Kisah Seorang Dokter Muda dengan segudang prestasi dan kesempurnaan dalam hidupnya, ternyata mempunyai masa lalu dari seorang laki-laki yang menyakitkan, semua itu membuatnya harus pergi meninggalkan kota kelahiran dan keluarganya
Dokter ALENA berasal dari Keluarga Milyarder yang hidup sederhana dengan menutupi identitasnya
Disaat Seseorang yang pernah menorehkan luka di hatinya tiba-tiba muncul kembali di kehidupannya, apa yang akan terjadi ?
Penasaran, yuk ikuti ceritanya ya
cerita ini adalah seri ke 2 dari kisah sebelumnya "POWER OF WOMAN"
Salam kenal dan jumpa dari Author
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 9
Alena meronta dan memukul dada Edward, sesaat kemudian Edward melepaskannya
"Jaga ucapanmu saat berbicara denganku, atau aku akan melakukan lebih dari ini" ucap Edward dan segera pergi meninggalkan Alena
Alena terdiam membeku, tubuhnya terasa kaku tidak bisa bergerak, tangannya gemetar menahan marah, air mata mengalir deras tanpa suara dan sesaat kemudian
BRUG
Alena jatuh terduduk di lantai, Amaya yang kebetulan baru sampai toilet terkejut melihat kondisi Alena dan segera membantunya kembali ke closed untuk mencuci muka
"Tenanglah Am, aku gak apa-apa, bisa habis ini kita pulang, aku ingin istirahat di rumah kontrakan saja" pinta Alena
"Iya Al, ayok kita pulang, tapi kita ke Kak Delia dulu ya, kasian nunggu di sana"
Tak lama Alena dan Amaya menghampiri Delia, nampak Edward masih memperhatikan Alena
"Loh beneran kita pulang, lah ini makanan masih banyak Lo Al" kata Delia
"Dibawa pulang aja kak, bisa kok" jawab Amaya, sambil ngasih kode Delia untuk segera berdiri
"Maaf kak, aku sedikit pusing, jadi ingin segera istirahat" kata Alena
"Okey, ayok " kata Delia
Saat ketiganya tengah berjalan keluar, tiba-tiba
"Tunggu !" Teriak seorang laki-laki yang terus mendekat yang tak lain adalah Edward,
"Ap apa mau mu, jangan ma_" belum sempat Alena melanjutkan ucapannya, Edward sudah melepas jasnya dan menutupkannya ke bagian pantat Alena
"Ada noda darah di bagian bawahmu, mungkin kamu sedang datang bulan, pakai dulu jas ku untuk menutupinya"
DEG
Ada perasaan aneh di dalam hati Alena yang berkecamuk, antara takut, benci ,senang dan entahlah
"Terimakasih tuan..kami permisi" ucap Delia seraya menarik tubuh Alena yang hanya diam tanpa kata
Malam ini Alena benar-benar dibuat galau dalam kamarnya, kejadian bersama Edward membuat pikirannya kalut, Namum karena rasa kantuk yang datang menyerang akhirnya Alena tertidur pulas
*
"Al, Alena, dah bangun kan, ayok kita berangkat bareng ke Rumah Sakit, ingat ini dah hari Senin lo" teriak Amaya dari balik pintu kamar Alena
CEKLEK
"Ih, berisik tau Am, yok berangkat"
"Bawa mobil kamu ya, aku nebeng lagi"
"Emang mobil kamu kemana sih Am, nebeng mulu, nanti kalau pulangnya gak bisa bareng gimana ?"
"Ya gampang lah Al, tinggal cari taxi online, lagian mobilku masih di bengkel, belum kelar tu"
"Ganti aja, cari yang baru gitu loh"
"Ye, enak aja kamu ngomong, aku kan cuma dokter umum Al, jauh lah sama pendapatan kamu, mana aku masih harus ngurus pendidikan adik-adikku pula"
"Oh iya ya, sorry, semangat terus ya Am, gini deh, nanti yang bayari biaya perbaikan mobil kamu biar aku aja, gimana ?
"Gak mau Al, kebiasaan kamu tu, bantu aku mulu, gak enak akunya, terlalu banyak hutang budi"
"Eh siapa bilang aku hutang sama Budi, yang aku pakek uangku sendiri ya, bukan uang Budi, hehe"
"Nah, mulai nih ya, main kata-kata gak jelas, ngajak gulat ni ?"
"Ha ha ha, gitu aja sewot, yok turun, dah nyampek nih "
*
Seperti biasanya Alena mengisi tenaganya dengan menikmati jus jambu kesukaannya di kantin, kali ini Alena sendirian karena Delia dan Amaya masih berkutat dengan pasiennya
"Emh, jus jambu memang the best" gumam Alena lirih
"Mau aku tambah ?"
