NovelToon NovelToon
Perubahan Seorang Gay Karena Istri Kontraknya

Perubahan Seorang Gay Karena Istri Kontraknya

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / CEO / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:138.2k
Nilai: 4.9
Nama Author: Fareed Feeza

**Tidak ada adegan vulgar cinta sesama jenis disini ya***

Tawaran Menjadi istri kontrak seorang gay (Galeo davin) dengan Bayaran 1 Milyar untuk 1 tahun, membuat Resha Alea (Eca) langsung menyetujuinya, karena kebutuhan yang mendesak akibat hutang judi yang di wariskan oleh mendiang orang tuanya.

Setelah pernikahan, Eca selalu menyaksikan kebersamaan Leo dan teman dekat laki lakinya, Stavi yang bernama asli (Gustav Alvaro).

Seiring berjalannya waktu, Perlahan Leo berubah sedikit demi sedikit karena afirmasi dan perlakuan yang Eca berikan di setiap harinya.

(Novel ini ringan ya, jangan berharap konflik yang berat seberat beban hidup ... jangan!)


Yang suka silahkan lanjut baca, yang gak suka gak usah menggiring kebencian lewat kolom komentar, lebih baik di skip, okey?! ✨


Btw ini novel ke 3 author ya, makasih yang udah setia nemenin dari novel pertama, I love you so bad my readers 💜✨

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fareed Feeza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Love you

"Ca ..." Panggil Leo yang masih dengan posisi duduknya.

"Apa lagi kak?"

"Biasanya juga lo gandeng tangan gue, ini kan kaki gue masih sakit."

"Tapi tadi bisa masuk kamarku sendirian loh."

"Ya, tapi sekarang tiba-tiba kaki gue lemes."

Eca selalu mengalah jika Leo menggunakan alasan sakitnya, "Oke oke ... Nanti aku telpon Rafli deh, biar dia yang cek kesini."

Ucapnya sambil memegang lengan Leo untuk membantunya berjalan.

Mendengar nama Rafli, Leo reflek menjatuhkan tongkatnya. "Gue gak mau liat itu orang lagi!" Ucapnya.

"Eh ... Kok marah, gak mau liat siapa kak?"

"Itu tadi lo mau telpon siapa?"

"Rafli ... Dia kan dokter yang tanganin kamu."

"Gak, gue gak mau! Ambil tongkat gue, gue udah laper ... pengen makan orang aja rasanya."

"Ih ... Kamu yang jatuhin sendiri juga." Protes Eca tapi tetap mengambilkan tongkat Leo di lantai.

Sebenarnya Kaki Leo sudah bisa di gunakan Berjalan sedikit-sedikit, tapi dia tidak bisa merengek pada Eca lagi jika kakinya sudah sembuh seperti sedia kala.

.

.

"Nanti malem gue pengen mie instan, terus nonton film."

"Hm ... Nanti aku siapin."

"Lo juga ikut tapi."

"Aku banyak tugas, besok juga kuliah pagi."

"Abis ini kerjain tugas kuliahnya, gue bantuin."

"Maksa Mulu deh." Sahut Eca sambil terus menyuapi makanan ke mulut Leo.

"Biarin." Ucap Leo dengan mulut penuh makanan.

"Jelek." Ledek Eca.

"Lo juga!"

"Biarin."

"Love you." Ucap Leo tiba-tiba.

Eca mendadak gugup dan tidak merespon apapun, jari tangannya sedikit gemetar saat memegang sendok, dan itu sangat terlihat oleh Leo.

"Ada yang salting nih." Ledek Leo.

"Apaaan sih?! Udah ah suapinnya!" Eca meletakan piring yang masih berisi makanan di atas meja makan.

"Eh jangan dong, masih laper nih suaminya."

"Kakak please deh! Aku jadi malu ... "

"Lah emang? Selama ini gue siapanya lo?"

"Om om nya aku." Jawab Eca dengan santainya.

