang, sepertinya tidak dilanjutkan. Jika ingin audionya dilanjut, harus banyak yang beri saran langsung pada pihak Mangatoon
Sodikin Jin: tidak apa kak... saya tunggu setiap audio kakak tentang kultifasi.
total 3 replies
Kamaya
kenapa ya, geng cewek ky gini merasa harus memiliki cowok populer di sekolahny. pdhal aslinya dia gak dilirik samsek ma tuh cowok. tapi ttp aja mngklaim jgn direbut org lain. hm.,..
Kamaya
Pasti jodoh Alya cowok. Iya kan tor? 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!