NovelToon NovelToon
Cinta Seindah Khayalan

Cinta Seindah Khayalan

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Wanita Karir
Popularitas:19.3k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Payang

"Tidak adakah pekerjaan yang bisa kamu lakukan selain mengganggu kesibukan orang lain?" Clive melirik dingin Berry yang duduk disebelahnya.

"Aku hanya ingin wanita itu menjadi ibuku. Bila menunggu Ayah, sampai sekarang tidak ada tanda-tanda kehidupan," Berry ikut melirik dingin pada ayahnya.

"Siapa yang mau menjadi Ibumu? Wanita itu?" Clive tersenyum sinis mendengar ucapan putranya.

"Aku saja tidak mau jadi Ayahmu. Terpaksa saja, karena kamu adalah anakku," Clive membuka sabuk pengamannya, lalu segera turun dari mobil. Ia membuka pintu, lalu meraih tubuh kecil Berry masuk dalam gendongannya dan menyerahkannya pada pengasuhnya.

"Pastikan pria kecil ini tidak membuntutiku lagi."

"Baik Tuan," David membungkuk hormat, lalu menggandeng tangan Berry yang segera ditepis anak itu lalu berlari memasuki rumah.

Ikuti kisah Berry, yang memilih sendiri siapa wanita yang dijadikan sebagai ibunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Payang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32. Kunjungan

Kantor Kalimas Group.

Tok! Tok! Tok!

"Masuk!" Clive mendongakan wajahnya, menatap kearah pintu hingga Yance muncul disana. Pegawainya itu langsung merunduk hormat saat pandangannya mereka saling bertemu.

"Duduk disana dulu manager Yance," tunjuk Clive dengan isyarat wajahnya pada sofa tamu yang ada disisi kanan pintu.

"Terima kasih Tuan," Yance masuk dan langsung menuju sofa yang dimaksud.

"Lanjutkan lagi," Clive kembali beralih pada Bruno Salvador, pegawainya yang menangani proyek tata taman kota.

"Terlalu banyak yang terlibat dan terseret dalam pusaran skandal korupsi itu, termasuk pak Arthur Gunawan paman-nya Nyonya, Tuan," sambung Bruno sambil melingkari nama Arthur, paman Sizy dengan pensil ditangannya.

Clive tercenung sesaat, tatapannya gamang memandangi coretan pensil Bruno yang melingkari nama paman isterinya itu. Terlintas dalam benaknya sosok pria paruh baya yang menjadi kebanggaan wanita yang begitu disayangi sang pria kecilnya.

Pekerjaan Arthur sebagai seorang Pimpro di Dinas pekerjaan Umun kota ini memang begitu rentan dengan seluk beluk abu-abu proyek yang dikenal sebagai lahan basah bagi para tikus-tikus rakus.

"Tetap buat laporan polisinya, manager Bruno. Dan buatkan juga surat pemutusan hubungan kerja kita dengan kontraktor CV. Cipta Alam Lestari. Setelahnya, atur pertemuanku dengan CV. Budi Dharma Djaya," putus Clive akhirnya. Apapun itu, dirinya memang harus mengambil tindakan tegas. Tender yang telah perusahaannya menangkan dua bulan lalu untuk mempercantik wajah kota, menata taman kota, hingga membangun pusat permainan anak-anak harus tetap terealisasi.

"Dan untuk daftar nama para kepala keluarga yang telah diajukan pemerintah kota setempat aturlah pertemuanmu dengan mereka. Aku percaya padamu, manager Bruno," imbuhnya, menyudahi pertemuannya dengan pegawainya nya itu.

"Baik Tuan," Bruno berdiri, ia mengambil kembali beberapa berkas yang sebelumnya ia bawa, sementara yang lainnya ia tinggal sesuai permintaan Clive.

"Berpindahlah kemari," perintah Clive pada Yance, begitu Bruno sudah keluar dari ruangannya.

Tanpa menunggu panggilan dua kali, Yance langsung bergerak dan duduk pada kursi yang sebelumnya diduduki Bruno.