Leo menggebrak pelan meja makan, dengan cepat dia menarik pinggang Eca dan menjepit kedua pipi Eca dengan sangat gemas, saat ini posisi Eca berada di pangkuan Leo, dia terus memberontak dan Leo tidak juga melepaskannya.

"Mulutnya nih, mulutnya ... Minta di apain sih?" Leo terus memeluk Eca erat.

"Kakakkkkk lep— ... Lepas!!!!! kaki kamu lagi sakit kak, ampun .. Oke ampun ... Aku ga akan bilang kamu om om lagi."

Baru setelah itu Leo melepaskan Eca dari pelukannya.

Kayak gini aja gue happy Ca.

Eca mengambil oksigen di sekitarnya, nafasnya tersengal akibat di bekap oleh Leo. "Ngeselin ih."

"Siapa yang mulai? Hm? Cepet suapin gue lagi."

Eca merapihkan rambutnya terlebih dahulu, baru lanjut menyuapi makanan yang tinggal sedikit lagi di piring.

***

Sore harinya.

Eca menggunakan kaca mata di depan laptopnya, dia berusaha mengerjakannya tugas kuliahnya di saat Leo sedang tertidur Karena efek obat yang dia minum setelah makan tadi.

Karena banyak yang mengeluh kesulitan saya mengerjakan tugas, Erik membuka sesi meeting zoom untuk bertukar pendapat agar lebih mudah mengerjakannya.

Sambil mencatat ... Sesekali Eca dan teman-temannya bersenda gurau untuk menghilangkan stress karena tugas yang Erik berikan.

Mahasiswa lain dan Eca berani untuk berinteraksi seperti teman pada Erik dosennya. karena jika di luar kampus ... Erik sangatlah berbeda, pria itu lebih dewasa dan humble.

Eca beberapa kali tertawa saat Erik dan teman-temannya saling melempar ledekan satu sama lain.

Di dalam kamar sana, Leo mengerajapkan matanya pelan.

"Eca ketawa sama siapa tuh." gumamnya.

Leo berjalan gontai, dia lupa akan tongkatnya kali ini, karena pria itu sangat penasaran dengan apa yang sedang Eca lakukan.

Terlihat Eca sedang tertawa di depan laptop dengan beberapa riuh suara.

"Ngapain?" Tanya Leo dengan suara berbisik.

"Meeting zoom." Sahut Eca, lalu kembali memfokuskan diri pada laptopnya.

Leo duduk tepat di sebrang Eca, memperhatikan dan mendengarkan dengan seksama apa yang sedang di bicarakan.

Dengan adanya Leo di hadapannya kali ini membuat Eca kurang fokus, dia takut Leo berbuat hal-hal aneh.

Leo menunjuk tenggorokannya tanpa bersuara, menandakan Pria itu haus dan minta di ambilkan air minum.

"Sebentar ya, aku ke toilet dulu." Eca izin kepada Erik dan teman-temannya.

Eca berjalan menghampiri Leo, dan menarik pria itu ke meja makan.

"Kakak! Bisa gak sih jangan ganggu aku ... Kan biar tugasku cepet selesai, nanti malem kita mau nonton."

"Tapi gue haus."

"Ya ampun ... Gak bisa ambil sendiri? Cuman minum doang loh."

"Gue mau di layanin."

Eca menepuk jidatnya, mau bagaimanapun dia masih terikat kontrak dengan Leo, jadi Eca tidak bisa membantah.

"Nih." Eca menyodorkan segelas air putih pad Leo.

Bukannya mengambil gelasnya, Leo malah mendekatkan bibirnya pada gelas, dan minta Eca memiringkan gelasnya agar dia mudah untuk meminum air di dalamnya

"Kakak ... Aku Pengen nangis deh rasanya, minum juga harus aku yang suapin, kesel!!!"

Leo tertawa pelan saat Eca merasa tertekan seperti ini. "Cepet selesain tugasnya, gue nunggu disini."

