Ica semenjak di tinggal oleh Azzam tanpa alasan akhirnya memilih menikah dengan pria lain, syukurnya pernikahannya dengan suaminya yang awalnya tak begitu di cintainya berjalan dengan harmonis dan bahagia.
Tapi ternyata Ica di tipu mentah-mentah oleh sikap baik suaminya selama ini, justru suaminya ternyata pria yang suka berselingkuh dan gonta-ganti pasangan untuk memuaskan nafsu birahinya.
Bagaimana dengan rumah tangga Ica dan suaminya selanjutnya?
Apakah Ica tetap bertahan atau justru memilih berpisah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hafizoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
"Jaga anakmu, Bun. Jangan sampai dia berubah pikiran"
"Pasti, Yah. Bunda juga gak akan rela kalau anak Bunda menderita, biarkan saja Loli menyendiri dulu keadaan ini cukup berat untuknya" ucap Sang Bunda, di angguki Sang Ayah lalu beranjak pergi menuju kamar.
.
.
.
Keesokan harinya.....
"Ma, tolong bebaskan Hendra" ujar Hendra saat mamanya datang menjenguknya
"Hendra, Mama pasti akan membebaskan kamu. Semalam saja Mama gak bisa tidur mikirin kamu, pasti kamu kedinginan disini"
"Ma, Hendra gak mau disini. Semalam saja rasanya sangat lama, Ma" rengek Hendra seperti anak kecil
Hendra akan melakukan apa saja, asal dirinya bisa bebas dari penjara. Semalam tidur hanya beralasan tikar, semua tubuhnya terasa sakit. Belum matanya yang tidak benar-benar terpejam, penjara tempat yang sangat buruk.
Tinggal dan menetap lama di dalam penjara rasanya sangat menyiksa fisik mau pun psikis Hendra, makanya Hendra saat ini sangat berharap pada kedua orang tuanya agar bisa membebaskannya dari penjara.
"Makanya jangan suka buat ulah" cibir Papanya Hendra
Meski sebenarnya dirinya kasihan pada putra kesayangannya itu, tapi dirinya sangat geram dengan tingkah putra kesayangannya itu. Bisa-bisanya di kalahkan oleh seorang wanita, sampai di seret ke penjara.
"Ini semua keturunan kamu, Pa"
"Loh, kenapa nyalahin Papa? Ini semua ulah anakmu sendiri, Ma"
"Halah diam, anak dan bapak sama-sama doyan main wanita jadi begini urusannya. Cepat hubungi pengacara kamu, Pa. Jangan bikin kepalaku semakin pusing, mendengar ocehan kamu"
Papanya Hendra tak mau banyak berkomentar, dirinya segera keluar dari ruang besuk lalu menghubungi pengacaranya sementara Mamanya Hendra masih berusaha menenangkan putra kesayangannya untuk tetap sabar.
Agar kuat menghadapi cobaan yang terus silih berganti berdatangan, setelah jam besuk habis. Mama dan Papanya Hendra kini memilih menunggu di luar, tak bisa sesuka hati untuk bertemu dengan putra kesayangan mereka.
"Mana pengacara kamu, Pa?"
"Tunggu, Ma. Jalanan lagi macet, jadi maklum kalo telat"
"Halah, awas aja kamu gak becus milih pengacara. Aku potong ter*ng mu, terus aku kasih buat makanan anjing"
Beberapa menit kemudian pengacara datang, mereka mengobrol di sebuah cafe yang ada di samping kantor polisi. Pengacara tentu tak bisa secepat kilat membebaskan Hendra, butuh proses sesuai prosedur yang ada.
"Kita butuh beberapa bulan untuk membebaskan Hendra"
"Jangan lama-lama dong, Pak Pengacara. Kasihan anak saya, emang enak di dalam penjara? Baru sehari saja kepala saya sudah pusing memikirkan kondisi Hendra apalagi harus menunggu beberapa bulan, bisa-bisa anak saya kurus kering"
"Betul kata istri saya, coba tolong cari cara cepat Pak Pengacara"
"Hanya satu cara cepatnya"
"Apa?" tanya Kedua orang Hendra secara bersamaan
"Buat pelapor mau mengambil jalan kekeluargaan dan mencabut laporannya"
"Maksudnya kami harus membujuk si Loli?"
Pengacara itu mengangguk kemudian menjelaskan hanya itu cara cepatnya, pengacara itu juga mengatakan kalau ini kasus sangat ringan hanya saja karena si pelapor bersikukuh ingin memenjarakan Hendra saja.
