Kubuat Kau Bertekuk Lutut

Diska benar-benar melakukan pekerjaan rumah seperti yang disuruh Xavier. Ia bangun pagi saat alarm di ponselnya terus berbunyi. Walau sebenarnya ia sangat lelah karena semalam ia sudah menyapu dan mengepel seperti perintah Xavier.

Pagi ini, dengan semangat Diska memasak di dapur. Ia sudah mempelajari satu resep yang ia yakin akan membuat Xavier senang. Satu hal lagi, Diska sudah menyiapkan minuman yang akan membuat Xavier mabuk, dan Diska menggunakan kesempatan itu mendapatkan Xavier seutuhnya.

Xavier diam-diam telah memesan makanan di aplikasi online sehingga usaha Diska yang telah memasak pun sia-sia karena ternyata, Xavier lebih menikmati makanannya yang dibeli, bukan masakan Diska.

"Xav, aku udah masak buat kamu loh," protes Diska yang sudah tidak tahan lagi dengan sikap Xavier.

"Kamu bisa makan itu sendiri. Aku tidak menyuruhmu masak, kan, hari ini." Xavier

Diska menghela napas berat. "Oke, setidaknya minum ini dulu." Diska menyuguhkan minuman yang sudah dicampur sesuatu itu.

Xavier tidak bodoh. Ia mengendus minuman itu dan langsung melemparnya ke lantai. Serpihan kaca berserakan, Xavier melirik itu dan tersenyum sinis.

Diska syok karena Xavier menggagalkan rencananya. "Xav kok kamu gitu sih. Hargain aku dong!" Ia membentak Xavier karena sebenarnya ia takut jika Xavier tahu rencana busuknya yang memberikan sesuatu di minuman Xavier.

"Kalau kamu minta dihargai sama orang lain, kamu harus menghargai orang lain dulu, Diska." Xavier kembali melirik serpihan kaca itu, lalu mengambil satu pecahan yang cukup besar. Ia mendekati Disa, sampai gadis itu mundur beberapa langkah.

Diska mulai ketakutan karena tidak menyangka Xavier akan bersikap kasar. "Kamu kenapa sih? Kamu tiba-tiba giniin aku. Jahat banget kamu Xavier." Jantungnya berdebar-debar. Ia terus berjalan mundur sampai menabrak dinding.

Xavier mengarahkan pecahan kaca itu pada wajah Diska yang kini memejamkan mata. "Kalau aku jahat. Kamu apa?" bentak Xavier.

"A-apa maksud kamu sih, Xav?" Diska membuka mata. Ia melihat tatapan mata Xavier yang seperti binatang buas akan menerkam mangsanya.

"Kiara. Kamu ingat gadis yang kamu siksa selama SMA? Kamu ingat dia!" murka Xavier yang kini sudah menempelkan pecahan kaca itu pada wajah Diska.

Diska sangat terkejut, tentu saja dia mengingat Kiara karena gadis itu menghancurkan reputasi keluarganya.

"Kamu nggak tau apa-apa soal dia, Xav. Dia itu ular bermuka dua, suka mencampuri kehidupan pribadi orang lain. Kamu nggak tau apa-apa!" Diska semakin ketakutan karena merasakan pecahan kaca itu menggores wajahnya.

"Kiara adalah temanku Diska. Apa yang kamu lakukan padanya itu sangat menjijikkan. Apa salah dia sampai kamu tidak punya hati menyiksanya?" tanya Xavier. Mukanya merah padam, dengan napas memburu Xavier menggores wajah Diska dengan pecahan kaca itu.

Diska tidak perlu tahu bahwa Kia sekretarisnya adalah orang yang sama dengan Kiara yang dulu dibulinya.

Diska menyingkirkan tangan Xavier dari wajahnya. "Dia telah membuat papaku merugi Xavier. Gara-gara dia yang tukang ngadu itu, papaku gagal menjadi anggota dewan dan kehilangan banyak relasi. Itu semua karena ulah Kiara sial*an itu. Sampai aku harus mendapat tamparan keras dari Papa yang seumur hidup nggak pernah nyakitin aku. Tapi, gara-gara ulah dia yang suka ikut campur itu, aku dan keluargaku menanggung malu. Aku benci sama dia," teriak Diska yang masih menyimpan sakit hati pada Kiara.

🦄🦄🦄

Alurnya berat, nulisnya deg degan, apalagi baca komentarnya 😍 Tapi, makasih banyak ya yang masih bertahan. Ingat novelku, Menikahi Anak Sopir kisah awal orang tua Xavier itu kan kalian juga benci banget sama Kimmy, tapi endinya manis kan.

🍭🍭🍭