NovelToon NovelToon
Istri Pilihan Mommy

Istri Pilihan Mommy

Status: tamat
Genre:Cinta setelah menikah / Ibu Pengganti / Beda Usia / Dijodohkan Orang Tua / Menikah Karena Anak / Gadis nakal / Duda / Tamat
Popularitas:12M
Nilai: 4.9
Nama Author: Desy Puspita

#TURUN RANJANG

Tiga tahun pasca sang istri meregang nyawa saat melahirkan putranya, Zeshan tetap betah menduda dan membulatkan tekad untuk merawat Nadeo sendirian tanpa berpikir sedikitpun untuk menikah lagi.

Namun, hal itu seketika berubah setelah Mommy-nya datang dan berusaha meluluhkan hati Zeshan yang telah berubah sebegitu dinginnya. Berdalih demi Nadeo, Amara menjanjikan akan mencarikan wanita yang pantas untuk menjadi istri sekaligus ibu sambung Nadeo.

Zeshan yang memang terlalu sibuk dan tidak punya kandidat calon istri pasrah dan iya-iya saja dengan siapapun pilihan Mommy-nya. Tanpa terduga, Mommy Amara ternyata merekrut Devanka, adik ipar Zeshan yang mengaku sudah bosan sekolah itu sebagai calon menantunya.

*****

"Ingat, kita menikah hanya demi Nadeo ... jangan berharap lebih karena aku alergi bocah bau ingus." -Zeshan Abraham

"Sama, aku juga alergi om-om bau tanah sebenarnya." - Devanka Ailenatsia

ΩΩΩΩΩΩΩΩΩ

PLAGIAT/MALING = MASUK NERAKA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 34 - Bukan Sekadar Ibu Sambung

"Udah sana pergi, minta ampunan ... Kakak nyakitin aku lahir batin loh."

Sejak pertama kali melangkahkan kakinya, ucapan Devanka terus terngiang dalam benak Zeshan. Satu hal yang dia tahu tentang Devanka, sejak dulu semua yang terlontar dari bibirnya selaras dengan isi hati.

Walau mungkin terkesan bercanda, tapi besar kemungkinan Devanka tengah mengutarakan perasaannya, sakit lahir batin. Nyatanya marah dengan cara seperti tadi tidak membuat Zeshan puas, menyesal yang ada.

"Daddy?"

"Apa, Sayang?"

"Kenapa kecini?"

"Kenapa gimana maksudnya, Deo?" tanya Zeshan menatap wajah lucu sang putra yang kini tengah berada dalam pelukannya.

"Lumah tita di cana, Daddy!!" jawab Nadeo yang membuat Zeshan menghentikan langkah.

Dia menoleh ke kiri dan ke kanan, berusaha memastikan keadaan dan benar adanya jika dia sudah berada di tempat yang salah. Beruntung saja Nadeo mengingatkan, jika tidak mungkin mereka akan terus berjalan hingga tiba di area pemakaman.

"Ya, Tuhan, apa yang kupikirkan," gumam Zeshan berbalik arah dan mempercepat langkahnya.

Nadeo yang berada dalam gendongan Zeshan sampai terkejut dan bingung kenapa langkah daddy-nya kian cepat saja. Begitu tiba di rumah, Zeshan sudah disambut dengan senyum manis Devanka yang berdiri di ambang pintu.

"Acamitum, Mommy!!" sapa Nadeo tanpa diajari dan hal itu berhasil membuat Devanka bersemu merah.

Mungkin mendengar panggilan Mommy yang Deo gunakan, agaknya dia juga berpikir bahwa Zeshan mengajari hingga sampai sebegitunya.

"Wa'alaikumussalam, anak pinter ... sini," tutur Devanka sedikit grogi tatkala meminta Nadeo berpindah ke gendongannya.

Bukannya segera menghambur ke pelukan Devanka, Nadeo justru menyambut uluran tangan wanita itu dan mengecupnya hingga membuat Devanka tertampar seketika.