Makanya proses akan lama dan membuat Hendra bisa di penjara cukup lama, Mamanya Hendra tentu protes tidak mau sampai putra kesayangannya terlalu lama di dalam penjara. Mamanya Hendra meminta suaminya untuk berpikir, bagaimana cara mereka membujuk Loli.
Setelah itu pengacara pun pamit undur diri ingin segera ke kantornya dan berjanji akan mencari celah agar Hendra cepat di bebaskan, pembicaraan mereka bertiga terhenti setelah hampir satu jam mengobrol.
Mamanya Hendra hanya bisa memegangi kepalanya sembari memijit kening, kepalanya terasa cenat-cenut memikirkan kasus putra kesayangannya itu. Lagi-lagi Mamanya Hendra menyalahkan suaminya, karena kelakuan buruk suaminya turun pada anak mereka.
"Sudahlah, Ma. Jangan malah salah-salahan, kita harus pikirkan solusinya"
"Pusing kepala Mama"
Mamanya Hendra beranjak dari duduknya lalu berjalan keluar cafe, baru beberapa langkah matanya tertuju pada Loli dan kedua orang tuanya yang baru saja turun dari mobil dan hendak masuk ke dalam kantor polisi.
Merasa ada kesempatan emas, Mamanya Hendra bergegas berjalan menghampiri mereka. Dirinya akan berusaha bernegosiasi, agar putra kesayangannya bisa keluar dari penjara jadi apapun akan dirinya lakukan demi Hendra.
"Permisi, saya Mamanya Hendra. Apakah bisa kita bicara sebentar?"
"Ohh, ini ibu dari pria bajingan yang tidak punya tanggung jawab"
"Bu, jaga omongannya. Anak saya tidak seburuk omongan ibu"
"Jelas-jelas anak ibu sudah menghamili anak saya, tak mau bertanggung jawab dan malahan mau mencelakai anak saya"
Mamanya Hendra pun meminta maaf atas nama putra kesayangannya itu, lalu meminta mereka menyelesaikan masalah ini dengan kekeluargaan bahkan Mamanya Hendra siap ingin memberi uang damai sebesar dua puluh juta.
"Hahaha, anda pikir uang bisa menyelesaikan masalah? Tentu tidak, kami hanya mau Hendra di penjara!!!"
Suasana semakin memanas, hati Mamanya Hendra tersulut emosi tapi berusaha tenang agar bisa membujuk Loli dan kedua orang tuanya. Meski sebenarnya tangannya terasa gatal, ingin sekali menampar mulut wanita di depannya.
"Sebutkan saja apa yang kalian mau, saya akan melakukannya. Tolong bebaskan anak saya, Loli tante tahu kamu sedang hami dan anak itu butuh sosok ayahnya. Bebaskan Hendra, sebagai balasannya tante akan menjamin kamu dan anakmu tidak akan kekurangan harta atau pun kasih sayang Hendra"
"Maaf, Tante. Aku udah gak bisa bersama Mas Hendra, dia sudah bersikap kasar. Aku takut, kalau dia bebas malah mencelakai aku dan anakku"
"Gak mungkin, tante akan menjaminnya. Kamu akan bahagia bersama Hendra, apalagi istri pertama Hendra sudah pergi dan kamu bakal jadi ratu satu-satunya" bujuk Mamanya Hendra dengan kata-kata manisnya
"Ma....."
Loli menatap sang bunda dan sang ayah secara bergantian, dirinya mulai terhasut dengan kata-kata manis yang keluar dari mulut Mamanya Hendra. Sang Bunda yang cerdas, meminta suaminya segera ke dalam kantor polisi dan Mamanya Hendra jadi urusannya.
Sang Ayah mengangguk kemudian melangkah masuk ke dalam kantor polisi bersama pengacara, mereka ingin menyerahkan bukti tambahan yang bisa memberatkan Hendra dan pastinya akan membuat Hendra semakin lama mendekam di penjara.
"Bu, ayo kita ngobrol di cafe sana. Kita bicarakan baik-baik saja, kita ini sama-sama seorang ibu tentu mau yang terbaik untuk anaknya"
"Halah kebanyakan basa-basi, kami hanya puas kalau si Hendra membusuk di dalam penjara"
"Jangan egois, Bu. Kasihan cucu kita nantinya, kalau sudah SD atau beranjak dewasa dia pasti malu kalau tahu ayahnya di penjarakan oleh ibunya sendiri. Tolong pikirkan baik-baik, jangan karena emosi sesaat jadi egois begini"
Hati Sang Bunda memanas dengan tangan terkepal kuat, dirinya tersenyum miring mendengar ucapan Mamanya Hendra.