NovelToon NovelToon
Ibu Palsu Untuk Anak-anak Ku

Ibu Palsu Untuk Anak-anak Ku

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / BTS / Blackpink / CEO / Percintaan Konglomerat / Ibu Tiri
Popularitas:12k
Nilai: 5
Nama Author: zahra xxx

Victor Winslow, seorang CEO sukses, terlibat dalam kecelakaan tragis saat terburu-buru menjemput anak-anaknya, menabrak seorang wanita yang kehilangan ingatannya dan tidak memiliki identitas. Sementara itu, putrinya Kayla mengalami penurunan kesehatan yang drastis dan menginginkan seorang ibu. Victor, dengan keputusan yang ekstrem, memberikan ingatan dan informasi palsu kepada wanita itu agar bisa menjadi ibu bagi anak-anaknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zahra xxx, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter 31

Hari sudah hampir larut malam ketika Victor akhirnya menyelesaikan pekerjaannya. Dia melirik jam tangannya dan terkejut melihat betapa larutnya waktu. Segera dia menutup laptop dan membereskan berkas-berkas di atas meja. Pandangannya tertuju ke ranjang rumah sakit, di mana Jennie dan anak-anak mereka tidur dengan lelap. Wajah mereka tampak damai, seolah-olah beban hari ini tidak pernah ada.

Victor merasa tidak tega membangunkan mereka. Dengan langkah hati-hati, dia mengambil tas kerjanya dan pergi meninggalkan ruangan itu sendirian, memastikan pintu tertutup dengan lembut di belakangnya agar tidak mengganggu tidur mereka.

Dia berjalan melewati koridor rumah sakit yang sepi, hanya terdengar suara langkah kakinya yang terpantul di dinding-dinding yang dingin. Victor merasakan kelelahan yang berat di pundaknya, namun juga kelegaan karena pekerjaan hari ini telah selesai.

Sesampainya di tempat parkir, Victor masuk ke dalam mobilnya dan menyalakan mesin. Mobil melaju meninggalkan rumah sakit, membelah malam yang sunyi menuju mansionnya yang megah. Jalanan kota yang biasanya sibuk kini lengang, hanya ada sedikit kendaraan yang melintas.

Tak lama kemudian, Victor tiba di depan mansionnya. Mobil berhenti di depan pintu utama, dan seorang penjaga keamanan segera menghampiri untuk membukakan pintu mobil. "Selamat malam, Tuan," sapa penjaga dengan hormat, membantunya keluar dari mobil.

Victor keluar dari mobil, menyerahkan kunci mobil kepada penjaga. "Tolong parkirkan mobilnya," kata Victor singkat. Penjaga itu mengangguk dan mengambil alih kemudi, sementara Victor berjalan menuju pintu masuk mansion.

Victor melangkah masuk ke dalam mansion dengan perasaan tegang. Dia bisa merasakan tatapan marah Victoria, ibunya, yang duduk di sofa ruang tamu. Wanita tua itu menatap tajam ke arahnya, menunggu penjelasan.

"Di mana anak-anak, Victor?" tanya Victoria dengan nada tinggi yang tak bisa disembunyikan.

"Mereka bersama Daniel, Bu," jawab Victor dengan suara tenang, meski ia sedang berbohong.

Victoria berdiri dari tempat duduknya dan berjalan mendekat. "Ikut Ibu ke ruang kerja sekarang," perintahnya dengan tatapan yang menusuk.

Tanpa berkata-kata lagi, Victor mengikuti ibunya ke ruang kerja. Ruangan itu kedap suara, dirancang khusus untuk memastikan privasi setiap percakapan yang terjadi di dalamnya. Victoria duduk di kursi kebesarannya, sementara Victor berdiri di depannya, menunggu dengan cemas.

Victoria melemparkan sebuah amplop besar ke meja di hadapannya. Dari dalam amplop itu tumpah foto-foto Victor yang sedang masuk ke ruangan Jennie, foto Jennie bersama anak-anaknya di rumah sakit, dan beberapa rekam medis pasien atas nama Jennie.

"Apa semua ini, Victor?" tanya Victoria dengan nada tak percaya, amarah membakar di matanya. "Kau membuat wanita yang tidak jelas asal usulnya menjadi nyonya Winslow? Kau gila, Victor," lanjutnya, meraih kerah baju Victor dengan tangan yang gemetar marah.

"Jika kau ingin seorang ibu untuk anak-anakmu, kau bisa menikah dengan Alisa, bukan membawa wanita murahan seperti dia menjadi nyonya di rumah ini," amuk Victoria sambil memukul dada Victor dengan tangannya.

Victor terdiam, mencoba menahan diri dari kemarahan yang mendidih dalam dirinya.

"Kau benar-benar anak kurang ajar, Victor. Pertama kau membawa pelayan rendahan seperti Jennie untuk menjadi istrimu, dan sekarang kau membuat wanita yang kehilangan ingatannya menjadi ibu dari anak-anakmu. Kau memang luar biasa, Victor," tambah Victoria dengan nada yang semakin tajam.