Adab putra sambungnya bahkan lebih baik, Devanka terhenyak usai Nadeo mengecup punggung tangannya. "Cekalan Mommy calim Daddy don."

Mendapat perintah itu, Devanka semakin gugup, tapi berusaha untuk terlihat biasa saja dan melakukan permintaan Nadeo. Atas dasar perintah putra sambungnya, Devanka mencium punggung tangan Zeshan beberapa saat.

"Yeay beditu!!"

Peran Nadeo benar-benar menguntungkan bagi Zeshan, tapi dengan hadirnya Nadeo juga hati pria itu seolah tercabi-cabik. Terlebih saat ini mereka tengah menikmati makan malam bersama.

Sebelum fokus pada Nadeo, Devanka bahkan masih mengambilkan nasi dan lauk pauk ke piring sang suami. Sebuah tamparan keras yang membuat Zeshan mungkin akan berenang dalam lautan air mata karena telah berani menyakitinya.

"Mommy Deo mau mam cendili," protes Nadeo tatkala Devanka hendak menyuapinya.

"Sendiri? Kenapa sendiri biar On_ ma-maksudnya Mommy saja," ucap Devanka hampir saja salah, dia belum terbiasa dan jujur perasaannya sungguh berbeda sejak Nadeo tiba-tiba mengubah panggilannya.

"Engga, Deo cendili ... Mommy mam duga don," jelas Nadeo seketika membuat Devanka terenyuh. Anak sambungnya bahkan lebih perhatian dibanding pria yang kini tengah menikmati makan malamnya.

"Ah maksudnya makan sama-sama?"

"Iyah, cama-cama mamnya," sahut Nadeo memperlihatkan gigi-gigi rapihnya, terlihat jelas jika anak itu memang dibiasakan mandiri oleh daddy-nya hingga tidak selalunya merengek pada Devanka.

Selama makan malam berlangsung, Zeshan tidak ikut bersuara. Hanya istri dan putranya saja yang berceloteh bahkan berbagi cerita, seolah tidak bertemu setahun segala yang dialami selama jauh dari Devanka Nadeo ceritakan semua.

Bukan tidak peduli, bukan pula tidak tertarik akan cerita yang dibawakan putranya. Akan tetapi, saat ini otak Zeshan penuh dengan tangisan Devanka yang sempat tidak dia pedulikan, bahkan kata ampunnya juga diabaikan.

Benar kata Devanka, pendek sekali akalnya dan dia mengakui itu. Karena itulah dia tidak banyak bicara dan ketika Devanka izin ke kamar Nadeo lebih dulu usai makan malam, Zeshan berusaha untuk tidak egois seperti waktu itu.

Mana bisa bersenang-senang sebagaimana yang dia ucapkan sebelum pergi ke masjid untuk shalat berjamaah, kehidupan mereka berbeda dan tidak sesederhana pasangan pengantin lainnya.

Sementara sang istri menghabiskan waktu bersama putranya, pria itu menghabiskan waktu di balkon kamar. Bertemankan sebatang rokok yang tersemat di sela jemarinya, Zeshan mengembuskan segala sesal yang telah dia lakukan hari ini.

.

.

"Bodohnya, otakmu dimana, Zeshan!!" Bukan pertama kali, ini adalah kali kesekian Zeshan mengutuk dirinya sendiri.

Lagi, Zeshan meng-hisap dalam nikotin yang terkadang memang menjadi penenang dikala gundanya.

"Dalem banget hissapnya, sakit banget ya?"

Datang tak dijemput, pulang tak diantar, begitulah Devanka saat ini. Zeshan benar-benar terkejut tatkala mendapati Devanka kini sudah berdiri tepat di sampingnya.

Sontak Zeshan memindahkan rokoknya ke tangan sebelah demi menjaga agar Devanka tidak turut meng-hisap asapnya.

