Jodoh Untuk Alaska

Aska dan Kejora hampir semalaman gak tidur. Selain melakukan hubungan suami istri mereka juga mengobrol bercerita tentang masa lalu.

Baru kali ini mereka benar - benar untuk saling bercerita.

Kejora terbangun ketika jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Sorot matanya langsung tertuju kepada seorang pria yang berdiri di dekat jendela sambil bertelanjang dada.

Saat ini Aska hanya memakai handuk yang melingkar pada pinggangnya.

Rambut pria itu perlihatkan masih basah bahkan bulir - bulir air masih menetes dari rambutnya.

"Kak Aska sudah mandi?" tanya Kejora seketika membuat pria itu langsung membalikkan badan kearahnya.

"Kamu sudah bangun?" seraya mendekat ke sangat istri yang kini sudah merubah posisinya menjadi duduk.

Kejora menutupi dadanya dengan selimut, saat ini tubuhnya masih telanjang bulat dibalut oleh selimut tebal.

"Kak Aska udah mandi?" Tanya Kejora sambil menatap pria itu dengan dahi mengkerut.

"Iya, aku bangun lebih awal, aku merasa gerah, jadi aku mandi terlebih dahulu" jawab Aska yang kini sudah duduk di samping istrinya itu.

"Kok gak pake baju?"Kejora kembali melontarkan pertanyaan.

"Sengaja biar kamu tergoda" jawab Aska terkekeh.

"Iidiih, tergoda apaan, ntar yang ada malah kak Aska masuk angin"

"Ya udah aku mandi dulu deh" melodi turun dari ranjang dan membungkus tubuhnya dengan selimut setelah itu ia lari ke arah kamar mandi.

Aska tersenyum ketika melihat tingkah istrinya yang terkesan lucu.

Cukup lama wanita itu di dalam, hingga keluar dari kamar mandi dengan aroma yang menabrak indra penciuman seorang pria yang kini tengah duduk di sofa di kamar itu.

"Kak Aska gak bekerja hari ini? Kejora sambil memakai dress pendek di depan Aska kini tidak malu - malu lagi, karna baginya Aska adalah sudah menjadi bagian dari raganya.

"Gak aku mau seharian berduaan sama kamu!"

"Gak bosen apa, berduaan terus?"

"Ya udah lain kali berarti aku harus menikah lagi, biar bisa bertiga"

Bugh!

Kejora melemparkan bantal kearah suaminya itu.

"Kalau mau nikah lagi nanti saja setelah aku mati" ketua Kejora dengan muka masam.

"Becanda sayang, ayo sini makan tadi aku udah ambil makanan ni"

"Gak mau, nafsu makanku udah hilang" Kejora mengibaskan rambutnya yang masih basah.

"Aku tau kamu ngambek" Aska berdiri dan mendekat ke arah sang istri.

"Jangan dekat - dekat lebih baik kakak pergi ke rumah sakit sana!" usir Kejora dengan bibir mengerucut.

"Ngapain aku ke rumah sakit, aku mau sama kamu seharian, lagian mau aku libur berapa hari pun gak akan ada yang marah"

"Ya udah kalau gitu biar aku saja yang berangkat kuliah" Kejora memasang wajah se sewot mungkin

Meskipun ekspresi wajahnya itu malah membuat Aska pengen tertawa.

"Udah dong sayang gak usah ngambek aku kan cuma becanda, kamu tenang aja Aska cuma untuk Kejora" Aska memeluk Kejora dan mencium kening Kejora dengan lembut.

Seperti biasa sejak mereka bersatu setiap bersama Aska selalu ingin melu*at bibir Kejora yang sekarang membuat candu bagi Aska

"Kak jadi makan gak ini, kok malah me*um lagi"

"Sekarang aku gak tahan kalau lihat kamu nganggur sayang"

"Habis sarapan mau jalan - jalan gak?

"Jalan - jalan kemana?"

"Ya kemana aja yang penting jalan - Jalan, kita harus banyak menyempatkan waktu berdua sayang supaya cinta kita makin subur, dan tumbuh benih Alaska junior" Aska tersenyum merekah sedangkan Kejora malah menautkan alisnya.

