Kagum, SHILLGE

Shilla menghapus air mata nya yang tanpa sadar sudah membasahi ke dua pipi nya. 

“Tuhan rasa yang kau hadirkan memang begitu indah namun juga membuat diriku sakit”Air matanya kembali luruh membasahi pipi tanpa disadari ia terlelap dalam tidur. 

Mulai mengerjapkan kedua  mata nya kala sinar mentari mulai menyingsing. Perlahan ia beranjak dari tempat tidur lalu membuka gorden jendela berlanjut ke kamar mandi. Seusai menjalani rutinitas mandi ia turun ke lantai 1 , ruangan pertama yang ia tuju adalah dapur dari kejauhan terlihat Ibu nya sedang sibuk memasak sarapan untuk keluarga nya. 

“Eh Nduk kamu udah bangun, pagi banget katanya mau libur kerja” Sambil mengaduk bubur. Pagi ini Utary masak bubur ayam, Shilla nampak membantu menyiapkan mangkuk serta beberapa toping di atas meja makan. 

“Eh Bidadari Ayah pagi-pagi udah pada didapur aja nih”.

“Pagi Ayah”.

“ Pagi juga Nduk, anak pintar pagi-pagi udah bantuin Ibu nya  masak didapur,dijamin nih bu  kalau udah nikah suaminya bakal terurus”Seraya menarik kursi lalu mendaratkan pantat nya. 

“Ya pasti itu pak, ngomong-ngomong udah ada calon belum nih. Itu kamu sama Faren ada ekhem”.

“Belum ada Bu, Yah lagi pula orang nikah gak segampang yang kita kira, menyatukan 2 ego yang berbeda itu sulit. Kalau itu aku udah jarang Bu ketemu Mas Faren” Jawab nya seraya mengulas senyum dibibir namun terasa terpaksa. 

“Lahh Ibu ini orang dekat belum tentu ada hubungan spesial bisa jadi karena menganggap teman saja”Timpal Ayah Juan. 

“Iya Ayah tapi kan Ibu kira ada apa-apa, karena lelaki kalau mendekati perempuan pasti ada niat nya Yah”Titah nya lagi sambil meletakkan panci berisi bubur di atas meja. 

“Udah-udah, Ayah, Ibu ayo kita makan nanti telat masuk kerja nya”Ajak Shilla. 

Seusai makan dan membereskan semua nya Shilla dan Utary menuju tempat yang diagendakan kemarin, sepanjang perjalanan Shilla terus berfikir jika sampai ketemu Faren apakah hati nya kuat. 

“Ayo turun Nduk kita udah sampai”.

Shilla tersadar melihat ke sekeliling nya “Ha cepat amat Bu, ayo turun Bu”.

“Cepat dari hongkong Shill tadi aja kita dari rumah sampai sini 1 jam karena kejebak macet setengah jam dan kamu bilang cepat, kamu juga gak tidur lohh”.

“Hehe maaf Bu aku lagi kurang fokus aja ayo kita turun”.

Keduanya turun dari mobil, melangkah masuk toko dengan santai hingga ia disambut hangat oleh Ummi Mila. Utary terlihat sangat akrab dengan Mila sembari menunggu mereka ngobrol Shilla keliling toko melihat-lihat bahan. Ia baru ingat jika dibutik belum tersedia kain warna gradasi biru. Dengan tangan manggil nya ia mencoba meraih kain itu namun tak sampai. 

Dari kejauhan ia melihat seorang lelaki dan perempuan yang sedang membelakangi nya. Ia menghampiri pria tersebut karena sedari tadi ia menanti karyawan toko tidak ada yang muncul. 

“Mas , boleh saya minta tolong?”

Sang empu menoleh dengan si wanita itu juga menoleh betapa terkejutnya Shilla. Sampai bola matanya membulat sempurna melihat orang yang ada didepannya. 

Dihadapan nya adalah Faren serta wanita itu yang semalam menyerobot antrian dengan tidak sopan saat membeli martabak. Ia masih ingat dengan jelas namun saat wanita itu berbicara dengan Faren nadanya benar-benar lembut tak sekasar semalam. 

