"Assalamualaikum..."
Seorang wanita menyapaku di pagi ini seraya membawa segelas susu sapi segar untukku.
"Selamat pagi, bagaimana tidur anda hari ini ?"
"Waalaikumsalam warahmatullahhiwbarakatuh... Alhamdulillah baik." sahutku.
Ini awal aku tinggal diluar negeri untuk belajar. Baba mengirimku untuk belajar keluar negeri agar aku lebih mandiri. Di negara ini aku menemukan petualangan yang seru ketika aku menemukan sebuah jam antik yang ternyata ajaib, aku dapat melintasi negara dan waktu dan ajaibnya aku bisa pulang kerumah bahkan jam ini mampu membantuku mewujudkan harapan dan keinginanku. Jam ini aku dapatkan saat aku bermimpi dan aku menemukannya disebuah gurun pasir yang luas, jam ini terletak didalam sebuah kotak antik saat aku menemukannya. Sejak itu aku melewati hari-hariku penuh keajaiban dan aku harus mengucapkan terimakasih pada Baba yang telah mengirimku keluar negeri untuk belajar karena aku mendapatkan petualangan seru ini serta ajaib dinegeri asing ini.
Selamat berpetualang denganku, Aisyah !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terluka...
Ruangan dilantai bawah Karavan Sara memang dikhususkan untuk tempat menaruh barang dan banyak barang-barang dari mereka yang menginap tersusun rapi dilantai bawah karavan.
Aisyah melihat seorang pria muda mengenakan pakaian yang unik sedang membalut luka tuan agung itu, pria muda itu tampak sangat mahir dalam merawat serta mengobati luka-luka tuan besar itu. Aisyah melirik kearah jam antik kuno yang ada ditelapak tangannya. "Jam antik kuno ini masih terdiam tak bergerak sama sekali !?", kata Aisyah dalam hatinya.
"Aku sudah membalut luka tuan ini Talayeh, apa yang harus aku lakukan sekarang ?", kata pria muda itu seraya beranjak berdiri.
"Sebenarnya aku sendiri tidak tahu harus berbuat apa Salar !? Karena aku takut membuat suatu kesalahan !?", kata wanita muda bercadar tipis itu.
"Bawa saja tuan ini kelantai atas karavan agar kita bisa lebih baik merawatnya sampai sembuh kembali !", kata pria muda bernama Salar.
"Tetapi aku tidak mempunyai hak di Karavan Sara ini ! Bagaimana jika tuan pemilik karavan mengetahuinya Salar ? Dia pasti akan menghukumku telah membawa pria asing !?", kata wanita muda bercadar tipis itu.
"Tenangkan dirimu Talayeh !", kata pria muda itu seraya menenangkan wanita muda bercadar tipis itu.
"Hah !?", desah Talayeh.
"Katakan saja jika tuan ini adalah tamu yang menginap dari luar provinsi hendak kekota !", sahut pria muda itu.
"Ah, iya ya....! Bagaimana mungkin ia akan percaya Salar ?", kata wanita muda bercadar tipis itu.
"Nah, terus apa yang harus kita lakukan !? Apakah kamu akan mengatakan ia pesakitan yang melarikan diri ?", kata pria muda bernama Salar.
"Aih iya ya...!?", kata Talayeh kebingungan. "Apa yang harus kita lakukan !?"
Mereka bertiga terdiam sambil memandangi wajah tuan agung yang sedang tak sadarkan diri.
"Apakah kamu mempunyai ide Sarvenaz ?", kata wanita muda bercadar tipis itu.
"Aku juga tidak tahu harus berbuat apa kawan ?", kata Sarvenaz sambil mengangkat kedua bahunya.
"Bukankah ini idemu untuk membawa tuan ini masuk kedalam karavan ini !?", kata wanita muda bercadar tipis itu seraya mengerutkan alis.
"Sudahlah kalian berdua tidak usah saling berdebat panjang lagi, lebih baik bawa saja tuan ini keatas sebelum tuan pemilik karavan ini mengetahuinya !", kata Salar. "Ayo ! Ayo ! Ayo cepatlah !"
Mereka saling berpandangan satu sama lainnya dengan ekspresi wajah serius dan tegang. Kemudian saling menoleh ke arah pria bersorban putih serta berjubah putih yang sedang terbaring lemah dilantai bawah Karavan Sara.
Akhirnya mereka bertiga membawa tuan agung itu kelantai atas dan memasukkan tuan besar tersebut kedalam salah satu sebuah kamar Karavan Sara ini.
