Demi bisa masuk ke keluarga besar Dirgantara, Nayya menggunakan trik licik dengan menjebak Keyvan sehingga mereka di tuntut untuk menikah.
Tentu Keyvan menolak tegas. Bahkan ia menatap Nayya penuh kebencian. Tapi keputusan keluarga Dirgantara sudah bulat dan Keyvan tidak bisa menolaknya.
Keyvan meminta sedikit waktu untuk memikirkannya. Namun kemudian, tiba-tiba Keyvan menyetujuinya dengan senang hati, hingga pernikahan pun terjadi.
"Aku akan mengikuti permainanmu." ~ Keyvan
"Kini aku berhasil menjadi bagian dari keluarga Dirgantara." ~Nayya
Apa tujuan Nayya sebenarnya? Dan rencana apa yang akan Keyvan lakukan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutzaquarius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 Bagaimana Jika Aku Bisa Membuktikannya?
Keesokan harinya, Nayya bangun pagi seperti sebelumnya. Semalam, dia diam-diam tidur di kamar tamu karena perasaannya sedang tidak baik-baik saja akibat berdebat dengan Keyvan.
Tapi saat ia sampai di dapur, ia nampak mengkerutkan keningnya karena hanya ada pelayan di sana.
"Apa mommy belum bangun?" tanya Nayya
Pelayan terkejut dan segera membungkukkan badannya sebelum menjawab. "Pagi-pagi sekali, Tuan Kevin dan nyonya Flora sudah pergi, nyonya."
''Pergi? Kemana?" tanya Nayya lagi
"Kami kurang tahu, tapi tadi saya sempat mendengar mereka menyebut nama tuan Nicholas. Mungkin mereka pergi mengunjungi tuan dan nyonya besar."
Nayya terdiam. Ia merasa heran karena mereka seolah terburu-buru, sampai-sampai tidak sempat berpamitan dengannya dan Keyvan. Apa terjadi sesuatu pada Kakek dan nenek Keyvan? Tapi jika benar begitu, seharusnya Keyvan juga tahu, kan?
"Ya sudah, aku ke kamar dulu ya. Kalian lanjutkan saja pekerjaan kalian," ujar Nayya.
"Baik nyonya."
Nayya pergi ke kamarnya untuk melihat apakah Keyvan sudah bangun atau belum. Dia juga ingin mencari tahu untuk apa ayah dan ibu mertuanya pergi?
Nayya berdiri di depan pintu. Dia memejamkan matanya sejenak dan menghela nafas panjang sebelum membuka pintu.
Cklek
Nayya terdiam melihat Keyvan yang masih tidur. Dia menghampiri pria itu dan mencoba membangunkannya.
"Bangun! Ini sudah pagi. Nanti kau terlambat ke kantor," ujar Nayya. Tapi Keyvan tidak merespon. Hanya terdengar dengkuran halus yang keluar dari mulut pria itu.
Nayya menghela nafas dan menggoyang perlahan bahu pria itu. "Keyvan bangun!! Kau tidak ... Kyaaa !!" tiba-tiba Keyvan menarik tangan Nayya dan membuat wanita itu jatuh di atas tubuhnya.
"Apa yang kau lakukan, hah?" pekik Nayya.
"Sstt! Kau ini berisik sekali," gumam Keyvan dengan mata yang masih terpejam.
Nayya mendengus kesal. Dia ingin bangun, namun Keyvan memeluk pinggangnya dengan erat. "Lepas!!" sentak Nayya
"Jangan banyak bergerak, nanti dia bangun," ucap Keyvan yang membuat Nayya mengkerutkan keningnya bingung.
"Apa maksudmu? Siapa yang bangun?"
Keyvan membuka sebelah matanya dan kembali memejamkan nya dengan senyum tipis di bibirnya. "Kau yakin tidak tahu, hm?"
"A-apa yang ... "ucapan Nayya terhenti saat merasakan sesuatu mengganjal di bawah sana. Dia menatap Keyvan dengan kedua mata yang melebar sempurna dan berteriak keras. "KYAAA!!!"
Keyvan tertawa dengan mata yang masih terpejam. Sedetik kemudian, ia mengubah posisi dengan menindih Nayya di bawah Kungkungan nya.
"Apa yang kau lakukan? Cepat menyingkir!" pekik Nayya.
