NovelToon NovelToon
Jodohkah Kita? (Kisah Seruni)

Jodohkah Kita? (Kisah Seruni)

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Angst / POV Pelakor / Pihak Ketiga
Popularitas:10k
Nilai: 5
Nama Author: Lalalati

Usai penyatuan itu, Seruni bersandar pada dada polos Victor. "Ada satu yang belum aku kasih tahu sama kamu, Vic."

"Apa?" Tanya Victor.

"Aku... gak bisa punya anak," ucap Seruni dengan berat hati. Ia merasa sudah bertindak egois karena baru mengatakannya sekarang. Seruni berpikir Victor pasti sama seperti pria lain, yang menginginkan seorang anak. Apalagi ia seorang penerus perusahaan.

"Aku tidak peduli itu, Seruni. Aku mencintai kamu, bagaimana pun kamu."

Kata-kata Victor membuat bahagia menelusup di hati Seruni. "Kenapa kamu bisa nerima aku yang kayak gini?"

Victor tersenyum hangat saat Seruni menatapnya dengan tatapan bersalah. "Aku sudah kehilanganmu selama dua belas tahun. Apa kamu pikir aku akan rela kehilanganmu lagi karena alasan itu?"

Tanpa Seruni ketahui, Victor sudah menyembunyikan sebuah kenyataan pahit. Ego Victor untuk bisa kembali bersama cintanya yang belum usai membuatnya mengabaikan kenyataan itu. Kenyataan yang suatu hari akan menyakiti Seruni lebih dalam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lalalati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32: Jodohkah Kita?(end)

"Vic..." Seruni begitu ketakutan. Pasalnya wajah Rafael benar-benar terlihat amat sangat marah.

"Tenanglah, Sayang. Kita akan baik-baik saja." Victor menenangkan.

"Keluar!" Dipukulnya dengan sangat keras kaca jendela kursi kemudi oleh Rafael. Dikeluarkannya sebuah pistol dari balik tubuhnya dan mulai mengancam Victor dan Seruni dengan benda itu.

Mata Seruni membulat panik. "Vic, dia bawa pistol!"

Kemudian secepatnya Victor membawa mobilnya mundur. Rafael tergopoh mencoba menahan agar mobil itu tak pergi. Beberapa tembakan Rafael letuskan dan membuat kaca depan mobil itu retak parah. Victor tak gentar dan terus mengintimidasi Rafael dengan memaju mundurkan mobilnya tapi Rafael tak kalah gentar dan semakin menantangnya.

"Kau mau menabrakku?! Tabrak aku jika berani!" Tantangnya.

"Vic, hati-hati! Jangan sampai..."

Brak!!

Secepat kilat, bahkan sangat cepat hingga Seruni sendiri merasa tak menyadarinya. Ia melihat mobil tiba-tiba melaju dengan begitu cepatnya dan menabrak tubuh Rafael hingga tubuh pria itu terbentur keras sampai berguling ke atas kap mobil dan terjatuh ke sisi kiri mobil.

"Victor apa yang udah kamu lakuin?! Kamu nabrak dia, Vic!" Teriak Seruni panik.

Victor tak menggubris ucapan Seruni ia malah terus melajukan mobilnya dengan kecepatan yang menggila. Seruni terus memperhatikan tubuh Rafael dari kaca spion. "Rafael naik ke mobilnya!"

"Sial!" Umpat Victor. Sebenarnya Victor merasa ketakutan jika terjadi sesuatu pada pria yang baru saja ditabraknya itu. Bagaimanapun ia pasti harus berurusan dengan polisi atas kejadian ini. Namun seketika ia merasa lega karena Rafael ternyata baik-baik saja. Sekarang Victor mencoba untuk fokus ke jalanan di depannya dan kembali menghindari pria itu.

Seruni pun merasakan hal yang sama. Rasa lega muncul di hatinya tatkala pria yang baru saja ditabrak oleh Victor ternyata masih bisa bangkit. Ia tak bisa membayangkan jika Rafael terluka atau bahkan kehilangan nyawa. Diinterogasi oleh polisi hanya tinggal menunggu waktu saja.

"Mau apa dia sebenernya?" Tanya Seruni kesal karena mobil Rafael masih mengikuti mereka. Bahkan kini di jalanan yang cukup lengang itu kedua mobil itu terlibat aksi saling kejar. Seruni bahkan harus berpegangan pada handel di atas kepalanya dan juga pada sabuk pengaman yang ada di dadanya seraya berdoa untuk diberikan keselamatan dan terlepas dari kejaran pria tidak waras itu.

Dorr!!

