NovelToon NovelToon
Pengawal Tampan

Pengawal Tampan

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Cintapertama / Dikelilingi wanita cantik / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:34.9k
Nilai: 5
Nama Author: Agus budianto

Varel adalah seorang mantan prajurit yang berhenti karena suatu insiden yang besar.

Kini dia menjadi seorang pengawal dari seorang wanita cantik yang bernama Cintia. Cintia adalah wanita yang terkenal begitu cantik bak seorang Dewi di kota itu.

Cintia selain cantik juga begitu arogan terhadap Varel. Tapi Varel juga dengan profesional menjalankan tugasnya untuk melindungi Cintia.

"Kamu jangan terlalu dekat dengan ku!" marah Cintia kepada Varel.

"Oh, baiklah," jawab Varel.

Seorang pembunuh tiba-tiba saja muncul dan langsung menembakkan pistolnya ke arah Cintia. Cintia tampak terkejut dan begitu ketakutan.

Peluru itu melesat dan akan menembus dada Cintia, akan tetapi Varel sudah lebih dulu menarik dan memeluk tubuh Cintia, lalu jatuh bersama untuk melindunginya.

"Kamu... beraninya memelukku," marah Cintia yang sedang terbaring di lantai sambil di peluk Varel.

"Eh..." Varel seolah tidak percaya dirinya baru saja menolongnya, tapi justru malah di makinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus budianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 32 PASANGAN KEKASIH

Di dalam hati Cintia terasa begitu senang, ternyata dugaannya salah dan Varel tidak memiliki hubungan apapun dengan Andini.

"Bagaimana nanti malam kita pergi makan di luar?" ujar Varel bertanya kepada Cintia.

"Anggap saja untuk menembus kejadian tempo hari," sambung Varel.

"Ternyata kamu masih memiliki rasa bersalah" balas Cintia.

"Hehe, jangan berkata seperti itu," ujar Varel.

"Tapi anggap saja seperti aku sedang mengajakmu untuk berkencan," sambung Varel.

"Apa kencan?" Cintia menjadi terkejut mendengarnya.

"Terus apa, pria dan wanita makan malam bersama?" tanya Varel.

"Kamu masih orang luar, dan kita belum ada hubungan sejauh itu," jawab Cintia berjalan pergi.

Jantung Cintia berdegup kencang berjalan meninggalkan Varel. Cintia tidak sabar menunggu untuk pergi makan malam bersama Varel.

Waktu kini telah menunjukkan sore hari, Cintia masih berada di kamarnya. Cintia sedang berdandan sebaik mungkin, agar terlihat cantik di depan Varel nanti.

Sesaat kemudian Cintia telah keluar dari kamarnya dan mulai menuruni tangga.

"Varel aku sudah siap, ayo kita berangkat!" ujar Cintia.

Cintia terlihat begitu cantik pada sore hari itu dengan menggunakan sebuah gaun berwarna hitam.

"Cintia kamu begitu cantik," ujar Varel seraya berjalan mendekatinya.

"Terima kasih," Cintia tersipu malu.

Namun kini Varel telah berada di hadapan Cintia dengan jarak yang begitu dekat.

"Varel apa yang mau kamu lakukan?" tanya Cintia.

Varel mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Cintia.

"Apa dia hendak mencium ku lagi?" pikir Cintia.

Cintia terlihat pasrah bila Varel melakukan itu, namun yang terjadi bukanlah seperti yang Cintia pikirkan.

"Aku sudah cukup lama menunggumu, bukankah seharusnya kamu memberikanku kompensasi?" ujar Varel.

"Aku minta maaf, kamu menginginkan kompensasi apa?" tanya Cintia.

"Untuk sekarang aku belum kepikiran," jawab Varel.

"Nanti aku akan menagihnya, ayo kita segera berangkat!" sambung Varel.

Mereka berdua mulai menaiki mobil menuju ke sebuah restoran makanan barat yang terletak di tengah kota.

Sampai di sana Cintia dan Varel sedang duduk di sebuah meja sambil menunggu pesanan makanan mereka.

Sesaat kemudian, dua buah daging steak dan dua gelas jus telah terhidang di meja mereka.

"Bagaimana rasanya?" tanya Cintia.

"Enak, makanan cukup enak," jawab Varel.

"Aku biasa makan di sini bersama ayah dan Cindy," ujar Cintia sambil memakan steak nya.

"Lain kali mungkin juga bisa mengajakku makan bersama bersama juga," ujar Varel.

"Tapi itu adalah makan malam keluarga," balas Cintia.

"Jadi berarti aku harus menjadi anggota keluarga dulu baru bisa ikut?" tanya Varel.