"Santai saja, aku juga perokok," ucap Devanka yang kemudian Zeshan angguki.

"Tahu, karena itu aku jauhkan ... nanti kamu rebut bahaya," jawab Zeshan tersenyum tipis.

"Dulu, sekarang tidak lagi ... pas ketahuan sama Mami ijazahku mau dibakar soalnya," ungkap Devanka disertai gelak tawa yang membuat Zeshan teralih dan kembali fokus menatapnya.

"Devanka ... kakak boleh tanya sesuatu?" Melihatnya kini bisa tertawa dengan begitu santainya, jujur Zeshan penasaran apa yang istri rasakan sebenarnya.

"Boleh saja, tanya apa memangnya?" tanya Devanka mengerutkan dahi.

"Ehm soal yang tadi, apa kamu masih marah?"

Tak segera menjawab, Devanka masih melayangkan tatapan tak terbaca ke arah suaminya. Sabar Zeshan menunggu, hingga setelah beberapa saat sang istri menggeleng hingga Zeshan mengerjap pelan.

"Tidak? Serius tidak, Devanka?"

"Hem, Kakak tidak sepenuhnya salah ... harusnya aku memang tidak pergi kesana sejak awal."

Malu sekali Zeshan berhadapan dengan istrinya kali ini, sungguh. Beberapa kali Zeshan pandangi, mana tahu yang di hadapannya ini bukan Devanka, melainkan makhluk tak kasat mata.

"Dev maaf_"

"Ehm, Kak Zeshan kata dokter rokok itu menyebabkan mandul loh," celetuk Devanka demi mengalihkan pembicaraan, dia tidak suka part minta maaf terlalu panjang.

"Aku dokternya, Deva."

"Justru itu jangan aneh-aneh, padahal sudah tahu tapi masih dilakukan ... katanya mau punya momongan? Minta sama Tuhan, tapi ikhtiarnya tidak ada percuma, Kak," seloroh Devanka panjang lebar dan berhasil menciptakan senyum tipis di wajahnya.

"Iya, Devanka yang manis, terima kasih peringatannya ... ehm tapi kamu tiba-tiba ngomong begini, apa maksudnya bersedia jadi ibu?"

"Sekarang aku sudah jadi ibu untuk Nadeo," sahut Devanka yang ditanggapi gelengan kepala oleh Zeshan.

"Maksudku ibu kandung, bukan sekadar ibu sambung, Devanka," ucap Zeshan menatap lekat Devanka yang juga tengah menatapnya.

.

.