Seruni kontan berteriak. Beruntungnya peluru yang ditembakkan tidak mengenai mobilnya. Kemudian terdengar lagi suara tembakan dua kali berturut-turut, namun tetap tidak kena. Setelah itu, suaranya tidak terdengar lagi. Seruni melihat Rafael mencoba menembakkannya lagi namuntak ada peluru yang keluar.

"Sepertinya dia kehabisan peluru," ujar Victor bernafas lega.

Namun tidak lama, suara tembakan terdengar lagi. Tiba-tiba Victor merasakan mobilnya hilang kendali, rupanya peluru itu berhasil menembus salah satu ban mobilnya dan membuatnya oleng.

BRAAKK!!

Tanpa dapat dicegah, mobil itu menabrak pembatas jalan dan berguling beberapa kali dengan sangat keras, hingga mobil itu rusak parah dan berhenti dalam keadaan terbalik.

Rafael menghentikan mobilnya dan keluar dari mobil itu dengan tubuh yang bergetar. Ia berjalan menuju mobil yang kini posisinya terbalik itu dan melihat kondisi Seruni dan juga Victor di dalam mobil itu.

Seketika lututnya terasa lemas hingga ia pun ambruk ke aspal. Pistol yang masih dipegangnya ia lemparkan begitu saja.

Keadaan Seruni dan Victor sudah sangat mengenaskan dan sekali lihat, Rafael tahu keduanya sudah tak bernyawa.

"Apa yang sudah kulakukan..." gumamnya tak percaya.

Awalnya Rafael hanya ingin mengancam Victor. Ia tak benar-benar berniat menghilangkan nyawa keduanya. Sebenarnya ada sedikit niatan dalam hatinya yang dikuasai amarah dan rasa cemburu untuk melenyapkan Victor dari dunia ini. Namun ia tak berpikir akan benar-benar menghilangkan nyawa kedua orang itu.

Tiba-tiba Rafael mendengar sesuatu di dalam kepalanya yang memintanya untuk segera pergi dari sana. Ia melihat beberapa orang di jalanan mulai menghampirinya. Rafael pun masuk ke dalam mobilnya dan segera tancap gas sebelum orang-orang berhasil menahannya.

Seruni dan Victor sudah tidak ada. Semua terjadi dengan begitu cepatnya, tanpa ada yang menyangka. Beberapa waktu terakhir sebelum kejadian, keduanya sudah memiliki firasat bahwa waktu keduanya sudah tidak akan lama lagi. Namun manusia hanya bisa merasakan pertandanya, bukan mengetahui kapan dan bagaimana mereka akan pergi.

Sesaat sebelum nyawa mereka terlepas dari raga, saat kematian sudah berada tepat di depan matanya, Seruni sempat berpikir dan bertanya dalam hati, 'Victor, apakah kita berjodoh?'

Apa mereka terlalu memaksakan kehendak mereka untuk bisa bersama? Sekian lama mereka dipisahkan, apa seharusnya mereka tak seharusnya kembali bersama? Apa Tuhan sangat tak menyetujui hubungan mereka sehingga ini semua harus terjadi?

Bayangan sang putri pun sempat terlintas di detik-detik terakhir hidup mereka. Putri kecil mereka yang bahkan baru beberapa bulan mereka rawat. Putri kecil mereka yang baru saja mereka titipkan beberapa saat saja, ternyata akan mereka titipkan untuk selama-selamanya di panti asuhan itu.

Entah Seruni harus bahagia atau tidak. Karena selama ini Seruni selalu berharap kisah cintanya bersama Victor akan menjadi kisah sehidup semati Ternyata Tuhan mengabulkannya, hanya saja harapan itu dikabulkan oleh-Nya terlalu cepat.

***

Kabar mengenai kejadian itu pun segera sampai pada Emran. Oksigen seperti menghilang dari sekeliling Emran mendengar kabar bahwa nyawa putra semata wayangnya kini telah tiasa. Beberapa saat ia kehilangan kendali. Ia menangis dengan perasaan hancur lebur.

Begitu juga Marsha dan juga Jason. Keduanya menangis sejadinya, bahkan Marsha sampai pingsan ketika mendengar kabar duka tersebut. Shelly yang ada di Bangkok pun segera memutuskan untuk pulang ke Jakarta tatkala ia mendengar bahwa sang sahabat sudah pergi dari dunia ini. Air matanya tak henti mengalir selama dalam perjalanan.

Hingga setelah pemakaman, Emran berdiam diri menatap kosong pada kolam ikan koi yang terdapat di belakang rumahnya. Pikirannya sibuk berkelana memikirkan semua kenangan yang pernah terjadi bersama sang putra. Rasanya masih seperti mimpi Victor sudah tak ada lagi di dunia ini.