"Alaska junior" tanyanya spontan.

"Iya dong sayang masa kamu gak mau punya anak dari aku, Sayang kalaupun kamu hamil kamu tetap bisa kuliah sampai selesai. Aku janji akan melengkapi kebutuhan dan fasilitasmu bahkan ketika anak kita lahir aku akan menyediakan baby sitter untukmu, jadi kamu gak perlu takut untuk apa yang akan terjadi kedepannya"tutur Aska tanpa ragu, pria itu menggenggam tangan lembut sangat istri, berusaha meyakinkan ucapannya.

Kejora terdiam sejenak, ia memandang dalam - dalam netral indah yang terlihat sayu itu.

Wanita itu membuang napas perlahan sebelum membalas ucapan sang suami.

"Jika itu memang takdir baik -Nya kenapa aku harus menolak. Berani berbuat harus berani berbuah dong" jawab Kejora sambil tertawa di akhir kalimatnya.

"Terima kasih sayang kalau begitu aku akan berusaha lebih keras lagi agar cepat berbuah" Aska langsung memeluk tubuh yang memiliki aroma menenangkan itu.

"Ya gak gitu juga kali." Kejora kembali mengerucutkan bibirnya.

"Ya udah sarapan yuk" mereka duduk berdua di sofa dan menyantap sepiring nasi itu bersama

...****************...

Sementara setelah kejadian di rumah Dina itu Rama mengemis meminta maaf kepada Rinda agar Rinda mau menerimanya kembali .

Malam itu Rama berniat mengajak Rinda untuk makan malam sambil mau memberikan kejutan ke Rinda.

Ketika sampai di sebuah restoran mereka memilih tempat duduk yang kosong yang tak jauh dari mereka berdiri.

Sebelum sempat duduk ada seseorang yang memanggil Rama

"Mas!" teriak seorang wanita yang seketika menghentikan langkahnya.

"Mas, kamu ada disini kamu pasti nyariin aku kan?" ucap Dina dengan penuh percaya diri

seraya terus berjalan ke arah Rama.

Entah kenapa hati Rinda tiba - tiba menjadi memanas ketika mendengar ucapan wanita yang sampai sekarang masih dia anggap sebagai musuh dan pelakor itu.

"Dina!" Rama bahkan kehilangan kata - kata lidahnya kelu ia bingung harus berkata apa.

"Mas, aku kangen!" Dina memegang tangan Rama yang masih berdiri mematung.

"Dasar pelakor!" Rinda langsung menepis tangan Dina dari lengan suaminya itu.

"Lancang sekali kamu bicara seperti itu, bukankah kamu dan mas Rama sudah bercerai?" Dina menatap nyalang kearah Rinda yang berdiri di hadapannya.

"Kata siapa? Lepaskan tangan suamiku! " Rinda menggandeng lengan Rama, bahkan menariknya supaya tubuh pria itu mendekat kepadanya.

Para pengunjung restoran seketika menatap kearah mereka.

"Sekarang kamu pergi dari restoran milikku!" usir Dina dengan suara lantang.

"Restoran ini milikmu?" tanya Rinda sambil menautkan alis.

Rinda sangat kesal dengan Dina

"Semua dengar restoran ini milik seorang pelakor, jika kalian datang dan makan disini sama artinya kalian mendukung seorang pelakor" teriak Rinda yang didengar oleh semua orang

*Pelakor huuuuhhh!"

"Ternyata pelakor"

"Pelakor tidak boleh di beri ruang"

"Kita tinggalkan tempat ini jangan pernah datang lagi"

Seketika tempat itu dipenuhi riuh pelanggan yang berdiri dari tempat duduk mereka dan keluar dari restoran tersebut.

"Mas, ayo pergi dari tempat ini! Tempat ini tidak layak untuk di datangi." Rinda menarik tubuh Rafa untuk keluar dari tempat itu.

hatinya terasa sakit disaat dia berusaha memaafkan Rama, malah luka itu terbuka lagi dengan pertemuannya dengan Dina malam ini.