NovelToon NovelToon
ADARA Warna Hidupku

ADARA Warna Hidupku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:175
Nilai: 5
Nama Author: Red sage

Kevin Xander AdiJaya adalah cowok yang sangat susah mendapatkan kebahagiaan yang tulus dalam hidupnya. Kevin selalu di setir oleh papah angkatnya sehingga membuatnya menjadi sangat muak dan memutuskan untuk pergi dari rumah.
Namun Kevin masih bertahan sejauh ini karena ada satu wanita di hidupnya, yaitu Adara Syila Alterina. Namun Kevin selalu gengsi menunjukan perasaannya kepada Dara, jadi ia selalu mencari cara agar bisa ribut dengan Dara.
Sampai suatu hari ada sepasang suami istri yang mengaku sebagai orang tua kandung Kevin, siapakah mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Red sage, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Temaram Rasa

Perjalanan siang itu terasa sepi, hanya suara knalpot motor dan hembusan angin yang menemani. Kevin duduk di belakang Vellos, tangannya menggenggam ujung jaket temannya sambil menatap jalanan kota yang diterangi lampu-lampu jalan.

Beberapa menit mereka diam, sampai akhirnya Vellos buka suara.

“Tadi… cewek yang nyamperin lo itu siapa sih?” tanya Vellos pelan, tapi tetap bisa terdengar jelas karena suasana jalanan yang tenang.

Kevin menarik napas dalam-dalam. “Namanya Tasya.”

“Pacar lo?” Vellos melirik sekilas ke belakang.

“Bukan. Dia cewek yang dijodohin sama gue,” jawab Kevin pelan.

Vellos langsung memelankan laju motornya. “Dijodohin? Seriusan, Kev?”

Kevin mengangguk pelan. “Iya, bokapnya Tasya itu mau bantuin bisnis bokap gue. Tapi syaratnya, gue harus nikah sama dia. Gue nolak. Eh, bokap gue malah marah besar.”

Vellos mengangguk-angguk paham. Ia masih fokus menyetir, tapi suaranya terdengar serius, “Tapi kenapa lo nolak? Maksud gue, Tasya tuh cantik. Malah kayak tipe cewek-cewek populer gitu.”

Kevin tersenyum miris. “Cantik sih emang. Tapi gue nggak ngerasa cocok sama dia. Banyak banget sifat dia yang bikin gue ilfeel.”

“Ooh… ngerti, ngerti.” Vellos mengangguk kecil. “Kalau hati lo nggak sreg, ya susah juga, ya.”

Kevin menghela napas. “Iya… gue juga nggak mau cuma jadi pion buat nyelametin bisnis bokap. Gue mau bantu, pasti kok. Tapi dengan cara yang lain.”

Beberapa detik mereka kembali diam, hanya suara motor dan terik matahari yang menembus kulit.

Lalu Kevin membuka suara lagi, “Besok kan kelompok gue ada tugas fisika. Rencananya mau kerja kelompok abis pulang sekolah. Lo masih kerja di restoran kan? Gimana, kira-kira gue bisa izin nggak?”

Vellos mendengus kecil. “Biasanya sih bisa, asal ngomong dari jauh-jauh hari. Tapi lo kan masih karyawan baru. Gue nggak yakin lo bakal dikasih izin.”

Kevin langsung cemberut. “Yah, ribet juga ya…”

“Tenang aja, nanti gue bantuin ngomong ke manajer,” sahut Vellos, meyakinkan.

“Serius lo?” Kevin menoleh, suaranya lebih ceria.

“Serius. Tenang aja.”

****************

Sementara itu, di tempat lain, Dara baru saja sampai di rumahnya. Ia membuka pintu pelan, masuk ke dalam rumah yang sepi.

Tak ada siapa pun. Ayahnya sedang ke restoran, seperti biasa hanya mengecek sebentar-sebentar. Sedangkan bundanya sedang berada di butik.

Dara meletakkan tas sekolahnya di sofa, lalu duduk sambil menunduk. Ekspresinya terlihat murung.

Pikirannya masih terpaku pada kejadian siang tadi. Cewek itu. Tasya. Siapa sebenarnya dia? Kenapa dia berani banget nyentuh Kevin? Bahkan sampai meluk?

“Apa mereka emang ada hubungan?” gumam Dara lirih, nyaris tak terdengar.

Ia menggeleng cepat, berusaha mengusir pikirannya. “Udah, Dara. Nggak seharusnya lo mikirin ini. Kevin bukan siapa-siapa lo,” ucapnya lagi, mencoba menyadarkan diri sendiri. Tapi perasaannya tetap sesak.

Di waktu yang sama, Kevin dan Vellos sudah sampai di restoran dan mulai bekerja. Malam itu suasana restoran nggak terlalu ramai.

Rani sejak tadi terus memperhatikan Kevin. Matanya nggak lepas dari cowok itu yang sedang sibuk membersihkan meja bekas pelanggan.

Tanpa sadar, Rani jadi lalai sama tugasnya. Ia terus mengelap satu meja dalam lima belas menit. Kejadian itu langsung ketahuan oleh Pak Bambang, manajer mereka.

“Rani!” tegur Pak Bambang dengan nada tinggi. “Kerja jangan ngelamun!”

Rani langsung kaget dan gugup. “I-iya, Pak. Maaf…”

"masa kamu mau ngelapin meja itu terus selama satu sift."

"iya pak, sekali lagi saya minta maaf."

Pak Bambang pun pergi, sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Setelah waktu istirahat tiba, Rani langsung menghampiri Kevin yang sedang duduk di pojok ruang karyawan sambil menikmati makan malamnya.

“Sendirian aja?” tanya Rani dengan senyum manis.

Kevin mengangguk sopan. “Iya.”

Untungnya malam itu suasana restoran cukup santai, nggak terlalu ramai tapi juga nggak sepi.

Rani duduk di sebelah Kevin. “Gue boleh ngobrol kan?”

“Boleh, kok,” jawab Kevin sedikit canggung.

Awalnya mereka ngobrol ringan—tentang menu restoran, soal shift malam. Tapi lama-lama, arah obrolannya mulai aneh.

“Eh, Kevin…” Rani mendekat sedikit. “Lo udah punya pacar belum sih?”

Kevin sedikit tersedak minumannya, kaget. “Hah? Eh… belum…”

Mendengar jawaban itu, ekspresi Rani langsung berubah cerah. Bahkan tanpa sadar, dia berdiri dari duduknya dan… melompat kecil sambil berseru pelan, “Yes!!”

Kevin langsung melongo. Beberapa karyawan lain yang ada di dekat mereka juga menoleh dengan tatapan bingung.

Rani tersadar dan buru-buru duduk kembali, menunduk malu sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangan. “Aduh… malu banget…”

Kevin cuma bisa senyum kikuk. “Gak apa-apa, kok…”

----------------

Jam menunjukkan pukul 10 malam. Shift malam pun berakhir. Semua karyawan satu per satu keluar dari restoran.

Setibanya di rumah kontrakan, Kevin dan Vellos langsung bersih-bersih, bergantian ke kamar mandi. Setelahnya, mereka bersiap untuk tidur.

Namun saat lampu sudah dimatikan dan kamar mulai gelap, Kevin masih terjaga. Ia menatap langit-langit kamar, pikirannya kembali melayang pada satu nama.

Dara.

Gadis itu… selalu berhasil membuat hatinya tenang. Selalu bisa bikin dia merasa… berarti.

Dan malam itu, dalam keheningan, Kevin tersenyum kecil sebelum akhirnya terlelap, masih dengan bayangan Dara yang memenuhi pikirannya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!