- To Be Continued -

1
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙥𝙖𝙨𝙩𝙞 𝙨𝙮𝙪𝙠𝙪𝙧𝙖𝙣 𝙠𝙧𝙣 𝙣𝙜𝙞𝙧𝙖 𝙙𝙚𝙫𝙖𝙣𝙠𝙖 𝙡𝙜 𝙝𝙖𝙢𝙞𝙡
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙝𝙖𝙙𝙚𝙪𝙪𝙝𝙝 𝙯𝙝𝙚𝙨𝙖𝙣 𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙙𝙧 𝙖𝙬𝙖𝙡 𝙨𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙢𝙚𝙡𝙖𝙠𝙪𝙠𝙖𝙣 𝙩𝙖𝙣𝙥𝙖 𝙥𝙚𝙙𝙪𝙡𝙞 𝙠𝙚𝙖𝙖𝙠𝙞𝙩𝙖𝙣𝙣𝙨𝙖𝙣𝙜 𝙞𝙖𝙩𝙧𝙞 𝙢𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙙𝙞𝙩𝙖𝙢𝙗𝙖𝙝 𝙣𝙮𝙚𝙗𝙞𝙩 𝙖𝙡𝙢𝙝. 𝙞𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙡𝙜 𝙨𝙞𝙖𝙥𝙖 𝙮𝙜 𝙜𝙖 𝙩𝙖𝙢𝙗𝙖𝙝 𝙨𝙖𝙠𝙞𝙩 𝙝𝙖𝙩𝙞 𝙩𝙪𝙝 𝙞𝙨𝙩𝙧𝙞𝙢𝙪, 𝙢𝙪𝙣𝙜𝙠𝙞𝙣 𝙙𝙚𝙫𝙖𝙣𝙠𝙖 𝙢𝙚𝙢𝙖𝙣𝙜 𝙨𝙡𝙝 𝙠𝙧𝙣 𝙩𝙧𝙡𝙖𝙢𝙗𝙖𝙩 𝙥𝙪𝙡𝙖𝙣𝙜 𝙣 𝙠𝙚𝙡𝙞𝙖𝙩𝙖𝙣 𝙥𝙚𝙡𝙪𝙠𝙖𝙣 𝙨𝙜𝙣 𝙝𝙚𝙧𝙤 𝙩𝙥 𝙠𝙢 𝙟𝙜 𝙜𝙖 𝙗𝙨 𝙨𝙚 𝙚𝙣𝙖𝙠𝙣𝙮𝙖 𝙗𝙚𝙜𝙞𝙩𝙪 𝙩𝙖𝙣𝙥𝙖 𝙥𝙚𝙣𝙟𝙚𝙡𝙖𝙨𝙖𝙣 𝙙𝙚𝙫𝙖𝙣𝙠𝙖.
🤎𝙏𝙚́𝙩𝙚̇𝙝 𝙎𝙪𝙣𝙙@✿︎シ︎
𝙟𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙩𝙚𝙧𝙡𝙖𝙡𝙪 𝙗𝙚𝙣𝙘𝙞 𝙯𝙝𝙚𝙨𝙖𝙣 𝙩𝙖𝙧 𝙢𝙖𝙡𝙪 𝙨𝙚𝙣𝙙𝙞𝙧𝙞 𝙠𝙖𝙡𝙖𝙪 𝙩𝙞𝙗𝙖2 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙟𝙙 𝙗𝙪𝙘𝙞𝙣 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙙𝙚𝙫𝙖𝙣𝙠𝙖.🤭
azmalia
tor, ini novel kedua mu yang ku baca yaaa🤣🤣
jumirah slavina
habislah kauuuuuu Santan Kara...
teflon keramat beraksi ...

🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
jumirah slavina
lha s' Kornet langsung luluh lantak 🤣
jumirah slavina
sayang ajaran sesat Papa'mu yg satu itu jangan d'ikuti ya Nak...

Santan Kara : Mama Jumi., Om Jazz babak belur maka mereka juga harus babak belur , titik
jumirah slavina
bugh... bughhh.., Jumi menghajar habis²n Hero...
rasakannnnnn ituuuuuuuu
jumirah slavina
Devvvvv... Kamu d'kata²in Jazz

🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
jumirah slavina
idihhhhh
jumirah slavina
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
jumirah slavina
napa lu ke'kamar mandi., mo ngadu sm Tante Lux

🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Alyanceyoumee: Assalamualaikum. Thor permisi, ikut promo ya.🙏

Hai Kak, Baca juga di novel ku yang berjudul "TABIR SEORANG ISTRI"_on going, atau "PARTING SMILE"_The End, Biar lebih mudah boleh langsung klik profil ku ya, Terimakasih 🙏
total 1 replies
jumirah slavina
iya betul., itu yg nama'y ketindihan.,
ketindihan istri...

🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
jumirah slavina
bau tanah Jazz sini ku perjelas

Kamu bau t a n a h !!!!!!!!

🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
jumirah slavina
bukan membuat"mu malu donk Jazz tapi membuat"mu enak🤣🤣🤣
jumirah slavina
iya udah tua dia🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
jumirah slavina
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

astogehhhhh s' DevDev...
jumirah slavina
tabok Mom biar gak tuman🤣🤣
jumirah slavina
hilihhh alergi... alergi..
jumirah slavina
Aku balikkkkkkkk lagiiiiiii
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!