1. Kecelakaan fatal yang tanpa sengaja di alaminya saat dirinya akan melaksanakan pertunangan dengan kekasihnya. Kecelakaan itu sampai membuat gadis yang di tabraknya menjadi lumpuh dan kehilangan masa depan hingga dirinya harus bertanggung jawab ( Selingan pembuka kisah )
2. Persahabatan dan persaudaraan di masa lalu antara Letnan Sakti dan Letnan Jatmiko membuat Letnan Jatmiko menikahi seorang gadis dalam keluarga tersebut namun gadis itu teramat sangat membencinya hingga dirinya memilih untuk pergi dan mengalah daripada keluarga yang telah membesarkan namanya menjadi tidak harmonis.
Seiring berjalannya waktu, luka menganga di hati Bang Jatmiko perlahan terobati dengan hadirnya tambatan hati namun sang mantan kembali di tengah mereka.
SKIP bila tidak sanggup bersinggungan dengan konflik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16. Penasaran.
Sakti tak menggubris siapapun tamu yang di hadirkan Papa. Hingga sampai akhirnya pertemuan ini berakhir tanpa halangan berarti.
...
"Kau buat ulah apalagi?" Sakti menegurku usai rekan Papa pulang.
"Nggak ada." Jawabku.
"Apa kamu mabuk lagi?" Tanya Sakti menginterogasiku.
"Nggak. Seharusnya kamu lebih tau bagaimana sifatku." Aku memprotes pertanyaan saudara angkatku.
"Aku paham. Tapi orang yang tidak mengenalmu luar dalam akan sulit paham. Jangankan orang luar, Papa saja tidak tau saat ini posisimu sudah jadi perwira Intel." Kata Sakti.
Aku menghisap rokok dan menghembuskan asal. "Aku sudah melaksanakan sesuai prosedur. Inilah harkat dan martabat Intel."
Sakti menepuk bahuku. "Namanya bapak, dimana-mana juga sama. Kau lagi jarak jauh, beda pulau, mabuk masih ketahuan. Lah aku.. jarak dua jam saja di samperin, di hajar habis-habisan. Masih mending kau tidak di hajar."
"Aku memang tidak di hajar, tapi aku di musuhi Papa. Nyawaku tak kalah terancam." Jawabku.
Sakti terbahak mendengarnya.
\=\=\=
Para Abang menunduk serta bersimpuh di kaki Papa dan Mama. Usai bermaafan, giliran para Abang saling bermaafan.
Usai mereka saling bermaafan, Niar menunduk meminta maaf pada Bang JJ.
"Niar dengan tulus meminta maaf sama Abang, Niar banyak salah sama Abang. Tapi Niar marah juga gara-gara Abang. Setelah ini uang jajan Niar di tambahi ya Bang..!!" Kata Niar kemudian memelukku sekilas.
"Kamu niat minta maaf atau tidak?" Tanyaku padahal aku pun menahan geli dengan ucapannya.
"Ya niat, ini sudah minta maaf." Niar mencium punggung tanganku.
Aku pun menyentuh keningnya untuk membaca do'a lalu meniup ubun-ubunnya, tak lupa aku meninggalkan satu kecupan sayang pada kening nya.
Bola mata Niar mengarah padaku. Seketika dada ini berdesir hebat hingga aku sulit mengendalikan diri, aku membalas peluknya.
Dari tempatnya, Papa Arma melirikku dengan tatapan tajam. Aku menyadari kesalahan ini dan mundur teratur.
Flashback POV Bang Jatmiko off..
"Aku mau bicara sama kamu, J..!!" Kata Bang Sakti menegur Bang Jatmiko dan rasanya Bang Jatmiko paham persoalan tersebut.
"Ada apa?"
"Sikapmu berbeda." Kata Bang Sakti.
"Apa yang beda, semua biasa saja." Jawab Bang Jatmiko masih tenang dan santai.
"Kau ada perasaan lain sama Niar?"
"Tak ada, jangan banyak pikir lah kau..!!" Elak Bang Jatmiko masih kental dengan setengah logat Batak. Tidak bisa di pungkiri orang tua kandungnya memang berdarah Batak - Jawa dan itulah sebabnya paras wajah Bang Jatmiko juga bersemu aura Batak.
Selang beberapa saat kemudian Niar datang membawa makanan untuk Bang Jatmiko.
"Kamu ikut Papa pulang..!!" Ucap Bang Sakti memaksa.
"Niar mau disini." Niar bersikeras menolak karena ingin dekat dengan Abangnya.
Papa Arma melirik Mama Nadia. Mama sudah pasrah dengan keadaan. Papa mendesah berat.
