"menikah lah dengan putra ku, Kayla!", tuan Arya memohon kepada Kayla yang seorang anak pembantu sekaligus perawatnya. Kayla yang dari kecil diajarkan patuh oleh ibunya pun tidak bisa mengatakan tidak, apalagi Kayla yg sudah lama memperhatikan putra tuannya tentu saja ia senang. akan kah pernikahan Kayla dan putra majikan nya bahagia?
Buat yang suka romantis mending baca ini, konfliknya ringan.
SEKRETARIS
Tak.. tak.. tak, terdengar suara langkah kaki, Kayla yang sedari tadi berdiri di samping pintu langsung menoleh kearah suara itu. Kayla melihat seorang pria berkacamata, tinggi, berkulit kuning Langsat dan ada belahan di dagu nya tengah membawa beberapa berkas di tangan nya. Pria itu menuju ke arah ruang kerja Reino, saat melewati Kayla pria itu berhenti di depan nya lalu berkata, "Selamat siang nona, kenapa anda berdiri di sini? apa ada yang bisa saya bantu?", tanya nya.
"Saya perawat tuan Arya, saya sedang menunggu tuan saya", jawab Kayla.
"Kenapa anda tidak menunggu dilobi saja, dari pada harus berdiri seperti ini?". tanya si pria.
"Tapi nanti tuan Arya bagaimana?", tambah Kayla.
"Nanti saya yang akan bicara pada tuan ", jawab si pria.
"Kalau begitu baik lah, terimakasih atas bantuannya tuan...?", Kayla terhenti
"Zein, nama saya Zein. kalau begitu saya permisi masuk dulu ", ucap Zein
"Ah iya silahkan tuan Zein", jawab Kayla.
Kayla melangkah kan kaki nya menuju lobi, tapi ia tidak tahu tempat nya di sebelah mana. Untung saja ia berjumpa dengan cleaning service yang sedang mengepel lantai, jadi ia bisa bertanya.
Sementara itu di dalam ruangan Reino tampak Zein menyerahkan berkas berkas untuk di tandatangani oleh Reino.
"Sudah lama tidak bertemu dengan mu sekretaris Zein!", kata tuan Arya.
"Iya tuan... semenjak pak Reino pindah ke apartemen, saya jadi tidak pernah mengunjungi anda. Maaf kan saya!", jawab Zein.
"Tidak apa-apa, lagi pula urusan pekerjaan memang dihandle oleh Reino, jadi wajar saja kamu tidak pernah datang ke rumah ku", kata tuan Arya.
"Oh ya tuan, tadi saya menyuruh perawat anda untuk menunggu di lobby. saya merasa kasian melihat dia berdiri di samping pintu ", ucap Zein.
"Ya ampun... aku lupa menyuruh ke lobby. haaa... memang aku benar benar sudah tua, untung saja sudah Kamu bilangin", kata tuan Arya.
"Untuk apa ayah sepeduli itu? dia tidak akan mati hanya karena berdiri ", ucap Reino dengan ketus sambil membaca berkas didepan nya.
Zein yang mendengar nya sedikit tersenyum melihat bosnya yang selalu berkata sesuka hati.
Tik..Tik..Tik..jam di dinding yg terus berbunyi telah menunjukkan pukul 12 siang. kruk... kruk.. terdengar suara dari perut Kayla.
hah kenapa lama sekali, apa tuan Arya tidak lapar ya? perutku rasa nya sudah perih ini. Gumam Kayla dalam hati nya.
Tiba tiba terlihat Zein datang sambil mendorong kursi roda tuan Arya.
"Ayo kita pulang Kayla!", ajak tuan Arya.
"iya tuan... Mari tuan Zein kami permisi dulu!", ucap Kayla sambil mendorong kursi roda Tuan nya.
Didalam mobil, tuan Arya menyuruh pak Arman untuk mampir dulu di restoran Padang. Tuan Arya ingin mengajak Kayla dan supirnya makan, karena mereka berdua telah lama menunggu pasti lah mereka kelaparan.
"Padahal tadi aku bilang hanya sebentar, tapi malah jadi lama. Maaf ya...", kata tuan Arya.
"Tidak apa-apa tuan, jika bersama orang yang dicintai memang waktu terasa cepat berlalu padahal bagi orang lain terasa lama. iya kan tuan...?", kata Kayla sambil tersenyum manis.
"kamu bisa saja, memang nya kamu mencintai siapa?", tanya tuan Arya.
"Banyak tuan... ayah saya, ibu saya dan tuan Arya juga sudah seperti ayah saya sendiri hihi." jawab Kayla.
Tuan Arya tersenyum mendengarnya, terasa ada kehangatan yang membuat tuan Arya senang bisa mengenal Kayla.
....