NovelToon NovelToon
REKHA

REKHA

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Mengubah Takdir / Fantasi Wanita / Menyembunyikan Identitas / trauma masa lalu
Popularitas:13.8k
Nilai: 5
Nama Author: Xzava

Sepasang suami istri menitipkan anak perempuannya yang berusia 5 tahun di panti asuhan, karena tidak ingin repot-repot merawatnya setelah sang istri melahirkan bayi laki-laki, mereka beranggapan bahwa anak perempuan tidak dapat diandalkan.

Anak perempuan itu tumbuh menjadi anak yang pintar dan juga sangat keras kepala, tidak ada yang bisa menebak apa isi kepala anak perempuan ini, yang jelas hanya prinsipnya yaitu menghormati orang yang menghormati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Xzava, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

"Untuk uang bulanan kalian, akan di kirim setiap tanggal 1 dan untuk bayar SPP akan di kirim ke kalian juga jadi nanti bayar sendiri." kami pun hanya menganggukkan kepala.

"Iya yah." ucap kami berdua hampir bersamaan.

"Yah, Rekha rencana mau beli laptop buat kuliah nanti." ucapku ke ayah, karena laptop akan sangat di butuhkan untuk mengerjakan tugas-tugas.

"Mau beli yang merek apa Rek?" Tanya ayah.

"Kayak punya Haikal yah."

"Ya sudah besok ayah belikan, kebetulan ayah sama bunda juga mau ke kota beli barang."

"Oke yah, besok Rekha kasih uangnya ya."

"Biar ayah yang bayar." ucap ayah

"Gak, biar Rekha aja. Rekha udah ngumpulin duit buat beli laptop."

"Ya sudah kalau begitu."

Kami pun pamit kembali ke kamar, agar ayah sama bunda juga bisa istirahat.

Sesampainya di kamar aku istirahat sebentar sambil membaca novel baru yang aku beli kemarin.

Tepat pukul 12 malam aku pun keluar kamar untuk mengecek keadaan anak-anak, sudah tidur atau sudah berada di kamar masing-masing.

Tak lupa aku juga membangunkan Nia, karena dia harus belajar pelan-pelan.

Kami berdua pun mengecek kamar mereka satu-satu, untuk memastikan mereka sudah tidur atau belum.

Kami juga menutup jendela ataupun pintu yang lupa di tutup sama mereka, aku juga mengajak Nia turun ke lantai bawah.

Untungnya malam ini anak-anak semua ada di kamarnya, karena jika tidak kami harus mencari mereka sampai ketemu.

Setelah semua aman, kami berdua pun kembali ke kamar masing-masing untuk istirahat.

Keesokan paginya aku sudah siap ke toko baju, untuk cari baju yang akan aku gunakan saat perpisahan.

Aku akan berangkat dengan Haikal karena dia juga akan membeli baju yang akan di gunakan nanti, tak lupa aku memberikan ayah uang untuk membelikan aku laptop.

Sesampainya di toko aku pun mencari kebaya yang sesuai aku inginkan kemarin tapi tidak ada, aku pun mencari yang lain yang bagus di mataku.

Setelah mendapatkan baju dan roknya, aku mencobanya dan memperlihatkan ke Haikal.

"Bagaimana?" tanyaku antusias.

"Bagus, beli itu aja." aku pun mengangguk lalu pergi ke kamar ganti untuk melepasnya.

Setelah selesai, aku mendekati Haikal yang masih memilih kemeja.

"Gak ada yang sesuai?" tanya ku penasaran.

"Semuanya bagus jadi bingung mau pilih warna yang mana." ucapnya.

Aku pun memilihkan baju kemeja putih, dan jas berwarna hitam begitu pun dengan celananya.

"Hitam?"

"Kenapa?"

"Masa hitam sih aku udah punya jas hitam."

"Itu jas mu beli waktu lulusan SMP, emang masih bisa kamu pake? Kalian para lelaki kan emang di wajibkan pake jas." ucapku tanpa henti.

"Oke lah, sini aku cobain dulu."

Ia pun mengambil baju yang sudah aku pilihkan tadi, tak lama ia kembali keluar.

"Bagaimana?"

"Ukurannya pas, ini aja. Ayok bayar." ucapnya lalu melangkahkan kaki ke arah kasir, aku pun hanya mengekor di belakangnya.

Setelah selesai membayar, kami pun keluar dari toko dan berencana untuk pulang.

"Sebentar sandal mu ada?" tanya Haikal saat aku sedang menggunakan helm.

"Ada, aku pake sepatu sneaker aja."

"Bagus-bagus pake kebaya bawahannya pake sneaker, ayok beli sandal aku juga mau beli sepatu."

Haikal melangkahkan kakinya ke toko sepatu yang berada di sebelah toko baju tadi, mau tidak mau aku pun mengikutinya.

Aku hanya bisa mengomelinya dalam hati, padahal rasa ingin memukul mulutnya sangat tinggi, tapi aku tahan karena banyak orang.