"Ya seperti itu," jawab Cintia sambil tertunduk.

Cintia tidak menyangka, Varel akan menanyakan hal seperti itu kepadanya.

Kemudian Varel mulai menyeka bibir Cintia dengan tiba-tiba, sehingga membuat Cintia terkejut.

"Ada bekas makanan di bibirmu," ujar Varel.

"Ya terima kasih," balas Cintia dengan wajah memerah.

"Cintia ada yang mau aku katakan kepadamu," ujar Varel.

"Apa itu, katakan saja?" tanya Cintia.

"Aku tidak pintar dalam masalah hati atau perasaan, tapi sepertinya aku menyukaimu," jawab Varel.

"Cintia aku ingin bersama denganmu," sambung Varel.

Cintia yang mendengarnya, seketika menjadi sangat senang, hatinya berdebar-debar tidak karuan. Akhirnya Varel mengutarakan perasaannya kepadanya.

"Jadi bagaimana, apa kamu bersedia?" tanya Varel.

"Ya," jawab Cintia masih sedikit malu karena ini pertama kalinya dia menerima perasaan dari seorang pria.

"Apa, aku tidak mendengarnya?" tanya Varel.

"Aku bersedia," jawab Cintia.

Setelah malam itu Cintia dan Varel telah menjadi pasangan kekasih.

Hari-hari mereka lalui bersama dengan penuh romantis dan bahagia.

Suatu ketika Varel sedang mengendarai sepeda motornya seorang diri, tiba-tiba dua orang pria muncul di hadapannya dan menghentikannya.

Tatapan kedua pria itu begitu tajam ke arah Varel dengan niat membunuh yang sangat kuat.

"Apa mau kalian?" tanya Varel yang sudah turun dari motornya.

"Macan gurun, kami datang untuk membunuhmu," jawab mereka.

Varel tidak menyangka bahwa mereka mengenal julukannya sewaktu masih menjadi seorang prajurit. Tampaknya mereka adalah musuh-musuhnya dahulu pikirnya.

Salah seorang langsung melesat menyerang Varel dan melayangkan tinjunya dengan cepat, tapi Varel berhasil menghindarinya dengan melompat kebelakang.

Namun tiba-tiba dari udara salah seorang rekannya muncul dengan pedang di tangannya.

"Matilah kamu macan gurun," teriaknya sambil menebaskan pedangnya.

"Syus" tebasan itu hanya menggores aspal.

Sementara Varel berhasil menghindarinya dengan menggeserkan tubuhnya ke samping.

"Kalian begitu lemah, tapi masih berani datang untuk membunuhku," ujar Varel.

Varel melayangkan tinjunya dan menghantam telak wajah si pria pembawa pedang.

Seketika pedangnya terlepas dari tangannya dan tubuh orang itu terpental menggusur aspal.

"Kurang ajar, beraninya kamu meremehkan kami," ujar salah seorang pria temannya.

Pria itu melesat ke arah Varel dan langsung melayangkan tinjunya secara bertubi-tubi. Akan tetapi setiap tinjunya berhasil di hindari oleh Varel dengan sangat mudah.

"Apa?" pria itu terlihat terkejut serangannya sama sekali tidak bisa mengenai Varel.

Varel mengambil sebuah pedang yang tergeletak di jalan dan langsung menebaskannya.

"Cras," tebasan itu langsung memotong salah satu tangan pria itu hingga putus.

"Aaaa," pria itu seketika berteriak kesakitan memegangi tangannya.

Namun Varel langsung melesat dan menusukkan pedangnya ke dadanya. Pedang itu tertancap tepat menembus jantung nya.

Seketika pria itu terjatuh ke jalan dan tewas di tempat.

Varel Kemudian melihat sebuah tato segitiga berwarna perak di tangan milik pria yang telah putus.

"Rupanya kalian susah payah datang mencariku," ucap Varel dengan senyum di bibirnya.

"Karena kalian berani mencari masalah lagi, maka aku juga tidak akan sungkan lagi," sambung Varel.

Satu jam kemudian Varel telah kembali ke rumah dan bertemu dengan Cintia.

"Varel kamu dari mana saja?" tanya Cintia.

"Aku keluar sebentar, kenapa apa kamu sangat merindukanku?" balas Varel menggoda Cintia.

"Kamu menjengkelkan," ujar Cintia malu.

Cintia mulai melihat bercak darah di pakaian Varel.

"Ini darah, kamu habis berkelahi, sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Cintia merasa khawatir sambil memegangi pakaian kemeja Varel.

"Tidak apa-apa, hanya masalah kecil, kamu tidak perlu khawatir," jawab Varel sambil mengelus rambut Cintia.

