"Cih! Aku tak kan pernah mau menikah dengan lelaki yang sudah tua. Apalagi umurnya hampir sebaya dengan bapak ku."
Batin Nisha seakan tak terima saat mata liar Ridwan memandang kemolekan tubuh nya dengan penuh nafsu.
Nisha terpaksa melayani nafsu bejat pria setengah baya itu untuk membayar hutang ibu nya.
Semua tragedi hidup Nisha, berawal dari hasrat Ridwan yang ingin memperistrinya.
Pria itu cemburu buta saat Nisha tampak berduaan dengan kekasihnya Farel. Ridwan pun menuntut Nisha untuk membayar semua hutang budi yang pernah ia berikan pada Nisha dan keluarganya dengan cara ia harus menyerahkan tubuhnya pada Ridwan.
Nisha pun hamil di luar nikah dan terpaksa menikah dengan Ridwan. Lelaki tua yang tak di cintainya.
Bagaimana nasib Nisha selanjutnya ?
Jangan lupa kepoin ceritanya y 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afriyeni Official, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
GOSIP TETANGGA BERAKHIR DUKA
Dua hari telah berlalu semenjak pertemuan Nisha dan Farel yang membuat mereka bernostalgia dengan kisah cinta mereka.
Pemuda tampan yang Nisha cintai itu, memang tak terlihat lagi setelah mengucapkan kalimat yang terdengar seperti kata perpisahan.
Nisha pun mulai melupakan perubahan sikap Farel hari itu. Ia tak mau membebani pikiran nya dengan hal-hal yang menambah beban kehidupan nya. Apalagi status nya tak mengizinkan diri nya untuk memikirkan pria lain selain suami nya sendiri.
Dengan penuh semangat, Nisha pun kembali menenteng dagangan nya berkeliling desa. Ia pun dengan cuek berteriak menawar kan sayuran nya pada setiap rumah dan orang yang ia temui sepanjang jalan.
"Tuh, Si Nisha!" Teriak seorang ibu-ibu pada teman nya yang tampak duduk bergerombol di salah satu rumah penduduk.
"Cih! Perempuan murahan!"
"Iya, udah tau punya suami malah selingkuh!"
"Iya heran, kok ganteng gitu mau ya sama istri orang?"
"Ngapain heran Di kasih apem gimana gak doyan!"
"Hari gini, apem gratis brondong mana tahan!"
"Hahaha...!"
"Kasihan, cowok nya ganteng. Tentara muda!"
"Pake motor gede!"
"Diih... belum tentu motor punya sendiri!"
"Motor kredit, minjam punya teman atau tetangga!"
"Iya yah, gak mungkin lah anak orang kaya seganteng itu suka sama istri orang!"
"Sst, dia kesini!"
Suara kasak kusuk dan bisik-bisik para ibu-ibu yang sedang berkumpul menggosipkan diri nya tampak berhenti ketika Nisha yang sayup-sayup mendengar ucapan mereka menghampiri mereka semua.
Nisha yang menyadari jika diri nya jadi bahan gunjingan tampak tersenyum berpura-pura tak mendengar obrolan mereka.
"Ibu-ibu mau beli sayur?" Nisha lantas menawarkan dagangan nya pada ibu-ibu yang langsung berpandangan silih berganti dengan sikap seolah enggan untuk membeli.
Dengan sabar Nisha berdiri menunggu ibu-ibu itu merespon dagangan yang ia tawarkan. Ia kemudian duduk di teras rumah yang jadi tempat perkumpulan mereka seraya menaruh dagangan nya di sebelah nya duduk.
Tubuh nya yang tampak letih tampak bersandar ke pilar rumah seraya mengusap keringat nya yang turun membanjiri kening.
"Eh Nis, tentara yang kemarin pake motor gede itu siapa?" tanya salah seorang ibu-ibu pada Nisha dengan nada penuh selidik.
Nisha menatap para ibu-ibu itu secara bergantian. Wajah-wajah mereka yang kepo dan penasaran membuat Nisha jadi kesal setengah mati. Tapi Nisha mencoba menyembunyikan kemarahan nya dengan tersenyum ramah.
"Dia adik saya buk!" jawab Nisha berbohong.
Para ibu-ibu itu pun saling berpandangan satu sama lain. Mereka tak percaya dengan perkataan Nisha.
"Adikmu bukan nya perempuan Nis?" celetuk salah satu ibu-ibu curiga.
"Adik sepupu saya yang tinggal di kota buk. Ia memang jarang kesini. Jadi ibuk-ibuk gak ada yang kenal sama dia!" Nisha tetap mencoba meyakin kan mereka dengan kebohongan yang ia ciptakan.
Sekumpulan ibuk-ibuk yang biasa menjadi langganan sayur Nisha itu pun tampak mulai bimbang. Ada yang percaya, setengah percaya dan tidak percaya sama sekali.
Akan tetapi sikap Nisha yang berusaha cuek dan tenang membuat mereka tak mampu untuk bertanya lagi. Mereka pun satu persatu mulai asyik membeli dagangan Nisha dan membiarkan Nisha pergi dengan uang yang lumayan banyak ia dapat kan setelah membohongi para ibu-ibu tetangga nya yang suka usil dan sibuk mengurus urusan orang lain.