Kemudian Sean datang menghampiri sang atasan. "Rafael sudah tertangkap, Pak."

"Pastikan ia membusuk di penjara. Tidak. Pastikan ia dihukum mati," geramnya berubah pikiran. "Pastikan orang yang telah membunuh putraku mendapatkan balasan yang setimpal."

"Akan saya usahakan, Pak," jawab Sean. "Jenazah Seruni juga sudah dimakamkan di dekat makam orang tuanya. Sesuai instruksi anda, mereka tidak dikebumikan di tempat yang berdekatan."

"Memang seharusnya seperti itu." Dagu Emran bergetar, "atau seharusnya mereka dimakamkan berdekatan? Apa Victor akan lebih bahagia jika ia berbaring bersama dengan Seruni di peristirahatkannya yang terakhir?" Air mata Emran mulai mengalir lagi. "Apa aku salah sudah memisahkan mereka? Apa ini teguran untukku, Sean?" Isaknya penuh sesal.

Sean hanya bisa terdiam tanpa bisa membalas ucapan Emran. Ia pun berdiam diri membiarkan sang atasan menuntaskan emosinya. "Victor, kenapa kau harus pergi dengan cara seperti ini, Nak?" Tanyanya menatap ke arah langit berharap bisa melihat sang putra di sana.

Tiba-tiba Marsha datang menghampiri Emran. "Ayah," sapanya.

Segera Emran menguasai diri dan menghapus air matanya. "Ada apa kau kemari?"

"Aku ingin pamit, aku akan pergi dari sini." Ucapnya dengan wajah yang sangat sembab.

"Pergilah kemanapun kau mau. Aku sudah tak peduli. Kau sudah bukan menantuku karena Victor sudah..." Emran tak mampu melanjutkan ucapannya.

"Iya, Ayah. Aku setuju. Tapi ada satu hal yang aku minta dari Ayah sebelum aku pergi. Bisakah Ayah mengabulkannya?"

Emran tak menyahut, rasanya terlalu berlebihan setelah apa yang terjadi, Marsha malah meminta sesuatu darinya.

"Aku minta Ayah untuk merawat Jason. Aku akan pergi tanpa Jason." Isaknya.

"Kenapa? Setelah Victor tiada, kau merasa tidak memerlukan anakmu lagi? Kau akan menelantarkannya sama seperti dulu?"

Marsha tidak menjawab, ia hanya kembali terisak.

"Kenapa aku bisa menyetujui pernikahan kalian. Seharusnya kalian bercerai sejak lama. Semua ini salahku. Salahku," Emran kembali terisak, perasaannya diliputi rasa sesal yang teramat sangat.

Kemudian Emran kembali menyeka air matanya. "Jason adalah cucuku. Aku pasti akan menjaganya, tapi ini bukan karena aku mengabulkan permintaanmu. Ini karena aku memang menyayangi cucuku, tidak sepertimu. Seorang ibu yang bahwa tak pantas disebut ibu karena tak pernah mencintai putranya sama sekali."

"Aku sayang sama Jason, Ayah. Tapi..."

"Sudahlah. Pergilah dari sini. Aku tak keberatan kehilangan wanita tak berperasaan seperti dirimu. Tapi perlu aku tegaskan, kau tidak berhak mendapatkan warisan dari Victor. Pergilah tanpa membawa sedikit pun harta milik putraku. Kau tak pantas dan tidak berhak mendapatkannya."

Marsha menerima semua keputusan Emran dengan pasrah. Ia tak ingin berdebat dengan ayah mertuanya itu. Lagipula itu benar, Marsha terlalu merasa bersalah untuk bisa mendapatkan harta Victor, bahkan sekedar harta gono-gini.

Apa yang sudah Rafael lakukan adalah karena dirinya. Jadi bisa dikatakan, kematian Victor dan Seruni adalah karena dirinya. Maka dari itu Marsha ingin pergi dan menyembuhkan luka hatinya dan menghilangkan rasa bersalahnya yang begitu besar kepada Victor yang sangat ia cintai, bahkan pada Seruni yang meskipun begitu ia benci, namun Marsha sama sekali tak pernah berharap perempuan itu mengalami hal seperti ini.

Kemudian, Marsha pun pamit untuk selama-lamanya dari Keluarga Hartono.

"Pak, mohon maaf, bagaimana dengan putri mendiang Pak Victor. Anak itu ada di sebuah panti asuhan sekarang."

Emran terdiam sejenak dan berpikir. Hingga ia memutuskan, "dia bukan cucuku. Darah seorang wanita miskin yang membuat hidup putraku tak bahagia selama ini, tak mungkin adalah cucuku. Biarkan dia berada di panti asuhan itu. Itu adalah tempat di mana seharusnya ia berada."

