NovelToon NovelToon
Ibu Palsu Untuk Anak-anak Ku

Ibu Palsu Untuk Anak-anak Ku

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / BTS / Blackpink / CEO / Percintaan Konglomerat / Ibu Tiri
Popularitas:12.3k
Nilai: 5
Nama Author: zahra xxx

Victor Winslow, seorang CEO sukses, terlibat dalam kecelakaan tragis saat terburu-buru menjemput anak-anaknya, menabrak seorang wanita yang kehilangan ingatannya dan tidak memiliki identitas. Sementara itu, putrinya Kayla mengalami penurunan kesehatan yang drastis dan menginginkan seorang ibu. Victor, dengan keputusan yang ekstrem, memberikan ingatan dan informasi palsu kepada wanita itu agar bisa menjadi ibu bagi anak-anaknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zahra xxx, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter 11

Di sebuah ruangan rumah sakit yang tenang, seorang wanita terbaring di ranjang dengan alat medis terpasang di tubuhnya. Monitor di samping ranjangnya berdetak pelan, menandakan setiap detik kehidupannya yang berharga. Cahaya matahari sore yang masuk melalui jendela menghangatkan ruangan yang steril, tetapi pikirannya berada jauh dari sana, terjebak dalam kenangan yang samar namun intens.

Dalam benaknya, terputar sebuah memori dari masa lalu. Seorang wanita berdiri di sebuah kamar mewah yang kuno, dengan dinding yang dilapisi wallpaper bergaya Victorian dan perabotan kayu yang elegan. Cahaya lembut masuk melalui jendela yang terbuka, menerangi debu-debu halus yang melayang di udara. Beberapa pelayan berdiri di belakang wanita itu, menundukkan kepala mereka dengan penuh hormat.

Wanita itu, mengenakan gaun panjang yang anggun, sedang menyisir rambut seorang anak kecil yang duduk di depan cermin besar berbingkai Emas. Anak itu memandang refleksi ibunya dengan mata yang besar dan penuh keingintahuan.

"Sayang, kau milik ibu, kan?" tanya wanita itu dengan senyum manis yang terasa sedikit aneh. Suaranya lembut namun penuh dengan sesuatu yang tidak bisa dimengerti oleh anak kecil itu.

Anak kecil itu hanya diam, matanya mencari sesuatu di mata ibunya melalui cermin. Ada sesuatu yang gelap dan misterius di balik senyuman itu, sesuatu yang membuat anak itu merasa bingung dan sedikit takut.

"Kau sudah berjanji, sayang, dan janji itu harus ditepati. Tanpa ibu, kau tidak akan bahagia," lanjut ibu anak kecil itu, senyumnya semakin aneh, seperti ada maksud tersembunyi di balik kata-katanya.

Anak itu mengangguk perlahan, tanpa ekspresi di wajahnya. Ia tidak sepenuhnya mengerti apa yang dimaksud ibunya, tetapi ia tahu bahwa ia harus mematuhi. Ada sesuatu yang menakutkan dalam cara ibunya berbicara dan tersenyum.

Ingatan itu kembali berpindah, membawanya kepada seorang wanita di sebuah lorong gelap yang sempit. Suasana begitu mencekam, dengan dinding-dinding yang dingin dan lembap serta cahaya remang-remang yang hampir tak cukup untuk menerangi jalan. Wanita itu berlari dengan ketakutan, wajahnya penuh dengan kengerian dan matanya terus melirik ke belakang, seolah-olah ada sesuatu yang mengerikan mengejarnya. Namun, sekeras apapun ia berteriak, tak ada seorang pun yang mendengar suara kesedihannya yang memekakkan telinga.

Di ujung lorong, di antara bayang-bayang yang bergerak pelan, seorang anak kecil berdiri. Rambut anak itu terurai lebat, menutupi sebagian wajahnya yang pucat. Wanita itu merasa sejenak ada secercah harapan. Ia berlari lebih cepat Mendekati anak kecil itu, berusaha menyelamatkannya dari bahaya yang ia rasakan begitu dekat.

Dengan napas terengah-engah, wanita itu mengangkat anak kecil itu ke gendongannya. Anak kecil itu hanya diam, matanya kosong tanpa ekspresi. Tubuhnya terasa dingin di tangan wanita itu, seolah-olah tidak ada kehidupan di dalamnya.

"Kenapa kita berlari, Bibi? Dia akan segera menemukanmu," bisik anak kecil itu dengan suara datar, tanpa emosi, hingga membuat wanita itu mematung di tempat. Kata-kata itu seperti lonceng kematian yang berdentang di telinganya, menambah rasa takut yang sudah mencekam hatinya.

Tiba-tiba, langkah kaki yang berat dan lambat terdengar semakin jelas, menggema di sepanjang lorong. Wanita itu merasa darahnya membeku. Ketakutan merayap naik dari ujung kaki hingga ke seluruh tubuhnya. Dengan cepat, ia meletakkan kembali anak kecil itu, seolah-olah kehadiran anak itu hanya akan memperlambatnya. Tanpa berpikir panjang, ia berbalik dan mulai berlari lagi, mencari jalan keluar dari tempat mengerikan itu.