"Maafkan saya Tuan, bila Anda tidak berkenan pada pilihan saya. Saya sudah berusaha yang terbaik, menemukan seorang sekretaris yang pintar, cerdas, cantik, dan juga telah memiliki pengalaman kerja di perusahaan-perusahaan ternama seperti perusahaan kita. Hanya karena Yessi mengenakan seragam cleaning service perusahaan ini, tuan langsung menolaknya," protes Yance sebelum ditanya. Aduan Yessi yang mengatakan bila bos-nya itu bahkan belum sempat melihat CV wanita itu turut menyulut dirinya hingga mampu berucap demikian.

"Waktu akan memenuhi panggilan Tuan, Yessi tidak sengaja terpeleset saat berada ditoilet untuk merapikan penampilannya akibat kesalahan cleaning service yang tidak segera membereskan lantai yang licin," papar Yance, berusaha memberi pembelaan.

Clive menghela napas pelan.

"Aku tidak ingin memiliki sekretaris yang tidak siap dan tidak punya inisiatif. Pertemuan pertama, adalah moment untuk memberi kesan awal yang baik, tapi wanita itu malah menyia-nyiakannya," sahut Clive dengan suara rendah dan datarnya.

"Sebagai seorang yang punya pengalaman kerja di perusahaan ternama, tentu wanita itu sangat memahami profesionalitas kerja. Dia bisa memesan pakaian via online kilat, atau menyeberang ke pusat perbelanjaan yang ada didepan kantor kita ini. Kenapa harus menggunakan seragam cleaning service? Yang bahkan, ia belum berhak menggunakannya. Jelas sekali wanita itu hanya ingin mendapat simpati atas apa yang ia alami?"

"Bila hanya menitik beratkan pada kepintaran, kecerdasan, kecantikan--, Divina sudah melebihi wanita itu manager Yance, dirinya bahkan sudah tahu apa yang harus ia lakukan tanpa aku harus memberi penjelasan pekerjaan pada calon sekretaris baru."

"Aku butuh sekretaris yang punya profesionalitas kerja, berintegritas, tidak menjadikan kantor ini sebagai ajang mencari simpati atau membuat kantor ini serupa tempat hiburan yang mempertontonkan fisik mereka yang sempurna menurut mereka. Sampai disini, apa manager Yance mengerti?" Clive masih menatap datar pegawainya itu.

"Mengerti Tuan," sahut Yance, sedikit merundukkan kepalanya.

"Ajukan semua sekretaris manager dikantor ini, dan atur mereka satu persatu untuk menghadapku setelah ini, aku sendiri yang akan menyeleksi mereka. Aku rasa itu yang lebih aman dan menghemat waktu, dari pada mencari orang baru dari luar sana."

Yance gegas mengangkat kepalanya, wajah lesunya sedikit bersemangat.

"Kalau begitu, izinkan Yessi menjadi sekretaris saya saja Tuan," pinta Yance dengan raut ragu, tapi sangat berharap Clive mengabulkan permintaannya itu.

"Katakan, ada hubungan apa manager Yance dengan wanita itu?" selidik Clive.

"Tidak ada Tuan, saya dan Yessi, unit apartemen kami berhadap-hadapan, hanya itu."

Clive menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi dibelakangnya, melipat tangan sembari memindai cukup lama wajah pegawai berkumisnya yang lumayan macho itu.

"Sebaiknya, manager Yance jangan berhubungan lagi dengan wanita itu, hindari saja dia. Wanita itu bisa menghancurkan kariermu yang sudah dibangun selama ini," peringat Clive.

"Maksud Tuan?" tanya Yance dengan raut polosnya.

"Aku perjelas, wanita itu hanya ingin memanfaatkanmu, dia tidak benar-benar menyukaimu. Pangkas kumismu itu, rapikan dirimu, kamu sebenarnya sangat tampan, juga macho dengan tubuh atletismu itu. Kamu bahkan bisa mendapatkan wanita yang lebih baik dari tetangga apartemenmu itu. Percaya padaku," Clive masih menelisik penampilan Yance, dan mengatakan apa adanya, apa yang menjadi penilainnya.

Wajah tegas Yance, seketika tersipu mendengarnya, membuat Clive merasa sedikit mual melihatnya.

