NovelToon NovelToon
Bianglala Negeri Impian

Bianglala Negeri Impian

Status: sedang berlangsung
Genre:berondong / Mafia / Dikelilingi wanita cantik / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Agung Riyadi

kisah cerita Randu, seorang anak korban musibah tanah longsor di kampungnya dan hanya dia satu satunya yang selamat, kemudian mendapatkan anugerah kesaktian yang tiada taranya dari jiwa leluhur, menjalani liku liku kehidupannya dan berusaha menggapai semua impian dan cintanya.
berhasilkah Randu, please check it out the story

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agung Riyadi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Seleksi

Mendengar kata kata pedas dari Vino hampir saja Ryan langsung melayangkan tangannya untuk menampar mulut pedas adik tingkatnya yang pernah mengalahkannya dalam pertandingan satu lawan satu itu, namun saat itu ia terpaksa kalah dalam kondisi kurang fit karena baru sembuh dari sakitnya.

Tentu saja ia selalu menunggu akan adanya satu kesempatan untuk menghancurkan kesombongan adik tingkatnya itu.Ryan hampir saja menampar mulut Vino andai kan Heru Keling tak buru buru menengahinya.

"Sebaiknya kita bisa menjaga suasana tetap kondusif sebelum studi banding terlaksana, jangan karena satu masalah kecil kita jadi saling menghancurkan sendiri," ujar Heru Keling terdengar bijaksana sehingga mau tak mau semua orang yang berkumpul menyetujui kata kata orang paling kuat diantara mereka itu, meskipun tetap ada beberapa murid yang ingin pertarungan antara Ryan dan Vino terjadi.

"Kemarin aku juga telah dikalahkan oleh anak itu Her," tutur Ryan kemudian setelah suasana ketegangan agak mereda.

"Hanya karena kau dikalahkan bukan berarti semua orang juga akan dikalahkan olehnya kan, jangan tak tau diri dengan menilai kemampuanmu terlalu tinggi," sahut Vino yang hatinya sudah terlanjur panas.

"Her, beri aku kesempatan untuk membungkam mulut anak tengil sok jagoan ini," ujar Ryan yang kupingnya sudah terbakar rasanya.

"Sudah aku bilang sebelum studi banding jangan ada keretakan ditubuh kita sendiri ! apa kalian semua tuli? terserah nanti setelah studi banding kalian mau bertarung sampai sekarat sekalipun aku nggak akan peduli," ujar Heru Keling dengan sorot matanya yang tajam yang cukup untuk membuat orang yang melihatnya minder nyalinya.

Vino yang hatinya masih panas itu tetap tak terima lalu memberi kode kepada beberapa rekannya sesama kelas delapan untuk pergi dari tempat pertemuan itu.

"Kau lihat kan kelakuan anak itu, sombongnya seolah olah hanya dia sendiri yang memiliki kemampuan," ujar Ryan kepada Heru.

"Biarkan saja, kita masih butuh tenaganya di studi banding nanti sekarang ceritakan bagaimana kau bisa dikalahkan oleh anak SMP negeri itu ?" ujar Heru Keling sambil menatap salah satu teman dekatnya itu selain Danar si muka jerawat.

"Baru kemarin kejadiannya, saat itu kami berlima sedang kongkow di depan kantor pos simpang empat, aku lihat cewek cakep banget yang bisa kami ketahui dari seragamnya ia anak SMP negeri kosong satu yang habis les komputer...."

Ryan menceritakan semua kejadian yang dia alami dari awal sampai akhir, sampai akhirnya datang Randu dan menghabisi mereka berlindung begitu saja tanpa basa basi apapun.

"Dari cerita mereka berempat tadi aku yakin orang itu pula yang melempar Danar ke selokan," ujar Ryan menutup ceritanya.

"Anak itu tampaknya cukup menarik, mungkin kapan kapan aku akan menemuinya," kata Heru Keling yang kemudian membubarkan pertemuan itu karena bel pertanda kelas dimulai telah berbunyi.

Sementara itu pembahasan tentang siapa siapa yang akan menjadi wakil mereka dalam studi banding telah menjadi hal yang paling menarik minat segenap komponen dari sekolah negeri berlabel favorit itu, hampir setiap jam mata pelajaran selalu saja ada pembahasan itu.

"Randu ! kamu dipanggil menghadap Pak Tatang sekarang ditunggu di aula olahraga," ujar seorang siswa kelas tujuh namun beda kelas dengan Randu.