"Biar Niar disini Pa, sama Annel."
Rasanya kepala Bang Sakti sudah bertanduk tapi tidak ada yang mendukungnya sama sekali untuk meminta Niar ikut kembali pulang bersama Papa dan Mama.
Bang Sakti meninggalkan ruang tamu dan beranjak pergi. Entah kemana.
...
"Kau ini kenapa? JJ juga 'Abangnya' Niar. Nggak mungkin lah dia punya pikiran macam-macam sama adiknya, pikiranmu saja yang kotor." Kata Bang Seno, mencoba menenangkan hati sahabatnya.
"Kenapa tidak ada yang percaya padaku??? Tatapan mata JJ sangat berbeda, seperti tatapan laki-laki untuk wanita yang di sukai nya. Kau tau sendiri bagaimana bejatnya kelakuan JJ. Kalau sudah lihat perempuan, bola matanya nggak berkedip. Mungkin kalau saat ini JJ tidak jadi tentara, mungkin sekarang dia sudah jadi dukun c**ul." Jawab Bang Sakti.
Bang Seno terbahak mendengar jawaban sahabatnya. Tapi memang begitulah keadaannya. Kelakuan Letnan Jatmiko terkadang tidak bisa di terima akal pikiran.
"Kadang aku berpikir, siapa perempuan bodoh yang mau menjadi istrinya. Niar pun sama bodohnya, dia nempel terus sama JJ. Aahh.. satu lagi, aku jarang menghujani Niar dengan uang, tapi sekalipun JJ tidak pernah menolak saat Niar meminta uang. Kesal sekali aku mikir si Niar." Gerutu Bang Sakti.
***
Pagi hari Bang Sakti sarapan dengan terburu-buru. Dirinya sudah hampir telat untuk apel pagi.
Annel pun tidak bisa berbuat banyak melihat suaminya terburu-buru.
"Abang berangkat..!! Baik-baik kamu di rumah sama Niar..!!" Pesan Bang Sakti sebelum berangkat kerja.
...
Pada jam istirahat siang, Bang Sakti kembali pulang. Pandangan nya menyisir seluruh isi rumah.
"Dimana Niar?"
"Pergi sama Bang JJ." Jawab Annel santai.
"Bisa-bisanya nggak pamit sama Abang." Bang Sakti menegur keras Annel. Terdengar jelas ucap marahnya dengan nada tinggi.
"Kenapa marah sama Annel??? Bang JJ Abangnya Niar juga. Kenapa harus ijin dengan Abang???" Tanya Annel tak mengerti kondisi yang sesungguhnya.
"Kamu ini.." Tangan Bang Sakti sudah mengepal dan bersiap terangkat tinggi tapi Bang Sakti segera sadar akan kelakuannya. Ia pun segera mengurungkan niatnya. "Astaghfirullah..!!" Bang Sakti beristighfar lalu memeluk Annel. "Maaf ya dek..!!"
Annel yang kesal akhirnya mendorong dada Bang Sakti.
"Annel.. Abang nggak sengaja, dek..!! Setiap memikirkan Niar hati Abang tidak pernah tenang. Abang selalu gelisah. Sekarang kamu bilang, Niar pergi kemana sama JJ??"
"Mana Annel tau, tanya saja sendiri sama Bang JJ. Memangnya mereka bilang kalau mau berenang?" Jawab Annel kemudian beranjak pergi.
"Apaaa??????"
-_-_-_-_-
Malam hari, Bang Jatmiko baru mengantar Niar untuk pulang. Dirinya pun masih bersikap santai meski tau Bang Sakti pasti akan marah besar padanya.
"Masuk ke kamarmu.. Niar..!!"
"Apa sih Abang. Masa pergi sama Bang JJ saja nggak boleh." Protes Niar.
"Abang bilang masuk, ya masuk. Jangan bantah apa kata Abang..!!" Bentak Bang Sakti.
Bang Jatmiko mengusap puncak kepala Niar. "Masuk, sana..!!" Ucapnya meminta Niar untuk masuk.
:
"Kau pikir aku tidak tau isi kepalamu. Aku laki-laki, J. Jangan coba menipuku..!!!!"
Bang Jatmiko tersenyum tipis, dirinya menghisap rokoknya kemudian menguarkannya ke sembarang arah.
"J...!!!!!!!!!" Teriak Bang Sakti.
"Kalau sudah tau ya sudah. Mau penjelas apa lagi."
Bang Sakti sampai menarik kaos Bang Jatmiko. "Kamu apakan Niar??????"
.
.
.
.
dibaca aja udh seru bgt apalagi dijadikan film