"Pergilah, cepat lakukan seperti yang aku katakan tadi. Aku menunggu para sekretaris manager menghadap keruanganku ini secepatnya," perintah Clive dengan mengubah air mukanya menjadi dingin agar pegawainya itu cepat beranjak dari sana.

"Baik Tuan, seperti apa yang Anda katakan," Yance cepat berdiri, juga bergegas. Jika tidak, Clive akan memarahinya seperti biasa bila ia bergerak lamban.

...***...

Polres Kutai Kartanegara.

"Jika bukan karena Kamu, Mama tidak akan mungkin ada disini, dikurung dalam sel, menanti persidangan yang membosankan itu, lalu bersiap menerima putusan pengadilan untuk dikurung beberapa tahun lamanya dalam rutan," Lidiya menatap penuh amarah pada Yuna yang tengah menangis, duduk berseberangan meja dengannya.

"Jika Mama tahu akan begini jadinya, tentu Mama akan membunuhmu saat kamu masih menjadi janin dalam perut Mama."

"Kamu dan Papa kamu selalu saja menyusahkan hidup Mama. Hidup Mama hancur! Sehancur-hancurnya karena kalian berdua!" pekik Lidiya menjadi-jadi penuh emosi.

"Cukup Lidiya, cukup! Jangan teruskan! Yuna kemari merindukanmu, Mamanya!" tegur Sizy tak kalah lantangnya.

"Kamu puas?!" Lidiya beralih pada Sizy.

"Kamu senangkan melihat kemalangan yang menimpa hidupku?! Merasa dirimu lebih baik dariku! Mengambil putriku! Memanfaatkan situasi ini agar kamu terlihat baik! Iya kan?!" tuduh Lidiya geram. Wanita itu gegas berdiri dari duduknya dengan dadanya sedikit membusung saking emosinya melihat teman SMU yang ia anggap selalu menjadi rivalnya dalam setiap kesempatan.

"Berry, ajak Yuna keluar Sayang, Ibu masih bicara dulu dengan Mamanya," suruh Sizy.

"Baik Ibu," Berry gegas menarik tangan Yuna, bocah perempuan itu hanya bisa menurut dengan perasaan sedihnya yang campur aduk.

"Apapun yang kamu tuduhkan, itu semua tidak benar Lidiya. Dan aku tidak perduli pada semua cercaanmu itu terhadapku. Aku hanya perduli pada Yuna, anak itu memiliki hati yang tulus dan murni, tidak seperti kamu Mamanya."

"Ternyata, hanya Yuna yang menyayangimu. Ia menangisimu siang dan malam, khawatir kamu terlambat makan, khawatir kamu sakit. Dan kamu, kamu malah memarahinya, bahkan menyesali kehadirannya didunia ini lewat rahimmu," Sizy berusaha menahan emosinya.

"Aku hanya berharap, kamu bisa belajar menjadi manusia yang lebih baik setelah ini, dan menyesali segala prilaku burukmu terhadap putrimu sendiri."

"Ini, ini makanan kesukaanmu, yang Yuna pesankan untukmu," Sizy mengangkat kotak makanan yang ia letakan dikursi panjang disebelahnya.

Bruak! Klontang! Tang! Tang!

Sizy terpana, dengan raut kaget memandangi sup iga daging sudah tumpah dan tergeletak dilantai dengan kuahnya yang membasahi sekitar pijakan kakinya.

"K-kamu... Kamu tega sekali Lidiya. Makanan pesanan putrimu kamu lemparkan kelantai begitu saja. Kamu Mama yang tidak punya hati!" geram Sizy sembari menunjuk wajah Lidiya dengan wajahnya yang memerah, suaranya bergetar menekan amarah yang membuncah dalam dadanya.

"Kamu lihat, suatu hari nanti, kamu akan menyesal saat melihat putrimu yang kamu benci akan menjadi wanita yang sukses dimasa depan!" Sizy berbalik, lalu gegas meninggalkan ruang besuk. Tidak ingin berlama-lama, bisa-bisa ia akan menghajar teman SMU-nya yang tidak mempunyai hati itu.

"Sayang sekali, makanan seenak itu kamu sia-siakan demi kegengsian-mu. Sekarang, kembali ke sel-mu," perintah petugas yang sedari tadi memperhatikan interaksi Lidiya bersama Sisy, Yuna, dan Berry.