Setelah masuk dan melihat-lihat sandal yang terpajang, aku tertarik dengan salah satu sandal yang memiliki hak tidak terlalu tinggi, tapi warnanya tidak masuk dengan warna pakaianku tadi.

Aku mengambilnya dan menanyakan kepada karyawan toko, apakah ada warna yang sesuai aku mau.

Saat karyawan mencarikan stoknya, aku melihat-lihat lagi sandal yang ada di sana.

"Kal, ini buat bunda bagus gak?" tanyaku sambil melihatkan sepasang sandal.

"Bagus mau beliin buat bunda?" aku pun mengangguk.

"Aku juga mau beliin buat ayah kalau gitu, tau ukurannya ayah gak?"

"Kalau gak salah 42."

Haikal pun beranjak untuk mencari sandal laki-laki, saat aku mau menyusul Haikal, karyawan tadi yang mencarikan sandal untukku datang dan membawa warna yang sesuai dengan kemauanku.

Aku langsung membayar sandal yang aku beli, dan mendekati Haikal yang belum selesai memiliki sandal untuk ayah.

"Bagus gak?"

"Bagus warnanya juga hampir sama yang aku belikan bunda tadi." ucapku.

"Okelah ambil yang ini aja."

"Buat mu beli yang mana?"

"Belum ada, bantuin." Jawabnya.

"Sepatu pantofel aja, cocok sama stelan yang kamu beli tadi." ucapku sambil melihat-lihat sepatu pantofel yang berjejeran.

"Ini aja, cobain." tunjuk ku ke arah sepatu yang modelnya simple.

Haikal pun langsung mengambilnya dan mencoba sepatunya.

"Sepatunya enak di pake, oke beli ini aja." ucapnya lalu pergi ke kasir untuk membayar belanjaannya.

Setelah selesai kami pun keluar, dan memutuskan untuk langsung pulang karena sudah capek.

Sesampainya di panti, kami tidak melihat mobil ayah terparkir di parkiran, jadi kami pun kembali ke kamar untuk istirahat sebentar sambil menunggu ayah dan bunda kembali ke panti.

Aku istirahat sebentar lalu ke dapur untuk makan siang, di dapur tidak ada siapapun jadi aku langsung makan saja.

Saat sedang menikmati makanan ku, aku di kagetkan oleh ibu-ibu yang masuk ke dapur.

"Ya ampun neng ibu kaget, kirain gak ada orang di dapur, mana kamu makannya dekat dinding jadi gak keliatan."

"Maaf bu, gak maksud kagetin ibu."

"Gak apa-apa atuh, lanjutkan lagi makannya."

"Iya bu."

Aku segera menghabiskan makananku dan mencuci piring yang sudah aku gunakan, saat mau meninggalkan dapur, aku melihat ibu tadi sedang mengupas bawang sendirian.

"Ibu ko sendirian, ibu-ibu yang lain mana?" tanyaku sambil mendekatinya.

"Lagi istirahat."

"Ibu juga istirahat aja kalau gitu, masa ngerjain sendiri, ini banyak loh." ucapku karena memang banyak bawang merah dan putih di baskom.

"Ibu sudah tadi istirahatnya." ucapnya aku pun memutuskan untuk membantunya mengupas bawang.

Ternyata mengupas bawang tidak segampang yang aku kira, bahkan mataku berkali-kali mengeluarkan air karena perih.

"Ini buat apa bu bawangnya, banyak banget." tanyaku penasaran.

"Buat bumbu neng, jadi kalau masak gak harus kupas-kupas bawang lagi."

"Cara simpannya biar gak busuk gimana bu?"

"Simpan di kulkas, di freezer nya. Nanti ini di blender dulu semua baru di masak sampai mateng baru masukkan kulkas."

"Ooo saya pikir di masukkan gini aja bu." ibunya malah tertawa mendengar ucapan ku.

Untungnya tak lama ibu-ibu yang lain sudah kembali ke dapur, dan membantu untuk mengupas bawang jadi selesainya cepat.

1
Yuyun Rohimah
next
Yuyun Rohimah
next Thor
Yuyun Rohimah
next
Yuyun Rohimah
next Thor
Yuyun Rohimah
next
Yuyun Rohimah
next Thor
Yuyun Rohimah
next
Yuyun Rohimah
next Thor
Yuyun Rohimah
up lg Thor
Anto D Cotto
lanjut, crazy up thor
Anto D Cotto
menarik
Mom Dee 🥰 IG : damayanti6902
sedih banget anak 5th dibegitukan 🥲
Yuyun Rohimah
next Thor
Yuyun Rohimah
up Thor
Yuyun Rohimah
next Thor
Yuyun Rohimah
Bagus
Yuyun Rohimah
lanjut thor
Yuyun Rohimah
next Thor
Yuyun Rohimah
next
Lhady Uriyama
di panti kok ada bunda ada ayah, gmn konsepnya ini.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!