Keyvan menatap Nayya dengan senyum manisnya yang membuat Nayya terpesona.
"Aku tahu jika aku ini tampan. Jadi kau tidak perlu menatapku seperti itu," ujar Keyvan yang membuat Nayya tersadar dari lamunannya.
"Cih, percaya diri sekali." Nayya memalingkan wajahnya. Dalam hati ia mengumpat karena memang Keyvan terlihat sangat tampan, sampai-sampai jantungnya berdetak kencang melihatnya.
"Semalam kau kemana, hm? Aku tidak bisa tidur nyenyak karena tidak ada kau di sini," ucap Keyvan. Dia menundukkan kepalanya, mengendus leher Nayya yang langsung menegang.
"A-apa yang kau lakukan?"
"Kenapa? Kita suami istri, jadi tidak masalah jika seperti ini, kan?"
Nayya terlihat geram. Padahal Keyvan sudah tahu siapa dia dan apa tujuannya masuk ke keluarga Dirgantara. Tapi Keyvan seolah lupa dan justru melakukan hal mesum padanya.
"Minggir!!" pekik Nayya
"Tidak, karena aku menginginkanmu. Aku ingin mengulangi malam pertama kita. Kau mau, kan?"
"Apa kau sudah gila, hah?"
Keyvan tersenyum dan mengusap pelan pipi Nayya," sangat lucu melihatmu takut seperti ini," ujarnya
"Kau salah, tuan Keyvan. Aku sama sekali tidak takut padamu. Bahkan jika aku mau, aku bisa melukaimu saat ini juga. Tapi aku tidak akan melakukannya karena melihatmu menderita, itu lebih menyenangkan," seringai Nayya yang membuat Keyvan terdiam.
Sepertinya dendam Nayya pada keluarga Dirgantara begitu dalam, sampai-sampai Nayya tega berkata seperti itu pada Keyvan yang merupakan teman masa kecilnya.
"Aku tidak akan membiarkan kau melakukan hal itu, Aina," ujar Keyvan
"Berhenti memanggilku, Aina! Namaku sekarang adalah Nayya," sentak Nayya.
Keyvan hanya tersenyum. Baginya, wanita yang saat ini berada di bawah kungkungan nya tetaplah gadis kecil yang pernah ia kenal. Hanya saja, saat ini wanita ini dibutakan oleh dendam yang salah sasaran.
"Aku peringatkan untuk berhenti, Aina. Karena apa yang kau pikirkan tentang Keluarga ku itu salah. Semua yang terjadi adalah kesalahan ibumu sendiri. Itu sebabnya ... "
"KAU MENYALAHKAN IBUKU?" bentak Nayya.
"Aku melihatnya sendiri bagaimana ibuku meregang nyawa di depanku dan itu semua karena kalian. Dan sekarang kau menyalahkan ibuku? Apa kau sudah gila, Keyvan?" sentak Nayya
"Sampai kapanpun, aku tidak akan bisa memaafkan kalian semua. Aku akan membuat kalian membayar mahal atas apa yang kalian lakukan pada ibuku." Nayya mendorong keras tubuh Keyvan hingga menyingkir darinya. Lalu, ia buru-buru berdiri dan menatap tidak suka Keyvan sebelum pergi dari sana.
"Bagaimana jika aku bisa buktikan jika keluarga ku tidak bersalah?" ucap Keyvan tiba-tiba yang membuat langkah Nayya terhenti.
"Aku bisa memakluminya karena saat itu kau masih kecil dan tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu. Itu sebabnya saat bertemu ibumu, kau sangat senang sampai-sampai kau percaya dengan apa yang ibumu katakan. Tapi, bagaimana jika aku bisa membuktikan jika semua itu fitnah? Apa yang ibumu ceritakan tentang keluarga ku, itu semua tidak benar. Bagaimana jika aku bisa membuktikannya?"
"Maka aku akan meminta maaf secara langsung dan pergi dari kehidupan kalian. Tapi, jika kau tidak bisa membuktikannya ... " Nayya menoleh, menatap Keyvan dan kembali berkata, "kau harus menuruti semua permintaan ku, termasuk menyakiti keluargamu."
Keyvan terdiam. Dia menghela nafas panjang dan menyetujui permintaan Nayya. "Oke, aku setuju."
Setelah mendengar hal itu, Nayya tersenyum sinis dan pergi begitu saja.