"Bener yah , diem loh disini."

"Ca ... " Leo menahan pergelangan Eca.

"Apa lagi." Sahut Eca dengan nada malasnya.

Leo menunjuk pipi kanan dan kirinya. " Cium dulu."

"Gak gak , apaan sih!"

"Oke , gue gangguin." Leo beranjak dari duduknya dengan wajah menantang.

Eca menahan Leo agar tidak mendekati Laptopnya. "Oke oke oke!!!!! Sini!"

Leo tersenyum penuh kemenangan, perlahan dia menundukan kepalanya agar sejajar dengan wajah Eca.

Eca mengabulkan permintaan Leo, dengan dua kecupan yang di berikan pada kedua pipi pria itu.

"Udah!" Eca berjalan meninggalkan Leo dengan wajah kesalnya.

Tiba-tiba jadi Sayang banget sama gantungan kunci, gue gak akan pernah lepasin lo Ca.

***

Malam hari.

Saat-saat yang di tunggu Leo pun tiba, waktunya menonton film dan juga semangkuk mie instan yang di request sejak siang tadi.

"Nih ... Mie instan Korea sesuai yang kamu mau." Eca meletakan dua mangkuk mie di atas meja di depan sofa.

"Kok dua?"

"Ya aku juga mau kali." Jawab Eca ketus.

"Tapi —."

"Jangan bilang minta di suapin, please dong kak .. Jadi ga enak kalau gitu nontonnya." Rengek Eca.

Leo mencubit kedua pipi Eca pelan, "Iya iya."

.

.

Malam ini Leo minta menonton film horor, dengan semua lampu yang ruangan yang di matikan.

Cahaya hanya bersumber dari layar tv besar saja, dan mereka masih bisa menikmati mie dengan leluasa.

Saat adegan seram, Leo berharap Eca akan memeluknya karena takut. Tapi harapannya kandas ... Eca sama sekali tidak takut dengan adegan yang ada di film itu.

"Kok lo gak takut?" Tanya Leo.

"Hidupku lebih nyeremin daripada film ini kak." Sahut Eca spontan.

1
Setianingrum Ningrum
Luar biasa
Ima Kristina
Yach udah tamat aja
Fareed Feeza: baca novel terbaruku kaka
total 1 replies
Ima Kristina
next
Ima Kristina
sudah hamil tua kok naik tangga kan bahaya Eva ....jalan2 biasa saja
Ima Kristina
Eca nurut dong sama Leo sudah tau suaminya cemburuan
Ima Kristina
Eca ngapain pedulikan papa Martin...yang penting Leo gak mempermasalahkan soal jenis kelamin....
Ima Kristina
Eca nurut dong sama suami takutnya kamu stres trus berpengaruh sama kehamilan kamu ....
Ima Kristina
Aku gak ngerti jalan pikiran papa Martin Leo kan anak satu-satunya tapi kok dimusuhin gak ada sayang sayangnya
Ima Kristina
lanjut kakaaa
Ima Kristina
kayaknya Martin hanya takut sama kakek
Ima Kristina
lanjut lanjut penasaran Kakaa
Ima Kristina
dasar Anna nenek sihir main ndusel suami orang saja
Ima Kristina
Anna adalah tipe ambisius harus mendapatkan apa yang dia mau
Ima Kristina
syukurlah akhirnya Leo dan Eca baikan
Ima Kristina
astaga Leo kenapa gak bilang aja kalau cemburu jadi Eca tahu kesalahannya dimana ....kayak ABG saja
Ima Kristina
salah paham lagi bikin gemess
lestari saja💕
bener kannnn
lestari saja💕
kolab deh entar
Ima Kristina
semuga masalah perusahaan segera teratasi dan ulet bulu harus dibasmi
Ima Kristina
ortunya Leo gak ada rasa bersalahnya begitu hadehhhh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!