Tak semua wanita ikhlas untuk dimadu, hanya wanita-wanita terpilih yang bisa menerima hal itu.
Cordelia Almira seorang perawat cantik dan Istri dari Manajer Eksekutif the Star Resort Jerone Rigel Ervinosa. Mereka telah menikah selama 5 tahun, tetapi belum juga dikarunia seorang anak.
Meskipun belum dikaruniai buah hati, hubungan pernikahan mereka tetap harmonis tak ada yang berubah sampai suatu hari hadirlah seorang wanita di tengah-tengah mereka.
Setelah ditinggalkan oleh kedua orang tua serta kakaknya. Kini pernikahan yang awalnya penuh warna pelangi menjadi hitam gelap dan berkabut.
Akankah Elia bisa mempertahankan pernikahanya dan menerima untuk dimadu, atau sebaiknya?
Kalian bisa follow ig author : Novi_Rahajeng
Dan bisa baca karya author yang judulnya Papa Bucin yang posesif.
Karya ini adalah orisinil cerita dari author sendiri. Jadi, dilarang keras plagiat!
Cover by : Novi Rahajeng
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi rahajeng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penjara!
Ketika sampai di kantor polisi, Jingga segera keluar dari mobil. Dia berjalan dengan cepat karena takut kalau Claire sudah di bebaskan oleh penjaminnya. Ketika masuk ruangan kantor polisi, Jingga mengedarkan pandangan untuk mencari dimana keberadaan Claire, meskipun hanya pernah ketemu sekali, Jingga masih sangat mengingat bagaimana wajah Claire.
Saat melihat ada seorang wanita dan pria jalan beriringan menuju pintu keluar, Jingga segera berlari menghampirinya.
Tiba-tiba sebuah tamparan mendarat di pipi Claire, membuatnya tekejut serta merasa sakit.
"Eh, kamu siapa? Main tampar-tampar orang sembarangan!" bentak Jack.
"Dokter Jingga!" seru Claire.
"Kamu kenal wanita ini, Claire?" tanya Jack.
Jingga menaikkan sudut bibirnya. "Ternyata Kamu masih mengingat namaku!" cetus Jingga.
"Tentu saja saya mengingat nama anda, tapi kenapa anda tiba-tiba datang dan menampar saya? Apa saya punya salah dengan anda?" tanya Claire yang juga tidak tahu kenapa Jingga tiba-tiba datang dan menamparnya sekuat ini.
Jingga menyeringai sambil mengusap hidungnya.
" Kamu masih tanya kenapa saya ada disini? Apa kamu lupa dengan perbuatanmu kepada Elia hari ini? Dan sekarang dengan mudahnya kamu sudah bebas?" pekiknya yang merasa kesal saat melihat Claire sudah bebas.
Claire mengerutkan keningnya, dia lupa kalau Jingga adalah sahabat Elia, tapi Ia bingung kenapa Jingga bisa tahu hal itu, disaat dia tidak ada di tempat kejadian.
Apa jangan-jangan wanita itu yang mengadu? Dasar wanita tukang ngadu! Kenapa gak hadepin gue sendiri saja! Pakai menyuruh orang lain untuk menamparku segala! Ternyata nih dokter kejam juga, ya.
Tanpa berpikir panjang, Jingga segera menyeret tangan Claire untuk kembali masuk ke ruangan lapor.
"Hei, lepasin! Kamu mau bawa aku kemana?" teriak Claire.
"Tolong lepasin dia!" bentak Jack yang sudah menghadang berdiri di depan Jingga.
Tatapan Jingga berubah begitu tajam setajam silet, aura kemarahan yang sejak tadi Ia tahan mulai keluar. Tanoa aba-qba Jingga menendang kedua kaki Jack sampai membuatnya terjatuh ke lantai, saat Jingga ingin melayangkan bogeman ada yang mencegahnya.
Merasakan ada yang memegang tangannya, membuat Jingga menoleh untuk melihat siapa orang itu.
"Simon!" lirihnya ketika melihat Simon yang menahan tangannya.
"Cukup kak! Ini kantor polisi," ucap Simon untuk mengingatkan Jingga dimana Ia berada sekarang.
Jingga menghembuskan nafas panjang, dia benar-benar sudah di kuasai oleh emosi sampai tidak mengingat dimana dia berada sekarang.
Jack mengelus dadanya, dia merasa lega karena jingga tidak jadi melayangkan bogemannya. Jack hanya sok gentle, tapi sebenarnya dia berhati hello kitty. Jack memegang kakinya yang terasa sakit akibat di tendang oleh Jingga.
"Dasar wanita bar bar! Kakiku jadi sakit sekali ..."lirihnya.
Ketika melihat Lelaki yang menolongnya itu sangat tampan, membuat hati Jack berbunga-bunga.
Sumpah! Pangeran yang menolongku, ternyata tampan sekali ... Gumamnya dengan senyum mengembang menatap Simon. Tiba-tiba sifat hello kittynya keluar begitu saja.
" Ganteng ... tolongin ... "seru Jack dengan suara yang berubah menjadi manja dan lemah gemulai.
Jingga dan Simon segera melirik Jack bersamaan, mereka terbelalak ketika mendengar suara manja dari pria bertubuh gagah dan besar itu.
"Ternyata ... ngondek!" seru Jingga dan Simon bersamaan. Simon merasa geli sekali saat mendengar pria itu memanggilnya dengan nada menjijikkan menurutnya.
