NovelToon NovelToon
Bintang Antariksa

Bintang Antariksa

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Romansa
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: ajab_alit

Aku adalah anak perempuan yang memiliki nama “Upeksa Nayanika”. Aku suka buku dan hal-hal yang menakjubkan. Tapi tanpa ku sadari… aku juga salah satu dari bagian hal yang menakjubkan. Hidupku aneh setelah kejadian itu muncul. Tapi, Apakah aku akan bertahan dengan hal menakjubkan itu? Maukah kamu mengenal ku lebih dalam wahai para bintang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ajab_alit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 30

Dua mangkuk yang berisi sup hangat dan satu mangkuk yang berisi kristal bersinar terletak di atas meja makan yang panjang. Mata Seren berbinar. Bintang kecil itu duduk di meja makan, lalu melahap Kristal yang ada di mangkuk. Abya meniup supnya yang ada di sendok, sedangkan Naya tak memakan sup miliknya. Nenek tua yang baru saja duduk di salah satu kursi meja makan ini menatap anak perempuan itu dengan bingung.

“Maaf, nek. Tapi, saya tidak ingin makan apapun untuk pagi ini,” ucap Naya. Sosok itu berbicara karena menyadari tatapan sang nenek. Naya memandang wajah muramnya yang ada di sup itu. Ia terus memikirkan banyak hal sebelum sampai di meja ini, pikirannya mengarah ke Timira, putri duchess pemilik kerajaan tua ini.

“Kita butuh energy untuk melanjutkan perjalananan, Nay. Makanlah, ini sup daging,” ucap Abya. Anak lelaki itu sibuk dengan makanannya. “Untuk saat ini kosongkan pikiranmu yang berisi tentang dia yang kau khawatirkan.”

“Kau sok tau tentangku.” Naya bangkit dari duduknya, Sosok itu pergi dari ruang makan. Abya memutar bola matanya malas. Ia memberhentikan aktivitas makannya. Sosok itu meminta maaf pada sang nenek tentang perilaku temannya dan tentangnya yang berniat pergi dari meja makan saat makanannya belum dihabiskan.

Nenek itu tersenyum. “Pergilah, nak. Awasi saja dia, jangan tegur dia untuk hal ini.”

Abya bangkit dari duduknya. “Saya tau, nek. Terimakasih untuk makanannya.” Abya membuka pintu ruang makan, ia pergi meninggalkan Seren dan wanita itu disana. Anak lelaki itu berjalan di istana besar yang sebagian lantainya tertutupi oleh rumput. Sosok itu menelisir sekitar, mencari Naya yang berjalan entah kemana. Abya mendesah kesal, kalung miliknya bersinar terang di saat seperti ini. Selain sebagai alat untuk pembelajaran Naya, alat ini memiliki fungsi komunikasi untuk Abya dan Malam saling berbicara. Abya menaiki tangga untuk menuju ke lantai dua, sosok itu kembali ke kamarnya untuk berbicara dengan orang dewasa itu , mengurung niatnya untuk mencari Naya yang pergi entah kemana.

“Dia menyebalkan, tapi dia adalah kunci untuk masalahku kali ini,” ucap Abya saat ia sampai di dalam kamarnya. Sosok itu menekan kalung miliknya, membuat layar biru muncul dihadapannya.

...###...

Naya duduk di antara rak-rak yang berisi buku tua. Sosok itu menemukan tempat ini saat ia tak tau harus menuju ke mana. Naya merenung di tempatnya, pikirannya penuh dengan ucapan orang-orang yang terus meminta tolong. Ia menutup kedua telinganya, lalu menenggelamkan wajahnya di antara lutut. “Kenapa kalian terus mengucapkan hal-hal yang mengganggu? Aku bukanlah pemilik kerajaan ini, jadi diamlah,” gumam Naya. Sejak tadi sosok itu terus digentayangi oleh manusia-manusia yang ada di tanah perang itu, mereka terus meminta tolong padanya, terkadang mereka akan melukainya, itulah sebabnya Naya tak bisa tertidur dengan nyeyak setelah ia menatap bintang.