Aisyah memperhatikan mereka semua dari atas tempatnya melayang. Ia berusaha menjaga jarak antara dirinya dengan mereka semua terutama dengan tuan agung itu, karena ia sangat ketakutan jika tuan besar itu tiba-tiba siuman dan mengetahui bahwa dirinya serta jam antik kuno sedang tinggal di Karavan Sara ini.
"Apakah jam antik kuno juga terluka atau ia hanya bereaksi karena adanya tuan besar dikaravan ini !?", kata Aisyah.
Aisyah terdiam mengamati mereka dari atas ia melayang, "Apakah karena sihir yang melingkupi Karavan Sara ini terpengaruh karena kehadiran tuan agung itu !? Sehingga mengakibatkan pengaruh yang sangat besar pada jam antik kuno !?", kata Aisyah dalam hatinya.
Aisyah lalu terbang seraya berpindah tempat mengikuti mereka bertiga yang membawa tuan agung itu kelantai atas karavan. Hanya saja ia tidak dapat ikut masuk kedalam ruangan kamar.
"Aku harus kembali ke kamarku saja karena percuma aku juga tidak bisa masuk kedalam ruangan kamar !", kata Aisyah lalu berpindah tempat kekamarnya.
Jam antik kuno itu masih tidak bergerak sama sekali, apa yang sedang terjadi sebenarnya. Aisyah lalu meletakkan jam antik kuno tersebut keatas meja yang ada didalam kamar dan duduk didepannya sambil bertopang dagu.
Aisyah hanya memandangi jam antik kuno bergeming, seharusnya ia lebih berhati-hati dalam bersikap mulai dari sekarang dan ia akan lebih tegas kepada jam antik kuno. Ia juga akan membatasi gerak jam antik kuno untuk pergi dan menghilang sesuka hati karena ia tidak bisa mengikuti jam antik kuno itu bila pergi tanpa Aisyah ketahui keberadaannya.
"Mana mungkin aku bisa melihatnya tanpa aku mengikutinya karena tidak mungkin aku selalu mengetahui jam antik kuno itu berada, sebab itu aku akan melarangnya untuk menghilang dari pandanganku !", kata Aisyah.
Aisyah menatap jam antik kuno gelisah seraya bergumam, "Apa yang terjadi pada dirimu wahai jam antik kuno !?"
Aisyah memejamkan kedua matanya sendu, ia menundukkan kepalanya sembari menghela nafas panjangnya. Ia meletakkan kedua tangannya diatas kepalanya yang tertutup kain panjang.
"Hanya dia satu-satunya yang bisa mrmbawaku kembali ke masa depan dan apabila aku tidak menyelesaikan misiku dan gagal membantu jam antik kuno itu maka aku akan terjebak dinegeri antah berantah ini untuk selama-lamanya...", kata Aisyah putus asa.
Satu hal lagi lainnya yang harus Aisyah hadapi yaitu ia tidak akan dapat menolong pria asing itu untuk membawa Aidl kembali kemasa depan jika sesuatu hal buruk terjadi pada jam antik kuno.
Hal yang paling menyeramkan buat Aisyah adalah bagaimana ia akan hidup dinegeri Persia ini tanpa orang yang ia kenal, ditambah lagi karena Aisyah tidak bisa berinteraksi dengan orang lain karena sihir yang melingkupi Karavan Sara ini.
"Haruskah aku membawa jam antik kuno kepada tukang jam ? Mungkin tukang jam itu dapat membatuku mengembalikan jam antik kuno hidup lagi ?", kata Aisyah lalu segera beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju keluar kamar ke arah jendela karavan yang terbuka lebar.
Aisyah melongok ke arah bawah lalu melompat dari ketinggian kebawah karavan dengan secepat kilat sebuah bunga Tulip kuning raksasa terbang melesat kilat menuju kearah Aisyah. Kini hanya tinggal Aisyah dan bunga Tulip kuning raksasa saja yang masih aktif bergerak sedangkan jam antik kuno terdiam tanpa bergerak sedikitpun didalam saku pakaian Aisyah.
"Mari kita berangkat menuju kekota wahai bunga Tulip kuning raksasa ! Menurutlah padaku mulai sekarang karena aku adalah Tuanmu !!", kata Aisyah lantang. "Berangkaaattttt !!!!"
Bunga Tulip kuning raksasa lalu bergerak terbang melesat kilat menuju kearah kota dengan Aisyah yang berdiri didepan sambil berpegangan tangan pada kelopak bunga Tulip.
Angin berhembus kencang menerpa wajah Aisyah dan membuat tudung yang menghiasi kepalanya melambai-lambai tertiup angin diudara. Tatapan Aisyah sangat tajam ketika melihat kearah laju bunga Tulip kuning raksasa yang sedang terbang melayang dilangit-langit kota.