Sean sedikit terkejut, ia merasa tak tega. Ia berniat untuk mengabarkan keberadaan Laura kepada Shelly. Sahabat Seruni itu pasti akan dengan senang hati merawat Laura.

"Jangan lakukan apapun untuk anak itu! Jangan biarkan siapapun mengadopsinya!" Tegas Emran seakan bisa membaca pikiran Sean. "Biarkan anak itu tinggal di tempat yang memang seharusnya ia berada. Di tempat yang rendah seperti ibunya."

***

"Bu, beneran kita gak akan bilang kalau Lyra itu Laura ke perempuan barusan?" Tanya seorang pengurus panti kepada ibu kepala panti, setelah Shelly pergi dengan kecewa dan sedih dari panti itu karena tidak berhasil menemukan anak dari mendiang sahabatnya.

"Orang itu mewanti-wanti agar Lyra tetap berada di sini. Jadi kita tak punya pilihan lain selain mengikuti perintahnya. Mereka sepertinya sangat berkuasa, lebih baik kita ikuti kemauan mereka."

Wanita paruh baya itu mengangguk setuju seraya menatap wajah bayi malang cantik yang digendong oleh ibu kepala panti.

"Karena ibunya tidak akan pernah membawanya kembali, seperti janjinya waktu itu, kita akan tetap memanggilnya dengan nama Lyra. Kita beri dia nama, Lyra Faranisa."

Jodohkah kita?(Kisah Seruni), selesai.

Terimakasih untuk kakak-kakak yang udah baca kisahnya Seruni yang penuh ketidakberuntungan. Walaupun sad ending, semoga suka ya.

Selanjutnya baca yuk kisahnya Lyra di WANITA RAHASIA DADDY ZACH.

Apa Lyra atau Laura ini akan punya nasib setragis ibunya? Yuk cuss baca novelnya. Klik link di bawah ya!

1
Erni Fitriana
horang kaya..kko nyuruh pindah udah kyk ngusir laler
Erni Fitriana
ehh bapak plin plan
Erni Fitriana
cerita sweet...cerita SMA😘😘😘
Asep Saepudin
jgn sampai terjadi hal buruk sama Laura dan seruni
Asep Saepudin
mdh2 seruni baik baik saja
Soeharti Rifangi
tinggalkan saja seruni laki " yg gak punya pendirian ,baru diancam gitu saja sama marsha udah lembek /Frown/
Asep Saepudin
sebel sama Victor,masih meladeni Marsha udh tau Marsha bermuka dua...knpa g d hindari aja,sibuk ya seruni jauh dr Victor,dr PD makan hati terus sama Victor dan Marsha blum ma emran
Asep Saepudin
Marsha bnr2,ular.sbl bgtu,lagian Victor ngapain baikn Marsha,ular d pelihara
Asep Saepudin
rasain tuh Marsha,bermuka dua
Asep Saepudin
pasti ulah Marsha sama rapael
Asep Saepudin
smga Marsha g berniat jahat LG sama seruni
Soeharti Rifangi
apa salahnya menjadi orang miskin pak emran ,semua org pasti ingin menjadi org kaya tp semua kan kembali kpd takdir kita ,kaya maupun miskin dimata Tuhan kan sama derajatnya ..dasar kakek tua /Grimace/
Asep Saepudin
masih saja pa emran keras kepala,..
Soeharti Rifangi
menantu yg kau puja puja wahai pak emran dia hanya tukang selingkuh ,wanita bermuka dua hanya krn dia kaya kau bela mati " an ,apa org miskin seperti seruni tdk berhak bahagia ?hey bp emran ..jadi gemes sendiri aku sama si emran /Frown/
Alisa Erlani
emang emran ngga tahu menantu kesayangan nya pernah selingkuh ko malah mendukung menantunya harusnya dia thu menantu seperti apa marsha itu
Asep Saepudin
Marsha bermuka dua,smga Victor tau kelakuan Marsha terhdp seruni
Alisa Erlani
masrha harus nya thu dri yg mulai ngegoda dluan wktu kuliah kan dia yg hrus nya seruni yg ngomong dia ngerebut viktor dri seruni terus marsha selingkuh sm laki2 lain seolah dia yg tersakiti pas udhd campakan bru ngejer2 suami
Asep Saepudin
seruni bimbang lagi sama perasannya,smga Victor bs melindungi seruni dari marsa sama ayahnya
Asep Saepudin
seruni hamil Viktor,geregt ma Viktor kenapa g bs melindungi seruni dr ayah nya,kn Victor udh g SMA..
Soeharti Rifangi
2 garis merah ,,fiks kamu hamil seruni semoga ada jalan keluar utk permasalahan mu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!