Bersambung✍️

1
F.T Zira
5🌹 buat Yuna...

sekalian lagu bukan permainan yaa🤭🤭🤭
Dewi Payang: Hahaahaaaaa, tau juga kakak lagunya Gita Gutawa💃💃💃
total 1 replies
F.T Zira
bentar... bentar....
berry tau lagu gita gutawa/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Dewi Payang: Berry ; tau donk kak, aku salah satu fansnya🤭🤭
total 1 replies
F.T Zira
tenang Yuna.. kalo ada si Pria kecil ini keinginan apapun darimu bakal di kabulkan🤭🤭
Dewi Payang: Yuna : kok perasaan jadinya kaya jin 🤭🤭🤭🤭
total 1 replies
F.T Zira
siap menuju proses pembuatan kecebong asli.... ehhh🤭🤭🤭
Dewi Payang: 😂😂😂😂😂
total 1 replies
F.T Zira
dari mana kamu tau itu asin🤭🤭🤭 emang baru di cicip ya🤭🤭
Dewi Payang: Sizy : pernah cicipin keringat😁😁😁😁😁
total 1 replies
F.T Zira
ho oh... jawab gitu aja.. kan wajar kalo khawatir🤭🤭
Dewi Payang: Tul kak😁😁
total 1 replies
Aerik_chan
3 bunga dan 3 iklan untukmu kak/Rose//Rose//Rose//Plusone//Plusone//Plusone/
Dewi Payang: Ma kasih banyak ya kak🫰👌
total 1 replies
Aerik_chan
suka kalau semua sayang begini
Dewi Payang: Rasanya aman dan nyaman😁
total 1 replies
Zenun
ya, ya, memang seperti itu adanya.
Dewi Payang: 😁😁😁😁😁😁😁😁
Zenun: hehehehe
total 3 replies
Zenun
Lah, udahan ini? 😁
Dewi Payang: 🤭🤭🤭🤭🤭🤭
Zenun: emang ya? 😄 siapakah gerangan
total 5 replies
Nay
👍👍👍 jd nambah banyak pengetahuan nih
Dewi Payang: Semoga bermanfaat kak, dan terima kasih untuk apresiasinya kakak pada karya novel ini sampai sekarang🙏🙏👌
total 1 replies
Nay
Ho oh.. emang sangat membagongkan..
Dewi Payang: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣👍
total 1 replies
Nay
Tahan…. Tahan…. Tahan….
Otw unboking kah…
🤭🤭
Dewi Payang: 😂😂😂sepertinya begitu...🤭🤭
total 1 replies
Nay
🤭🤭🤭🤭🤭🤭
Dewi Payang: Diledekin terus sama.Clive😄
total 1 replies
@Intan.PS_Army🐨💜
ih Bunda mah
Dewi Payang: Kenapa kak?😄
total 1 replies
neng ade
aku idola Chairil Anwar puisi nya yg berjudul Aku pernah jadi ajang lomba saat aku duduk di bangku SMEA meski dapat juara ke 3 tapi aku bangga 😁😍🙏
Dewi Payang: Wow, mantap kakak👍👍 pasti seru lombanya...🥰🥰 aku malah gak pernah juara lomba baca puissi kak😂😂😂
total 1 replies
Mei Mei
Luar biasa
Dewi Payang: Terima kasih kak Mei untuk apresiasi rate bintang 5 nya🫰🫰
total 1 replies
Rembulan Pagi
is is is
Dewi Payang: 😭😭😭😭😭😭
total 1 replies
F.T Zira
5🌹 buat ka author yg udh membagikan ilmunya...

malu sangat diriku,, gak terlalu banyak tau tentang budaya sendiri🥲🥲🥲
Dewi Payang: Udah ke titik 0 donk kak, samarinda ke panajam paser pusatnya IKN ga sampai 1 jam😁
F.T Zira: kaka ngomong IKN jadi pengen tau,, kaka udah ke sana belum🤭🤭🤭
total 5 replies
F.T Zira
aahh... lanjut kan😏😏
Dewi Payang: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!