"Lalu bagaimana, apa kamu terluka?" tanya Cintia lagi.

"Aku sangat kuat, mana mungkin aku terluka," jawab Varel sambil tersenyum kepada Cintia.

"Baguslah, aku takut terjadi sesuatu kepadamu," ujar Cintia sambil menyandarkan kepalanya di bahu Varel.

"Ya, aku juga takut kehilanganmu," balas Varel sambil mengelus kepala Cintia.

Sementara itu di tempat lain di sebuah rumah yang berada di kota Sanhau, terlihat kelompok segitiga perak telah sampai dan tinggal di sana.

"Apa, mereka berdua telah di bunuh oleh Varel," ujar Kevin dengan marah.

"Benar tuan, seperti yang di rumorkan, Varel si macan gurun memiliki kemampuan yang sangat hebat, dia mengalahkan mereka berdua dengan sangat mudah," jelas seorang pria sambil berlutut.

"Aku mengerti, kamu bisa keluar," ujar Kevin.

"Baik tuan," balas pria itu.

Setelah pria itu keluar, Julisa mulai masuk untuk menemui Kevin.

"Kak, aku dengar bawahan kakak yang di perintahkan untuk membunuh Varel telah tewas," ujar Julisa.

"Ya, seperti yang kamu ketahui, mereka bukan tandingan Varel yang begitu licik," balas Kevin.

"Brengsek, pria itu telah membunuh ayah, aku ingin sekali membunuh dan membuang mayatnya untuk makan binatang buas," ucap Julisa sambil mengepalkan tangannya.

Mendengar perkataan Julisa ini, Kevin mulai menunjukkan sedikit senyum di bibirnya.

"Julisa, apa kamu mau pergi untuk membunuhnya?" tanya Kevin.

"Apa, apa kakak mengijinkan ku untuk pergi?" tanya balik Julisa.

"Jika kamu sangat ingin, maka aku juga tidak bisa melarang mu," jawab Kevin.

"Baik, aku akan segera pergi untuk membunuhnya," ujar Julisa.

"Tapi kamu jangan terlalu memaksakan diri, jika kamu merasa terdesak, kamu bisa mundur dulu," ujar Kevin.

"Aku mengerti," balas Julisa.

Julisa mulai meninggalkan tempat itu dengan amarah kebencian terhadap Varel. Sementara Kevin mulai tersenyum licik.

"Tampaknya akan segera ada pertunjukan yang menarik," ucap Kevin sendiri.

"Macan gurun, kamu memang sangat hebat, tapi aku memiliki kelemahanmu," sambung Kevin.

1
Sulaiman Efendy
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Erik Raraawi
pantas saja sepih pembaca, karena judul dan isi cerita berbeda.
Izana Asnawi
lanjut Thor...seru...semangat💪💪💪😘😘😘❤️♥️❤️♥️❤️
Kalbera Art: sudah taman ya kak terima kasih sudah membaca, jangan lupa ikuti ya masih banyak novel seru lainnya
total 1 replies
Izana Asnawi
lanjut Thor💪💪😘😘❤️♥️❤️♥️❤️
ABIMANYU CHANNEL
vanesha A
Ipunkjr4
lanjut kk thor semangat
Kalbera Art: jangan lupa untuk memberikan like dan ikuti ya kak biar author semakin semangat menulis terima kasih
total 1 replies
Ipunkjr4
luar biasa KK thor semangat cerita menarik
Wijaya Ronny
Luar biasa
Kalbera Art: jangan lupa untuk memberikan like dan ikuti ya kak biar author semakin semangat menulis terima kasih
total 1 replies
AbhiAgam Al Kautsar
like
ABIMANYU CHANNEL
kasih yg mantab mantab lah
Anonymous
Lanjut tor
Kalbera Art: jangan lupa untuk memberikan like dan ikuti biar author semangat ya kak😁
total 1 replies
AbhiAgam Al Kautsar
bagaimana ksah varel selanjutnya..
kita temukan jawabannya pada chapter2 yg akan datang
Jamilah Hidirmanto: oke/Drool/
total 1 replies
AbhiAgam Al Kautsar
rio si pecundang
Devlin Yo William
mantul boz
Iyan Syamudrah
wah,akan ada usaha untuk saling merebut nih
AbhiAgam Al Kautsar
di pinjam yaaa
AbhiAgam Al Kautsar
ternyata...
Juprianto
Luar biasa
Kalbera Art: Jangan lupa untuk like dan ikuti ya terima kasih 🙏
total 1 replies
AbhiAgam Al Kautsar
waaaaaaah
DD
memakainya 😆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!