“Karena kau bisa melihat mereka saat pertama kali masuk kemari, jadi itulah sebabnya,” ucap seseorang yang ada di dekat Naya. Naya melihat kedepan, api biru muncul disana. Naya terkejut, kepalanya menabrak rak cukup keras, membuatnya mengadu kesakitan. “A-ahh… ma-maaf, kau pasti kaget karena kemunculanku yang tiba-tiba.”

“Kau ini apa?” tanya Naya. Si kecil itu mengelus-elus belakang kepalanya yang baru saja bertabrakan dengan rak. “Kau salah satu dari mereka?”

“Ya bisa dibilang begitu si, tapi aku berbeda dari mereka, aku lebih kuat dan spesial.”

“Kau… kuat dan spesial?” Naya memicingkan matanya, tak yakin dengan pernyataan itu. “Tunggu sebentar, seharusnya ada disana,” gumam Naya. Sosok itu bangkit dari duduknya, lalu berjalan entah kemana. Api kecil itu tetap di tempatnya sambil menatap Naya bingung. Tak lama kemudian sosok itu kembali, ia menadahkan tangan seperti sedang menampung sesuatu.

“Kau sedang apa?” api biru itu mendekat ke Naya, ia mengerutkan keningnya yang berwarna biru.

“Kau tak perlu tau- srashhh.” Naya menumpahkan air yang ada di tanggannya itu ke api biru yang saat ini ada dihadapannya. Api itu kebasahan, tapi ia tak menghilang di tempatnya. “Wow, kau memang makhluk yang spesial, ya ” ucap Naya takjub.

“APA YANG KAU LALUKAN PADAKU, BOCAH BODOH!” api kecil itu berteriak, membuat Naya menutup kedua telinganya karena suara sumbang miliknya. Sosok itu memang tidak akan mati oleh air, tapi kekuatannya akan menghilang selama dirinya basah. Sosok itu pun terbang ke kusen jendela, lalu duduk disana. Api kecil itu sedang mengeringkan dirinya sekaligus memulihkan kekuatannya.

“Ma-maaf, aku hanya mengecek apakah kau benar-benar makhluk hebat atau tidak.” Naya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

“Jadi, kau meremehkanku tadi?” api kecil itu memejamkan matanya, merasakan sinar matahari yang panas.

“Ya, karena kau hanyalah sebuah api.”

“Hei… aku itu bukan sembarang api.” Si api kecil menatap tajam Naya, membuat Naya mengalihkan pandangannya ke arah lain. “Aku itu penjaga harta keluarga ini, tahu.”

Naya tersentak. Sosok itu kembali melihat ke api berwarna biru itu dengan mata berbinarnya, sang api biru merasakan sesuatu yang tak mengenakkan dari tatapan itu. “Kalau begitu, kau pasti mahkluk yang sangat kuat, kan.” Naya mendekatkan wajahnya ke sosok itu, membuat sang api tersungkur.

“Te-tentu saja aku kuat, “ ucap si api sambil tersenyum kaku.

“Kalau begitu, apakah kau bisa membantuku menolong seseorang?”

“Buat apa aku melakukan hal merepotkan seperti itu.” Si api melipat kedua tangannya di depan dada. “Aku menolak.”

“Kalau orang yang ingin kuselamatkan adalah keturunan keluarga ini, apa kau mau menyelamatkannya?”

“Tentu saja aku harus menyelamatkannya. Tapi, itu mustahil terjadi karena semua keturunan keluarga ini sudah lenyap.”

“Masih ada satu yang hidup dan dia adalah – NAYAA!!” suara anak lelaki yang sedang memanggil dirinya, membuat sang pemilik nama berhenti berbicara. Naya menaruh jari telunjuknya di depan bibir sambil melihat ke bolongan rak yang menampilkan pintu perpustakaan. Api kecil yang ada di dekat Naya mengerutkan keningnya, ikut terdiam. Saat suara panggilan itu sudah menjauh, Naya menghela nafasnya.