Shilla masih ternganga mencerna apa yang ia lihat benar atau tidak nya. 

“Shilla, sedang apa kamu disini?” Tanya nya. 

“Em itu aku sama Ibu kesini, aku pingin ambil kain yang warna itu masih ada apa enggak?”Seraya menunjuk ke arah kain tersebut. 

Faren hanya ber “oh” ria lalu melangkah kan kaki ke gudang kain, namun Shilla mendapatkan tatapan sinis dari pacar Faren. Padahal sedari tadi Shilla bersikap profesional selayaknya customer dan penjual tidak ada lebih. Shilla sadar betul dengan posisi nya saat ini ia juga tak mau jika dituduh menganggu hubungan orang. 

Faren datang dan memecahkan keheningan serta tatapan sinis pacarnya berubah menjadi hangat, Shilla tak habis pikir mengapa bisa Faren berhubungan dengan wanita seperti itu. 

Setelah mendapatkan yang ia mau Shilla pamit menghampiri Ibu nya sekaligus mengabungkan belanjaan Ibu nya Faren dan pacarnya juga ikut bergabung. Dengan senyuman yang merekah Ummi Mila memperkenalkan pacar Faren. 

Sontak Utary langsung melihat ke arah anaknya yang senyum tipis namun seperti ada kesedihan dihati Shilla. 

“Oh ya kenalkan saya Utary dan ini anak saya Shilla, semoga cepat ke jalur halal ya ingat beb nanti anak mu nikah jangan lupa undangan nya”Seraya merangkul anaknya. 

“Iya pasti itu mah, kalau Nduk Shilla gimana sudah ada bayangan?”.

“Belum Ummi, Shilla belum memikirkan pernikahan ataupun seorang lelaki karena Shilla takut patah hati oleh sebuah harapan”Jawab nya dengan sopan. 

Faren terlihat sesekali memandangi Shilla dengan tatapan teduh entah perasaan apa yang ia punya namun yang pasti ia menatap Shilla lekat dan seolah tersira sebuah rindu yang teramat dalam. 

Tanpa sengaja manik mata mereka bertemu dengan cepat Shilla memutuskan kontak mata karena terlihat pacar Faren menyiku tangan Faren karena cemburu.  

“Owalah tak apa sebenarnya tunggu mantap dulu baru ke jenjang yang serius, yang terpenting itu kita tau luar dalam sifat ataupun perilaku yang akan jadi pasangan kita nanti nya”.

Beberapa saat mengobrol sembari menyelesaikan pembayaran, Shilla serta Ibu nya pamit pulang karena hari sudah semakin doang us juga harus menyelesaikan pesanan gaun orang. 

Saat dimobil Utary menanyakan hal yang baru saja ia lihat kepada Shila. Menghela nafas gusar ia melihat senyum terpaksa anaknya. Utary sudah tau belakang sebelum mereka tak bertemu ia paham dengan sikap anaknya saat ini. Shilla yang terbiasa betah dirumah dan selalu ngobrol tentang Idol nya. Saat itu ia hanya menceritakan tempat mana aja yang ia kunjungi bersama Faren. 

Shilla akhirnya mengatakan jika sebelum ini Faren bertanya tentang perasaan . 

“Aku jawab teman Bu, jujur aku gak mau pacaran apa lagi hanya untuk sekedar main-main saja, aku sangat tidak mau Bu”.

“Iya Ibu paham kamu gak salah yang salah adalah perasaan mu itu terlalu besar untuk nya. Sekarang dengar kan kata Ibu, mulai saat ini detik ini kamu fokus lah dengan karier jangan terkecoh dengan seseorang yang akan membuat mu sakit hati. Ingat Nduk dirimu sendiri lebih berharga dari apapun”.

“Iya Ibu terima kasih karena selalu bisa jadi teman sekaligus figur sebagai orang tua”.

Utary mengusap kepala anaknya pelan seraya menyetir mobil. 

Ting… 

Shilla memeriksa handphone nya terlihat pesan dari Faren, ia malas untuk membalas dan kembali menutup handphone sampai beberapa kali berdering lagi.