NovelToon NovelToon
Love Of The Gonzalu Beach

Love Of The Gonzalu Beach

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Filychia Lala

Liburan yang Gina nanti-nantikan untuk mengunjungi salah satu kota indah di ujung Timur Indonesia yakni Larantuka NTT membuat dia bertemu dengan dua orang pria yang sama-sama baru saja dia kenal, Randy yang di atur oleh calon kakak iparnya (Rully) untuk menggantikan Rully dan Gina untuk pergi liburan bersama Gina. Sedangkan Ega yang karena keisengan Randy pada Gina, dia mendahului Gina berjalan dan akhirnya wanita itu tertinggal lumayan jauh di belakangnya, kejadian naas tiba-tiba menimpanya, secara tidak sengaja Ega menabrak Gina saat pertama kalinya menginjakkan kaki di kota budaya Larantuka.
Cerita tentang mereka pun akhirnya dimulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Filychia Lala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertengkaran.

“Maaf Gina, masalah waktu aku ingkar janji itu memang beda Gina. Suatu saat nanti kamu akan tahu kebenarannya kok kenapa aku tidak menemuimu waktu itu.” Kata Ega dalam hati.

Ega yang sebenarnya kesal pada Gina berusaha menenangkan dirinya, berusaha meredam emosinya dan ingin berbicara secaara baik pada Gina, namun wanita itu terlanjur sakit hati dan tidak ingin berbicara dulu dengan Ega.

Ega menyusul Gina ke atas, sampai di depan pintu kamarnya, Ega tidak berani membuka pintunya.

“Gina, buka pintunya.” Teriak Ega dari luar kamar sambil mengetuk pintu dia duduk bersandar di pintu kamar Gina.

“Aku tidak mau bicara denganmu, lebih baik sekarang kamu pergi!” teriak Gina dari dalam.

“Aku mohon Gin, aku pingin bicaara dengan kamu, aku ingin kita menyelesaikan kesalah pahaman ini dengan baik.” Kata Ega lagi.

“Aku tadi berusaha untuk menyelesaikan dengan baik tapi kamunya yang marah-marah.” Gina menangis dari dalam kamar. “Untuk saat ini aku lagi tidak ingin berbicara dengan kamu. Beri aku kesempatan untuk sendiri. Sebaiknya kamu pergi sebelum aku panggil petugas keamanan untuk mengusirmu!” perintah Gina.

“Gina, aku mohon!” Pintah Ega.

“Aku mohon kamu pergi sekarang, setelah merasa tenang aku akan menemuimu.” Suara Gina melemah.”

“Baiklah, aku pergi dulu.” Ega mengalah, dia pergi meninggalkan Gina, entah kemana tujuannya pergi saat ini. Pikirannya blank.

Ega melangkah dengan pasti meninggalkan rumah Gina walaupun hatinya merasa sakit bercampur rasa bersalah pada Gina. Dia ingin memperbaiki kesalahan tapi Gina pun terlanjur sakit hati dan saat ini tengah membatasi diri untuk bertemu dengannya, yang bisa dia lakukan hanyalah menunggu sampai wanita itu tenang dan bisa menemuinya.

Ega menghela nafas dalam-dalam, menaiki mobilnya kemudian mengendarai mobil itu keluar dari pekarangan rumah Gina.

Gina di dalam kamarnya terus saja menangis merasa sakit hati atas perlakuan Ega yang kasar telah memarahinya dan tidak menerima penjelasannya, dia mengakui bahwa memang penjelasannya itu tidak seutuhnya benar, dia memang tengah menyembunyikan penyebab sebenarnya yakni karena bertemu dengan Randy.

Gina butuh teman untuk berbagi cerita dan pendapat untuk menghilangkan kegundahannya, dia teringat pada penelpon gelap itu, seandainya itu bukan Randy pasti dia sudah menelpon orang itu untuk bercerita namun syang dia sangat yakin kalau orang itu adalah Randy, dia ingin bercerita dengan Agatha namun kakaknya itu sedang bepergian dengan teman-temannya, Richi teman Ega pun tidak mungkin di ajak bicara karena dia pasti ada di dekat Ega saat ini karena mereka berdua itu seperti surat dan prangko yang selalu bersama dan saling menempel, teman-teman Gina pun tidak ada yang dekat dengannya dan suka curhatan, pada akhirnya dia memutuskan untuk kembali menghubungi Aldi.

“Gina?” Aldi menerima panggilan di telpon genggamnya.

“Aldi, kamu sibuk nggak?” Tanya Gina.

“Ada apa Gin? Kenapa telpon lagi? Ada yang bisa aku bantu?” Aldi balik bertanya.

Gina bingung memulai dari mana pembicaraannya dengan Aldi.