Wanita itu terus berlari, mencoba menembus kegelapan yang seakan tak berujung. Setiap langkahnya terasa berat, seakan-akan lantai di bawahnya berusaha menariknya ke bawah. Bayangan-bayangan gelap di sekelilingnya tampak bergerak, mengikuti setiap gerakannya. Ia tahu bahwa ia tidak bisa berhenti, karena jika ia berhenti, ia tidak akan pernah bisa keluar dari tempat ini.

Di belakangnya, anak kecil itu tetap berdiri di tempat, menatap punggung wanita itu dengan mata yang hampa. Suara langkah kaki yang mengikuti wanita itu semakin mendekat, menambah ketegangan di udara yang sudah pekat dengan ketakutan.

Wanita itu berlari dengan sekuat tenaga, berbelok di setiap sudut lorong, berharap menemukan pintu atau jendela yang bisa membawanya keluar. Napasnya semakin tersengal, tubuhnya mulai lelah, tetapi ia tidak berani berhenti. Ia tahu bahwa jika ia berhenti, sesuatu yang mengerikan akan menjemputnya.

Akhirnya, setelah apa yang terasa seperti berjam-jam berlari, wanita itu melihat secercah cahaya di kejauhan. Harapan baru muncul di hatinya. Ia berlari menuju cahaya itu, merasa bahwa mungkin ini adalah jalan keluarnya. Namun, ketika ia semakin mendekat, ia mendengar suara yang familiar, suara yang selalu menghantuinya.

"Jangan lari, sayang. Kau tahu bahwa tidak ada tempat yang aman tanpa ibu," suara itu berkata, penuh dengan kengerian yang dingin dan tak terbantahkan.

Di dunia nyata, seorang perawat sedang mengelap wajah wanita itu yang terus berkeringat, meskipun kamar itu sudah dipasang AC dengan suhu paling dingin. Tubuh wanita itu basah oleh keringat dingin, matanya masih tertutup dengan ketakutan yang tampak jelas meski ia dalam keadaan tidak sadar.

Monitor di sampingnya berbunyi pelan, menunjukkan bahwa detak jantungnya meningkat. Perawat itu, yang menyadari perubahan ini, segera berlari keluar ruangan mencari dokter.

Tak lama kemudian, dokter bersama perawat itu masuk kembali ke ruangan wanita tersebut dengan wajah khawatir. Dokter lantas langsung mengecek keadaan wanita itu, memeriksa detak jantung dan respons tubuhnya. Setelah beberapa saat, dokter menyadari bahwa ini hanyalah reaksi sementara, kemungkinan besar akibat mimpi buruk atau trauma psikologis.

Setelah memastikan kondisi fisik wanita itu stabil, dokter menghela napas lega. "Sepertinya ini hanya reaksi sementara," kata dokter kepada perawat.

"Tapi kita perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan semuanya baik-baik saja."

Dokter kemudian membawa hasil pemeriksaan kepala wanita itu, yang menunjukkan adanya cedera akibat benturan.

"Sepertinya dia akan mengalami hal yang tidak kita inginkan. Saya harus memberi tahu Tuan Victor," ujar dokter sembari melepas jasnya dan bersiap meninggalkan ruangan.

Perawat itu menatap dokter dengan cemas. "Dok, apa yang sebenarnya terjadi padanya?"

Dokter mengangguk pelan, ekspresinya serius. "Bisa jadi benturan itu menyebabkan hilang ingatan. Apalagi melihat rekaman kecelakaan itu, sudah pasti kepalanya terbentur dengan aspal dengan kuat," lanjut dokter sebelum meninggalkan ruangan wanita itu.

Melihat wanita itu sudah agak tenang, perawat dengan hati-hati menyuntikkan obat ke dalam infusnya, mengikuti instruksi yang diberikan dokter. Cairan obat perlahan mengalir melalui selang, memberikan efek menenangkan yang diperlukan untuk pemulihan wanita itu.

"Anda adalah wanita yang beruntung bisa menjadi istri Tuan Victor, Nyonya. Namun sayang sekali, Anda harus berbaring di ranjang seperti ini," Gumam perawat itu lembut, suaranya dipenuhi simpati.

Perawat itu menatap wanita yang terbaring di ranjang, wajahnya masih pucat namun kini lebih tenang setelah diberi obat. Semua orang di rumah sakit tahu bahwa wanita ini adalah istri Victor, seorang pria yang dikenal kaya dan berpengaruh. Namun, ada rahasia yang hanya diketahui oleh beberapa orang: wanita ini sebenarnya adalah korban tabrakan yang melibatkan Victor.

1
FeVey
wah... wah.... gak bahayata...??? ternyata victor punya niatan menjadikan korban kevelakaan mnjdi istrinya.... /Shy/
Dedi Aljufri
baru baca tp cerita nya buat penasaran .. . semangat Thor 😊
Dede Dedeh
okk masih nyimak!!
Anita Jenius
1 iklan buatmu
Mắm tôm
Mantap banget nih thor, jangan berhenti menulis ya!
Keyla: makasih, tenang aja gk bakalan berhenti
total 1 replies
Ryner
Ceritanya bikin nagih thor, terus lanjut ya!
Keyla: makasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!