Saat pulang kerja Eliza Fadiyah dan temannya Laila mendapati sebuah kecelakaan tunggal di jalan yang akan ia lewati. Ia melihat sebuah mobil hilang kendali berguling menabrak pembatas jalan.
Tak seorangpun yang berani mendekat karena mobil itu mulai tersulut api dan kemungkinan akan meledak.
"Za, loe mau ngapain....??" teriak Laila tak di hiraukan Eliza yang berlari cepat menuju mobil itu.
Eliza menolong dan menyelamatkan pengemudi mobil itu yang tak lain adalah Rayhan Syarif pengusaha ternama dan terkaya di kota itu.
Rayhan Syarif tak sadarkan diri beberapa hari di rumah sakit.
"Eliza...." Itulah kata pertama yang keluar dari mulut Rayhan saat sadarkan diri.
"Dimana.....dimana gadis penyelamatku....!!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ƙɧąŋʑą, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 22
"Lain kali hati-hati dan tunggu saya kalau mau kemana-mana" Rayhan menangkap tubuh Eliza. Tadinya Rayhan akan pergi ke kantin tapi di urungkan karena dompetnya tertinggal di saku jas yang ada di sofa.
"Eliza pengen ke kamar mandi Kak, Mana mungkin menunggu Kakak, justru tadi mumpung Kak Ray tidak ada jadi Eliza ke kamar mandi" Ucap Eliza polos dengan wajah memerah berusaha melepas pelukan Rayhan tapi tubuh nya yang masih lemah tidak bisa bergerak lebih jauh lagi. Seketika Eliza merasa melayang ke atas karena tiba-tiba Rayhan menggendong tubuhnya.
"Apa yang kak Ray lakukan" Eliza berusaha turun dari gendongan Rayhan.
"Sudah diam, pengang tiang infusnya" Seringai di bibir Rayhan. Sampai di kamar mandi Rayhan menurunkan Eliza. "Kamu bisa sendiri kan atau mau aku bantu" Goda Rayhan mendapat teriakan dari Eliza.
" Kakak Mesuuum " mendorong Rayhan. Rayhan dengan tergelak menutup pintu menunggu di depan kamar mandi.
Setelah Eliza keluar dari kamar mandi, Rayhan yang menunggu dengan setia di depan kamar mandi memapah Eliza kembali ke ranjang. Setelah duduk, Eliza dengan tangan yang masih di infus merasa kesulitan ingin mengikat rambut nya yang terurai.
"Kamu kenapa gak bilang kalau mau mengikat rambut" Rayhan pun membantu Eliza mengikat rambutnya.
"Emang kakak bisa? "
"Kamu tenang aja" Cukup lama, Rayhan terlihat kaku mencoba mengikat rambut Eliza. Sampai akhirnya bisa juga kuncir kuda untuk rambut Eliza membuatnya terlihat manis di mata Rayhan.
"Kenapa senyum-senyum?" Memegangi wajahnya. "Apa ada yang lucu sama aku kak?" Tanya Eliza.
"Kamu terlihat manis, saya jadi makin sayang sama kamu" Ucap tulus Rayhan tapi di anggap gombalan oleh Eliza.
"Ternyata kakak bisa gombal juga. Pasti banyak cewek yang udah kakak gombalin" Sindir Eliza, membuat Rayhan tidak suka.
"Saya tulus tidak ngegombal El, dan lagi cuman kamu satu-satunya wanita yang bisa membuat saya jatuh cinta dan sayang" jujur Rayhan. Eliza sejenak melihat manik mata Rayhan terlihat ketulusan di sana. Sebelum suara ketukan pintu menganggetkan mereka.
Tok..... tok....
"Permisi, tuan Ray. Ini barang dan makanan yang anda pesan" Ucap Reno setelah Rayhan membukakan pintu. Rayhan menerima barang yang di bawa Reno.
" Ren tolong kamu handel semua pekerjaan saya besok"
" Baik, apa ada lagi tuan"
" Tidak cukup itu saja"
"Kalau begitu saya permisi, Mari nona Eliza" menunduk sopan pada Rayhan dan Eliza kemudian berlalu pergi.
" Kamu ingin makan sesuatu?" Tanya Rayhan membawa bungkusan makanan mendekati Eliza.
" Nanti saja kak, Kakak makan aja dulu"
" Ya sudah saya makan dulu" Rayhan duduk di sofa membuka bungkusan yang berisi kotak nasi dan berbagai macam roti. Rayhan pun memulai makannya. Sedangkan Eliza lebih memilih kembali merebahkan tubuhnya menatap langit-langit ruang rumah sakit.
" Kak, maaf ya aku udah ngerepotin kakak. Kak Ray besok kerja saja, saya sudah gak apa-apa kok"
Kalau saja ada Laila di sini. Bathin Eliza merindukan Laila yang saat ini di kirim perusahaan ke luar kota.
"Kamu gak ngerepotin. Ada Reno yang menggantikan saya. Malah saya senang bisa dekat sama kamu. Lagian yang saya lakukan ini tidak sebanding dengan yang kamu lakukan buat saya saat kecelakaan itu" Ucap Rayhan menghentikan makan nya sejenak memandang Eliza.
Rayhan beranjak setelah selesai makan mendekati Eliza. "El, saya serius sayang dan cinta sama kamu" Ucap Rayhan memberanikan diri memegang tangan Eliza. Sedangkan Eliza tersentak kaget dan tidak tahu harus berkata karena tiba-tiba jatungnya berdegup kencang. Manik matanya menatap netra pekat Rayhan yang terlihat tulus tidak ada kebohongan di dalam nya. "Mau kah kamu mencoba membuka hati buat saya El ?" Eliza terdiam belum menjawab.
Drett....drett....
Hp Eliza bergetar, sebuah notifikasi panggilan masuk. Eliza melepaskan tangan Rayhan pelan dan mengambil hp yang berada sebelahnya." Sebentar ya Kak, Eliza angkat telp dulu" Ucap Eliza yang di balas anggukan oleh Rayhan. Elizapun langsung menggeser warna hijau pada layar hp nya.
"Assalamualaikum, La kenapa baru telp sekarang? kenapa kemarin-kemarin hp loe susah di hubungi. Gue jadi khawatir. Loe gak apa-apa kan" Ucap Eliza tanpa jeda.
" Waallaikum salam. satu-satu non tanya nya udah kayak kereta api. Gue baik-baik aja. Disini sibuk banget sampe waktu buat istirahat aja gak sempat. Gue masih belum bisa pulang, tapi perasaan gue gak enak. Loe gak apa-apa kan? " Laila merasa cemas.
Eliza terdiam sejenak sebelum kembali menjawab pertanyaan Laila. "Gue gak apa-apa La" bohong Eliza tidak ingin membuat Laila cemas.
" Ya sudah, kamu hati-hati di sana. Gue tutup dulu, ok"
"Ok makasih La, loe juga hati-hati di sana" Eliza menaruh kembali hp di sebelah nya setelah menekan tanda merah.
Eliza kembali menatap Rayhan. " Bagaimana El? " tanya Rayhan kembali ingin mendengar jawaban Eliza.
mna ad orgny lngsng🥲🗿🗿