Akhirnya, Victor tidak bisa menahan diri lagi. "Hentikan, Ibu! Kau yang menyingkirkan Jennie, dan sekarang kau menyalahkan perbuatanku? Bagi anak-anak, wanita di rumah sakit itu adalah Jennie, dan itu adalah keputusan ku," ujar Victor dengan nada tinggi, matanya bersinar penuh amarah.

"Victor, kau..." Victoria berusaha memotong, tapi Victor tidak memberinya kesempatan.

"Jika kau berani mengatakan bahwa wanita itu bukan Jennie di depan anak-anak, maka siap-siaplah untuk mendengar bahwa Kayla mati," ancam Victor sambil melempar berkas medis milik Kayla ke meja. "Putriku hanya butuh mommynya, dan wanita itu bisa memberikan hal itu."

Victoria menatap Victor dengan tidak percaya, marah dan terluka bercampur aduk di wajahnya. "Jika itu mau mu, Victor, Alisa juga bisa menjadi ibu mereka," ujar Victoria, berusaha memulihkan kendali.

Victor menggeleng, tatapannya penuh ketegasan. "Apa anak-anak bisa dekat dengannya? Makan satu meja dengan Alisa saja membuat anak-anakku jijik. Daripada kau menyebut wanita di rumah sakit itu dan Jennie sebagai murahan, bukankah Alisa lebih menjijikkan daripada mereka?" ujar Victor sebelum meninggalkan ruangan, meninggalkan Victoria dalam kemarahan dan ketidakberdayaan.

Victoria mengambil berkas medis Kayla yang dilemparkan Victor kepadanya. Di dalam berkas itu, terlihat jelas bahwa Kayla tidak memiliki semangat hidup dan penyakit yang dideritanya perlahan-lahan menggerogoti tubuhnya. Melihat kondisi cucunya yang semakin memburuk, amarah Victoria memuncak.

"Jennie sialan itu, semua ini salahmu. Keluarga ku berantakan karenamu," ujar Victoria sembari meremas berkas medis itu dengan penuh kebencian.

Sementara itu, Victor masuk ke kamarnya dengan langkah kasar. Tanpa membuang waktu, ia menuju walk-in closet dan membuka pintu rahasia dari brankas miliknya. Ruangan rahasia itu terbuka, dan Victor masuk ke dalam, air mata tak berhenti menetes dari matanya.

"Jennie, aku tidak sanggup lagi. Kenapa tidak membawaku saja, hah?" tangis Victor dengan suara yang penuh penderitaan.

Victor berjalan menuju meja rias Jennie dan membuka nakas, mengambil buku diary Jennie. Ketika rasanya ingin mati, Victor selalu membaca diary Jennie yang berisi semangat dan hal-hal lucu yang dilalui wanita itu. Perlahan, senyum mulai terbit di wajahnya saat ia membaca tulisan Jennie yang menceritakan awal pertemuan mereka.

Jennie adalah anak magang di perusahaan Victor. Saat pertama kali bertemu, Jennie tidak sengaja menumpahkan kopi ke jas Victor saat mereka berada di lift kantor. Sontak, hal itu membuat Victor marah, tetapi melihat Jennie yang ketakutan dan berusaha membersihkan bajunya membuat kemarahannya mereda.

Jennie memiliki tubuh mungil, sehingga Victor dapat memperhatikan wajah khawatir wanita itu dari dekat. "Maafkan saya, Tuan Victor," ujar Jennie dengan suara gemetar.

Saat pintu lift terbuka, Victor melepaskan tangan Jennie dari jasnya dan pergi meninggalkan lift dengan senyum kecil yang terbit di bibirnya. Sejak saat itu, Victor selalu mencari cara untuk membuat Jennie berada dalam masalah agar dia bisa mengawasi wanita itu.

Bahkan, Victor memberikan Jennie hukuman aneh di mana Jennie harus membersihkan ruangannya setiap jam makan siang. Ini memberi Victor kesempatan untuk makan siang dengan Jennie tanpa dicurigai pegawai lain.

Victor tertawa kecil mengingat masa-masa itu. Dia selalu menikmati momen-momen makan siang bersama Jennie. Mereka akan berbicara tentang segala hal, dari pekerjaan hingga mimpi-mimpi mereka. Jennie selalu memiliki cara untuk membuat segalanya terasa lebih baik.

Namun, kenangan manis itu hanya membuat rasa sakit Victor semakin dalam. "Jennie, aku merindukanmu," bisiknya pelan.

1
FeVey
wah... wah.... gak bahayata...??? ternyata victor punya niatan menjadikan korban kevelakaan mnjdi istrinya.... /Shy/
Dedi Aljufri
baru baca tp cerita nya buat penasaran .. . semangat Thor 😊
Dede Dedeh
okk masih nyimak!!
Anita Jenius
1 iklan buatmu
Mắm tôm
Mantap banget nih thor, jangan berhenti menulis ya!
Keyla: makasih, tenang aja gk bakalan berhenti
total 1 replies
Ryner
Ceritanya bikin nagih thor, terus lanjut ya!
Keyla: makasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!