"Dimanakah aku harus mencari tukang jam dikota ini ?", kata Aisyah sambil menoleh kearah bawah tempatnya terbang bersama bunga Tulip kuning raksasa.
Aisyah mencari-cari tempat tukang jam disekitar kota lalu ia teringat pada pria tua itu yang merupakan pengrajin perhiasan yang pertama kali ia temui bersama jam antik kuno dinegeri asing ini. Tapi ia mengurungkan niatnya untuk kembali pada pengrajin perhiasan itu.
"Aku hampir lupa dengan kejadian waktu aku ketempat pengrajin perhiasan itu, pria tua bersorban itu hampir menangkapku perihal jam antik kuno !?, kata Aisyah.
Sebuah toko terlihat sangat ramai dengan kerumunan orang yang sedang berdiri mengantri, Aisyah sangat penasaran lalu ia memutuskan untuk pergi ketoko tersebut.
Sebelum ia pergi meninggalkan bunga Tulip kuning raksasa, Aisyah berpesan kepada bunga Tulip untuk berjaga-jaga diatas sini dan berhati-hati jangan sampai bunga Tulip kuning raksasa terlihat oleh orang-orang dikota ini. Tampaknya bunga Tulip kuning raksasa itu mengerti apa yang diucapkan oleh Aisyah tuannya.
Bunga Tulip kuning raksasa itu lalu segera bersembunyi diantara kumpulan awan-awan diatas langit.
"WUUUSSSHHHH...!!!", suara angin berhembus pelan.
Aisyah telah berpindah tempat dari bunga Tulip kuning raksasa menuju kearah bawah dekat kerumunan orang-orang yang mengantri didepan toko.
"Ada apa ya ? Toko apakah ini ?", kata Aisyah bergumam pelan sembari mengangkat kepalanya untuk mengintip kedalam toko tapi ia tidak dapat melihat apa-apa selain kerumunan orang.
"Seandainya aku berpindah tempat langsung kedalam toko maka aku akan ketahuan oleh orang-orang disini dan tentunya akan sangat menarik perhatian mereka semua !?", kata Aisyah.
Aisyah lalu berpikir keras mencari cara agar bisa segera mengetahui toko apakah yang ada didepannya itu.
Terpaksa Aisyah menggunakan kekuatannya berpindah tempat dan terbang melayang, ia lalu melakukan teleportasi kedalam toko. Alangkah terkejutnya ketika ia melihat kedalam toko, ia melihat seorang pria berkumis tebal sedang memotong kepala hewan sapi didalam toko. "Astaga ini bukan toko tukang jam melainkan toko penjual daging hewan !?", kata Aisyah dalam hatinya kesal.
Sebelum ia terlihat oleh orang yang ada didalam toko, Aisyah segera berpindah tempat lagi keluar toko dan sekarang ia tidak tahu sedang berada dimana.
Aisyah tidak bisa bertanya kepada orang lain karena sihir yang melingkupi Karavan Sara masih ada. Saat ini yang bisa ia lakukan hanya mengandalkan daya kecerdasannya untuk menemukan pemecahan masalah yang tengah ia hadapi sekarang.
"Aku harus bisa menemukan tukang jam untuk memeriksa keadaan jam antik kuno, apa yang sedang terjadi sebenarnya pada jam antik kuno itu !?", kata Aisyah.
Aisyah berjalan melewati deretan toko dipasar kota, masih tampak suasana perayaan tahun baru diseluruh kota. Festival Nowruz masih berlangsung juga dikota, itu terlihat dengan hiasan-hiasan lampu-lampu hias yang menggantung disepanjang jalan kota Persia ini.
Ada penjual bunga-bunga segar yang tengah menjajakan jualannya kepada setiap orang yang lewat didepannya seraya bereteriak-teriak keras.
"Ayo beli bunga segar tuan-tuan serta nona-nona ! Mari Rayakan Hari Baru dengan penuh kebahagiaan !!!", ucap penjual bunga segar semangat.
Aisyah melihat kesekitar penjual bunga segar itu, beberapa tempat terbuat dari gerabah besar berisi bunga-bunga segar tersusun rapi didepan lapak jualannya.
"Eydet mobârak !!! Sale no mobârak !!! Rooze khoobi dashteh bashid!", teriak penjual bunga berseru lantang.
Orang-orang yang sedang melewati penjual bunga segar lalu datang berkerumun untuk membeli bunga-bunganya yang segar dan cantik.
Aisyah hanya tersenyum kecil, dan ia ikut merasa senang ketika melihat jualan penjual bunga segar itu mulai laris manis serta terjual hampir setengah dari jualannya. Ia lalu melanjutkan langkah kakinya untuk mencari tempat tukang jam dikota ini secepatnya.