Melihat Jingga yang tak fokus dengannya, membuat Claire berusah untuk kabur, tetapi dengan sigap Jingga sudah memegang tangannya.
"Mau kabur ya? Jangan harap!" ujar Jingga yang sudah mencekal tangan Claire kembali.
Setelah itu, Jingga membawa Claire berjalan menuju kantor polisi untuk menanyakan kenapa Claire bisa bebas dengan cepat. Ketika mendengar Alasan dari polisi itu, Jingga menghembuskan nafasnya panjang lalu mendobrak meja membuat keributan.
" Jangan pernah membohongi saya! Dibayar berapa Anda oleh mereka?" cerca Jingga.
Wajah polisi itu terlihat sangat marah ketika mendengar Jingga mengatakan bahwa Ia telah di suap dengan suara yang lantang sampai semua polisi menoleh ke arah mereka.
"Kamu jangan asal bicara, ya! Saya ini polisi, saya bisa saja memasukkan kamu ke sel atas tuduhan pencemaran nama baik!" bentak polisi itu yang tidak terima Jingga menghinanya.
Jingga menyeringai, lalu memberikan tatapan yang begitu tajam lagi ke arah polisi itu. Wajahnya terlihat seperti tidak mempunyai rasa takut dengan ucapan polisi itu.
Tiba-tiba Simon mendekat, dan berbisik kepada Jingga. "Apa kamu yakin mereka telah menyuap, kak?" bisiknya yang di angguki oleh Jingga.
Karena sudah merasa yakin, Simon tiba-tiba menjauh untuk menelpon seseorang yang Ia kenal. Tak lama kemudian seorang komandan datang menghampiri Simon, membuat para polisi lainnya datang menyapa untuk memberi hormat kepada komandan mereka.
Jingga mengerutkan kening, saat melihat Simon terlihat begitu akrab saat berbincang dengan seorang komandan polisi.
Siapa dia? Apa teman simon? Ah tidak mungkin, polisi itu terlihat lebih pantas jadi ayahnya. Apa jangan-jangan ...
Kenapa pria muda itu bisa berbicara akrab dengan komandan? Mereka saling kenal? Jangan sampai kalau komandan tahu, aku telah mengambil uang kelebihan dari denda! Batin polisi itu.
Tak lama kemudian, Simon berjalan beriringan bersama komandan itu untuk menemui Jingga dan sang polisi.
"Selamat siang komandan," hormat polisi itu. Begitupun dengan Jingga yang memberi salam hormat sekedar untuk sopan santun.
"Jadi, dia yang telah menerima suap?" tanya komandan itu dan dijawab anggukan kepala oleh Simon.
"Joko, apa benar apa yang dikatakan oleh merka kalau kamu telah menerima suap demi melepaskan seorang wanita dengan kasus kekerasaan?" tanya komandan Handoko dengan tegas.
Joko terbelalak, rasanya sumber oksigen mulai habis karena dadanya terasa sesak. Joko sangat tegang dan ketakutan sampai menelan saliva saja sangat sulit. Dia bingung harus menjawab apa karena jika jujur, Ia akan mendapatkan hukuman, kalaupun berbohong dan ketahuan. Hukumannya akan jauh lebih berat.
Melihat Joko yang hanya diam membisu bagaikan patung tak bernyawa, membuat Jingga merasa senang. Kemenangan sudah hampir di depan mata. Sedangkan Claire, ikut cemas dan tegang. Dia takut kalau sampai terkenan hukum penganiayaan, di tambah menyuap aparat.
"Begini, Ndan. Nona ini tidak menyuap saya, dia hanya membayar denda atas tindakannya saja. Jadi, saya ya melepaskannya," jawab Joko.
"Iya, pak. Saya hanya membayar denda saja," imbuh Claire agar komandan itu percaya.
"Tapi, saya sebegai keluarga korban. Tidak terima kalau wanita ini hanya membayar denda saja karena dia hampir saja membuat teman saya kehilangan bayinya. Dan saat ini, dia harus istirahat total. Jadi, setidaknya saya ingin dia di penjara agar mau merenungkan kesalahannya, " pungkas Jingga.
Claire terbelalak saat mendengar Jingga mengatakan tidak terima jika dirinya hanya membayar denda saja.
" Kalau dari pihak keluarga menolak menerima denda, maka hukuman akan di jalankan seperti aturan yang sudah berlaku," ungkap Handoko.
"Loh, kita udah bayar berkali-kali lipat dari denda loh pak!masak iya masih harus menerima hukuman penjara!," elak Jack.
Jingga tersenyum saat mendengar teman Claire sendiri yang mengatakan kalau mereka telah menyuap polisi. Sedangkan Claire hanya tepuk jidat saat melihat kebodohan jack kembali.
Habislah riwayat gue! Batin Claire.
Bukan hanya menjebloskan Claire ke penjara, Jingga juga menelpon Rigel memberitahukan bahwa Claire sudah mencelakai Elai dan sekarang sedang berada di penjara.
Jingga dan Simon pergi dengan senyum bahagia karena mereka menang dan bisa membuat wanita jahat itu masuk ke penjara.
...****************...
Gimana? Suka gak part ini? Jangan lupa like, komen, vote, dan hadiahnya ya...
kesempatanmu gak akan datang lagi rigel
Thor sama dengan cerita ' lainya
lagu lama
setiap dalam kasus cerai harus ada laki " lain
biar nanti masuk surga nya barengan
aku dukung Thor