“Aku harus pergi sekarang, semoga kita berjumpa lagi, ya.” Naya pun cepat-cepat berjalan menuju pintu perpustakaan. Ia meninggalkan api itu dalam keadaan bingung. Api itu hendak menghentikan langkah Naya, namun saat ini dirinya tak bisa melakukan itu. Api biru itu menghela nafasnya, lalu melihat keluar jendela sambil menikmati sinar matahari kembali. Api kecil itu terus memikirkan kata-kata Naya yang terakhir.

“Apa anak itu, ya? Dia agak mirip dengan sang dame,” gumamnya. Sosok itu menidurkan dirinya yang kecil di kusen jendela. Tangan apinya ia jadikan sebagai bantal untuk kepalanya. Matanya melihat ke atas jendela yang sudah dimakan oleh rayap. “Mungkin, aku harus menyelidikinya.”

...###...

Suasana kerajaan Orion sangat ramai oleh para tukang renovasi, Mereka semua datang atas perintah Malam. Clover yang suka sekali berkeliling istana dengan boneka beruangnya, hari ini harus menetap di kamar karena sosok mereka. Bosan adalah situasi yang anak elf itu alami saat ini.

“Jika kau bosan, kau bisa menemui tuan,” ucap seseorang yang sedang mengotak-atik sesuatu di mejanya. Clover melihat ke kakaknya yang selalu sibuk dengan boneka-boneka yang baru saja ia robek. “Sampaikan padanya, bahwa Claire kecil marah pada mereka.” Claire menunjuk ke luar jendela kamarnya, para tukang itu terus bekerja di wilayahnya

Clover bangkit dari tidurnya. Sosok itu membawa si beruang usang ke pelukannya. “Perasaan kita sama hari ini, jadi akan kusampaikan.” Clover membuka pintu kamarnya, lalu melangkah ke tempat malam biasanya berada. Clover melompat-lompat di setiap lorong karena banyak sekali batu-batu yang terletak di lantai. Terkadang, Clover akan menutup mulut serta hidungnya karena debu yang menyebar di beberapa lorong. Beberapa menit kemudian, Clover pun sampai di pintu kamar tuannya. Tapi, saat ia ingin membuka pintu kamarnya, suara tuannya dan putra mahkota terdengar olehnya, membuatnya enggan untuk masuk ke dalam.

“Kenapa kau begitu yakin Abya akan mengkhianati kita?” ucap Ranianta.

“Karena dia terlihat mencurigakan saat pesta waktu itu, anak itu seperti sedang menyimpan memori di setiap langkahnya. Dia juga selalu setuju akhir-akhir ini, ” jawab Malam.

“Pantas saja kau melakukan segala renovasi setelah kepergiannya, ternyata kau cukup peka. “

“Tentu saja, makanya saya bisa jadi tangan kanan anda.”

Clover terdiam di depan pintu. Sosok itu pergi dari sana karena sudah tak minat lagi untuk protes. Si kecil itu marah. Ia memeluk erat bonekanya hingga jahitannya terbuka kembali. Sepertinya, Claire bakal ditimpa pekerjaan lagi.

1
apayaaaa
bagus bet, seruu fantasi nya
ajab_alit: makasih atas komentarnya kakak
total 1 replies
Yusup Muzaki
terasa kdunia pantasi ...walw ceritanya masih blom dpahami
ajab_alit: nanti lama-lama juga ngerti kok, kak.
total 1 replies
Shinn Asuka
Setting ceritanya memang hebat banget! Bener-bener dapet jadi mood baca di dunia fiksi ini. ❤️
ajab_alit: terimakasih
total 1 replies
XVIDEOS2212
Gak sabar lanjut baca!
Debby Liem: tuiiooooo
ajab_alit: untuk kelanjutan akan saya up besok. di tunggu saja ya/Smirk/
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!