"Astagfirlloh, pak Exel, ngagetin aja, ni jantung hampir copot tau gak pak" kata Alena sambil mengelus dadanya Pelan
"Ngapain bapak ada disini ?" Tanya Alena
"Istirahat, sekalian mau ngasih tau, besok Minggu kamu harus hadir di acara amal"
"Besok Minggu ?"
"iya, disana banyak sekali orang-orang berpengaruh yang hadir, aku mau kamu mempersiapkan diri dengan baik"
"Maksutnya pak ?"
"Perhatikan pakaian dan penampilanmu, ini aku bawakan baju branded, biar mereka tidak merendahkan mu, jadi pakailah, aku yakin kamu akan berfikir seribu kali untuk membeli baju semahal ini, mangkanya biar aku yang belikan"
"Ish, gak perlu pak"
"Baju kayak gitu aja sombong, bahkan orangtuaku bisa saja membeli tokonya sekalian" batin Alena
Amalia menatap tajam ke arah Alena dan Exel, rasa gemuruh di dadanya membuatnya semakin murka, apalagi melihat Exel memberikan paper bag ke Alena, "kurang ajar kau Alena, tidak tau diri" batin Amalia
Dengan cepat Amalia segera mengambil handphone dan memfoto Exel saat memberikan paper bag ke Alena, tak lama hasil jepretannya dikirimkan ke orang tua Exel, yaitu ibunya yang bernama Milla Johnson
Pembicaraan di dalam telepon
"Halo sayang, apa yang kau kirimkan ini, apa maksudmu Exel dengan seorang wanita?" tanya Milla
"Iya Tante, Exel sedang di goda oleh salah satu dokter dari kalangan biasa saja, lihatlah Tante, bahkan Exel diminta untuk membelikan barang-barang branded olehnya"
"Yah, aku melihatnya dari foto yang kamu kirim Amel, siapa nama wanita itu?"
"Dokter Spesialis Bedah, Alena Bilqis Nugraha Tante, dia baru satu tahun kerja disini, tapi sudah berani macam-macam dengan Exel"
"Oh ya, oke akan aku cari tau sendiri siapa gadis itu sebenarnya, terimakasih sudah menjaga Exel sayang, aku tutup dulu ya, ini Tante sedang ada acara Arisan"
"Oke Tante
Tut Tut Tut
Telepon terputus
*
Di dalam sebuah mansion mewah, seorang wanita bernama Milla tengah bejalan mondar mandir sambil menunggu kabar dari seseorang, tak lama datanglah seorang laki-laki dengan membawa beberapa berkas yang segera di serahkan, segera mungkin Milla membuka map berisi data-data dan membacanya satu persatu
"Hem, tidak ada yang spesial dari gadis itu, kecuali kecerdasan otaknya yang luar biasa, dan usianya masih sangat muda untuk ukuran seorang spesialis" gumam Milla
"Ini semua sudah kau laporkan?" Tanya Milla
"Sudah nyonya, itu semua adalah informasi yang bisa saya berikan soal nona Alena"
"Baiklah, kau boleh pergi, bayaran mu akan aku transfer nanti di nomer rekening mu"
Setelah itu sang laki-laki itupun pergi meninggalkan ruangan , sementara Milla duduk di sofanya dan berfikir bagaimana cara untuk memisahkan anaknya dengan Alena
Keesokan harinya nyonya Milla menunggu Alena di ruangan kerja Alena, perawat yang berjaga disana tidak berani melarang kedatangan ibu dari Direktur rumah sakit
Saat Alena akan masuk ruangan, tiba-tiba kedua perawat itu muncul dan menarik lengan Alena, sesaat Alena kebingungan melihat tingkah aneh ke dua perawat itu
"Ish, kalian ini kenapa sih, main tarik tangan orang aja" kata Alena heran
"Maaf dokter, di dalam ada seseorang menunggumu dari tadi"
"Siapa ?" Tanya Alena
"Ibu dari Direktur rumah sakit, nyonya Milla"
"Hah, ngapain ?"
"Tau dokter, masuk juga tanpa ba bi bu"
"Mau latihan membaca ?"
"Kok ?" Tanya perawat itu tambah bingung
"Lah itu tadi katanya ba bi bu"
"Ya ampun dokter, maksutnya tanpa berkata apa-apa gitu lo"
"Xixixi, iya tau, bercanda doang" kata Alena terkekeh melihat ekspresi cemas di wajah kedua perawatnya
"Dokter ih malah bercanda, kita dah takut banget lo, mana wajah nyonya Milla serem banget, kayak kuburan"
"Tinggal kasih taburan bunga aja, biar gak serem"
"Dokter ah, bercanda mulu"
"Ya udah, biar aku masuk, jangan ada yang masuk ke runganku sampai nyonya Milla keluar, oke ?"
"Baik dokter"
Bersambung
Terimakasih, jangan lupa jejak dukunganya (like komen, vote dll)