“Aa-aaku.” Gina terbata.

“Ada apa Gin? Ngomong aja, aku akan setia mendengarkannya.” Kata Aldi menenangkan.

“Tadi, sehabis nelpon sama kamu tiba-tiba Ega datang ke rumahku dan dia memarahiku.” Jawab Gina lantang.

“Ngapain dia marah-marah?” Tanya Aldi penasaran.

“Tadi aku janji sama Ega untuk pulang bareng dia nanti, dia yang jemput tapi karena kejadian tadi yang aku cerita sama kamu itu jadinya aku pulang lebih awal dari yang semestinya. Ega marah karena aku tidak menelponnya untuk menjemputku dan alasannya aku bilang tidak mau mengganggunya karena aku pikir dia sibuk. Kamu tahu kan kenapa aku melakukan itu? Tidak mungkin kan aku jujur sama Ega kalau aku buru-buru pulang karena tidak mau bertemu dan berbicara dengan Randy?!” Jelas Gina tanpa titik koma sama sekali, dia berbicara seperti di kejar-kejar setan.

“Seharusnya sih kamu jawab jujur sama Ega, dia paling tidak suka dibohongi.” Kata Aldi.

“Siapa juga yang mau di bohongi Aldi, hanya aku khawatir jika dia tahu keberadaan Randy, maka masalah akan semakin parah, entah apa yang akan dia lakukan padaku.” Kata Gina lagi.

“Benar juga sih.” Aldi menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dia menggangguk menyetujui perkataan Gina seolah wanita itu dapat melihat ekspresinya.

“Aldi kamu kenal banget kan sama Ega, bantu aku ngejelasin ke dia yah?!” pintah Gina.

“Iya, aku pasti akan membantumu. Kamu tenang saja!” Kata Aldi. “Oh iya, Ega sekarang ada di rumah mu dong berarti?” Tanya Aldi tiba-tiba.

“Tadi sih ada di sini, tapi aku usir dia karena aku tidak mau bicara dengannya, aku bilang nanti aku hubungi dia jika suda merasa agak tenang dan siap untuk berbicara dengannya.” Jawab Gina.

“Oke, kalau gitu nanti aku kabari kamu yah, kamu tenang saja, aku pasti akan membantumu.” Pesan Aldi kemudian menutup panggilan telponnya.

Setengah jam kemudian setelah merasa agak tenang, Gina turun ke dapur untuk mengambil air minum dan kembali ke kamarnya.

Beberapa saat kemudian Ega pun datang lagi ke rumah Gina, dia langsung menuju ke kamar Gina karena tidak menemukan siapa saja di ruangan bawah.

“Gina!” Ega mengetuk pintu kamar dengan lembut.

“Siapa?” Teriak Gina yang tidak memperhatikan suara siapa yang memanggilnya  tadi.

“Ini aku Ega.” Jawab Ega dari luar.

“Ngapain kesini? Mau bentak-bentak aku lagi? Mau marah-marah lagi? Apa yang tadi itu belum cukup?” Teriak Gina kesal.

“Gina aku mohon jangan seperti itu dong!” Kata Ega dari luar, dia menekan gagang pintu kamar itu dan pada nyatanya tidak terkunci, pintu langsung terbuka saat dia mendorong sedikit pintunya.

“Siapa yang ngizinin kamu masuk?” Bentak Gina, wanita itu menutupi tubuhnya dengan selimut dan bersandar di sandaran tempat tidur.

“Gina, maafin aku!” Ega duduk di tempat tidur tepat di sampingnya Gina.

“Maaf untuk apa?” Gina memalingkan wajahnya dari Ega.

“Aku minta maaf Gin, aku ngaku salah, aku terlalu protektif sama kamu. Aku mohon maaf atas perlakuanku tadi, aku memang tidak seharusnya marah-marah seperti itu.” Lanjut Ega.

“Oooh??! Terus apa yang seharusnya kamu lakukan dong?” Tanya Gina sinis.

“Seharusnya aku kasi kesempatan kamu untuk ngejelasin apa yang terjadi, bukannya langsung marah-marah dan seharusnya aku percaya dengan apa yang kamu katakan, buka berprasangka buruk terhadap kamu. Aku minta maaf yah? Kamu mau kan memaafkan aku?” Jelas Ega.

“Oh gitu?” Gina masih mengeraskan hatinya.

“Tadi Aldi menelponku dan menjelaskan semuanya. Aku minta maaf karena tidak mendengarkan perkataanmu.” Pintah Ega, nampak matanya pun mulai memerah pertanda akan mengeluarkan butiran bening dari pelupuknya namun pria itu berusaha untuk hal itu tidak terjadi, akan terlihat sangat cengeng jika dia pun menangis.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!