"Kamu yakin itu sepupu nya?"
"Gak sih, tapi...!"
"Aku juga ragu!"
"Ah, mungkin saja. Kan gak mungkin dia selingkuhan nya Nisha!"
Suara kasak kusuk kembali terdengar sayup-sayup menjelang kepergian Nisha yang bergegas pergi meninggalkan para ibu-ibu tetangga nya melanjutkan gosip mereka yang tertunda.
Hari telah menjelang magrib saat Nisha baru sampai di dalam rumah nya. Ia yang baru saja menaruh dagangan nya di dalam rumah langsung di sambut Bu Salma dengan sebuah tangkai sapu yang melayang hinggap di pinggang nya.
Bugh...!!!
"Aargh...!"
Nisha langsung menjerit kesakitan saat tangkai sapu itu mendera tubuh nya yang mungil.
"Dasar anak murahan!"
"Anak tak tau diri!"
"Bikin malu keluarga!"
"Dulu hamil luar nikah!"
"Sekarang suami kabur, kau malah selingkuh!"
Bugh...! Brak! Bruk!
Pukulan demi pukulan yang di layang kan Bu Salma tanpa belas kasihan membuat Nisha menjerit minta ampun.
Sekujur tubuh nya sakit dan di penuhi luka lebam. Kemarahan Bu Salma bagai tak ada habis nya. Ia menjambak rambut Nisha dan menyeret nya ke dalam kamar.
Di dalam kamar, Bu Salma mengeluarkan semua pakaian nya dari dalam lemari dan melemparkan nya ke atas lantai.
"Kumpul kan semua barang-barang mu. Ibu tak mau kau tinggal di rumah ini. Kau sudah membuat ibu malu. Kau cuma jadi aib di rumah kita. Gara-gara kelakuan mu yang murahan itu seluruh keluarga kita bisa kena getah nya. Pamela nanti ikut terkena imbas dari perbuatan mu yang tidak senonoh itu. Adik mu bisa kehilangan jodoh yang baik hanya karna tingkah laku mu yang tak ber moral. Sekarang juga ibu mau kau angkat kaki dari rumah ini. Jangan injak rumah ini lagi sebelum kau pulang bersama suami mu!" Jerit Bu Salma marah.
Kata-kata Bu Salma yang sangat pedas dan menyakitkan mengusir anak kandung nya sendiri membuat Nisha tak mampu menahan tangis nya.
Disela rasa sakit yang menyerang sekujur tubuh nya, Ia menjerit minta ampun dan memohon seraya memegangi kaki ibu nya yang tampak kalap dan marah besar.
"Ampun buk, maaf kan Nisha. Jangan usir Nisha buk. Kasihan Nisha buk, kemana Nisha akan pergi buk?" ratap Nisha sedih.
Ia menangis dan mencoba menyentuh tangan Bu Salma yang langsung mengelak dan menendang tubuh nya hingga pegangan tangan Nisha terlepas dari kaki Bu Salma.
"Ibu gak mau tau. Terserah kau mau kemana. Jika perlu, kau pergi ke rumah bapak mu. Tinggal dan hidup menumpang dengan ibu tiri mu. Kau lebih cocok tinggal disana, kelakuan kalian bapak dan anak sama saja. Suka selingkuh!" teriak Bu Salma lantang.
Sorot mata nya makin ber api-api, tatkala mengingat mantan suami nya yang berselingkuh dengan perempuan lain. Bu Salma yang terlihat sangat kesal itu pun kemudian menghempaskan pantatnya duduk ditepi ranjang dengan dada yang terasa sesak sembari menatap Nisha dengan tatapan emosi tingkat tinggi.
Nisha menunduk kan wajah nya. Ia tak mampu memandang ibu nya yang tampak duduk mengawasi diri nya. Nisha merasa teramat sedih dan terluka. Isak tangis nya kian berhamburan. Derai air mata nya tak terbendung lagi. Diri nya benar-benar terpuruk dengan cobaan hidup yang seakan tak henti menerpa kehidupan nya.
Dengan tangan gemetar dan tubuh menggigil kesakitan, Nisha pun mengumpulkan pakaian yang berserakan di lantai. Ia pun bangkit dan berjalan tertatih-tatih mengambil sebuah koper besar yang terletak di pojok ruangan kamar.
Butuh waktu yang cukup lama untuk Nisha menyusun pakaian nya ke dalam koper. Hingga kemarahan Bu Salma kembali memuncak. Saat Nisha tak kunjung pergi setelah selesai menyusun pakaian nya di koper.
"Tunggu apalagi? KELUAR...!" teriak Bu Salma keras membuat Pamela yang baru saja pulang entah dari mana tampak terkejut melihat keadaan kakak nya yang tengah di marahi ibu nya.
.
.
.
BERSAMBUNG
Apakah Nisha akan pergi dari rumah ibu nya ?
Baca kelanjutan kisah nya yang menyedihkan ya 🤗