Saat itu Randu sedang bersiap ke kantin untuk mengisi perutnya yang sudah kembali meronta ronta karena lapar meskipun pagi hari sudah diisi dua mangkok bubur ayam.

Tiara yang membeli dua bungkus nasi uduk ternyata bukan untuk dibagi dengan dirinya dengan alasan yang sangat membagongkan yaitu agar sama dengan dirinya yang bisa menghabiskan sarapan dua mangkuk bubur sementara Tiara akan menghabiskan dua bungkus nasi uduk.

Randu sebenarnya bisa menebak maksud kenapa dia dipanggil menghadap guru olahraga yang terkenal killer itu, jadi tanpa bertanya apapun juga meskipun dengan agak ogah ogahan Randu berbalik arah menuju gedung aula olahraga yang terletak justru paling ujung.

"Bapak memanggil saya ?" tanya Randu tanpa basa basi apapun dengan sang guru killer itu.

"Eh iya sini kami dapat masukan dari beberapa murid yang merekomendasikan kamu untuk studi banding perwakilan kelas tujuh tapi maaf kami harus melakukan tes dulu untuk kamu, berani kan ?" ujar Pak Tatang sang guru killer.

"Ah, saya lapar pak, cepatlah tes apa yang harus saya lakukan," jawab Randu yang membuat sang guru olahraga itu kemudian menatap Randu dalam dalam.

Guru itu berpikir sikap Randu cukup menarik, karena baru dia seorang saja yang berani bicara terlalu apa adanya dan bisa dibilang agak kurang sopan kepadanya itu. Guru itu kemudian membawa Randu masuk ke dalam aula dan mengumpulkannya bersama empat anak lainnya dari berbagai kelas tujuh.

"Nah kalian berempat merupakan kandidat untuk studi banding mewakili kelas tujuh nantinya namun kalian tentu paham bukan hanya satu saja dari kalian yang nanti akan mewakili kita semua dalam pertandingan yang mempertaruhkan nama baik kita sebagai sekolah unggulan," ujar sang guru olahraga mengucapkan presentasinya.

"Sebaiknya to the poin saja pak jangan terlalu banyak retorika yang nggak perlu," sahut salah satu murid dari kelas 7H yang berambut cepak dengan badan kekar dan otot ototnya menonjol, sekaligus menghentikan sang guru yang masih ingin melanjutkan kata katanya.

"Bagus sekali baru kali ini aku bertemu murid murid semacam kalian ini, oke seperti yang kalian mau cepatlah kalian saling bertanding untuk menentukan satu diantara kalian berempat yang akan jadi wakil kita di studi banding," ujar sang guru yang dalam hatinya menahan tawa karena merasa anak anak ini terlalu menarik sikapnya.

"Tunggu aku nggak mau mengeluarkan keringat dengan percuma jadi bagaimana kalo kita bertaruh untuk diri masing masing dengan isi dompet masing masing juga," ujar Randu dengan santainya yang makin membuat sang guru menjadi terkesima.

"Setuju !" sahut murid dari kelas 7H yang bernama Ega yang sering dipanggil Samson karena perawakannya yang gempal berotot kekar.

"Elu berdua setuju nggak ?" lanjut Ega sambil menatap murid dari kelas 7A dan 7F dua murid yang sama sama memiliki sifat suka jahil terhadap teman temannya meskipun hanya berniat sekedar bercanda.

"Setujuuuuuuu," keduanya serempak menjawab.

"Baiklah kita kumpulkan dompet kita di meja itu biar di jaga pak guru, selanjutnya kalian bertiga bisa langsung mengeroyok aku saja biar nggak usah berlama lama," ujar Randu sambil mengeluarkan dompetnya yang hanya berisi selembar uang lima puluh ribuan saja karena hampir sebagian besar uangnya ia simpan di tabungan kantor pos.

Ketiga murid itu tampak bengong sejenak meskipun akhirnya masing masing dari mereka juga ikut mengumpulkan dompet mereka seperti Randu.

"Kalian serang dulu atau aku,"

Belum sempat Randu menyelesaikan ucapannya Ega telah melayangkan tangannya yang telak menerpa mukanya namun kemudian justru Ega yang melolong kesakitan sambil mengibaskan tangannya yang terasa patah.

1
Agung Riyadi
luar biasa
Laelia
Ngangenin deh ceritanya.
Agung Riyadi: makasih 🙏🙏
total 1 replies
Phoenix Ikki
Bingung mau baca apa lagi sekarang. 🤷‍♀️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!