Semua Untukmu....

      "Hei Rumi,jika kamu bisa membujuk ibumu untuk memberikan nomor ponselnya,maka aku akan membebaskan kamu untuk memilih motor apa yang kamu inginkan !" tawar Vero yang kini sudah tau dengan sifat anak ini yang mudah tergiur dengan barang mahal.

      "Tenang saja om bos,Arumi akan membujuk ibu supaya memberikan nomor ponselnya pada om bos secepatnya !"bisik Arumi kembali yang di acungi jempol oleh Vero.

       "Kalian itu kenapa harus bisik bisik segala ?" ingat itu tidak baik jika diantara kalian ada orang lain,mereka akan tersinggung dengan tingkah kalian itu !" kata bu Ine berusaha memgingatkan mereka berdua.

"Maaf kang jeng ratu !" ucap mereka berdua dengan kompak,padahal tidak di rencanakan.

"Kalian lebih pantas jadi ayah dan anak !" ketus bu Ine yang mendorong kursi roda dengan sedikit kasar,membuat Arumi dan Vero tersentak.

"OMG..apa yang ibu lakukan ? Bagai mana jika aku terjatuh bu ?" protes Arumi sambil memegang dadanya karena kaget.

"Tidak usah berlebihan,kamu juga tidak jatuh kan ?" ketus ibu Ine

"huff drama keluarga baru saja di mulai !" lirih Vero dengan sangat pelan.

"Nantinya om bos juga akan terlibat di dalam drama itu !" bisik Arumi

"Ish..tajam juga pendengaranmu itu bocah !" gerutu Vero.kini mereka telah berada di depan lobi,Arumi d bantu oleh Alek untuk masuk mobil.sementara bu Ine menemani Arumi duduk di belakang.Vero bersama Alex berada di depan.

Vero bertanya alamat rumah Arumi dan d jawabnya segera.setelah jelas,Alex segera melajukan mobilnya untuk menuju rumah Arumi.sekitar tiga puluh menit di perjalanan,mereka pun tiba di kediaman Arumi yang padat penduduk.bahkan jalan menuju rumahnya hanya cukup satu mobil saja.

"Bagai mana ini bos,jalanan nya sempit dan hanya cukup untuk satu mobil saja !" kata Alex pada Vero yang sedari tadi pandangannya tak pernah lepas dari kaca yang menampilkan sosok bu Ine.

"Gak apa lanjut saja !" jawab Vero yang tak lepas memandangi bu Ine.dari balik kaca.

"Gak usah di liatin terus bos,gak akan hilang ko,masih ada di belakang !" lirih Alex pada bos nya yang sudah kehilangan akal.

"Berisik lex,jalan aja gak usah banyak cingcong !"

"Stop...!" tiba tiba bu Ine berteriak,membuat Vero tersentak saat tadi bicara pada Alex.

"Iya ini juga udah berhenti kok bicaranya,iya kan lex ?" ucap Vero menyenggol lengan Alex.

"Iya bener nyonya bos,kami udah berhenti bicara !" jawab Alex

"Aku suruh berhenti mobilnya di sini saja oi,bukan nyuruh kalian berhenti ngomong !" kurang kerjaan saja nyuruh orang berhenti bicara,huh !" omel bu Ine,membuat Alex menghentikan mobilnya dengan mendadak.

"Oh kirain hehe,kita ternyata salah bos !" kekeh Alex .

"Hem,saya pikir juga begitu,eh ternyata lain ceritanya !" jawab Vero yang sedikit tersenyum,membuat Alex bergidik ngeri karena baru kali ini melihat bosnya tersenyum walau cuma sedikit namun jelas terlihat oleh Alex.

"Itu ada lapangan,parkir aja di sana biar tidak menghalangi pengendara lain !" kata bu Ine pada Alex.yang hampir mau membuka pintu mobil.

"Oh baiklah nyonya !"

       Setelah mobil d parkir,mereka segera keluar,Arumi pun d gendong Vero sampai d kamarnya.setelahnya dia berpamitan dan segera pergi tanpa berlama lama,karena menurut Vero,Arumi bisa di andalkan untuk mencapai tujuannya.

       💗💗💗💗

       Jam makan siang pun hampir tiba,kini Arin tengah menunggu Bagas yang akan menjemputnya.dan tak lama kemudian terdengar suara mobil Bagas berhenti di depan.Arumi langsung beranjak dan keluar menghampiri Bagas yang baru ke luar dari mobil.

       "Sudah siap sayang ?"Bagas mengulurkan tangannya dan menggenggam tangan Arin yang menyambutnya dengan senyuman cerianya.

       "Sudah,bahkan dari tadi tauuu !" jawab Arin sedikit merajuk.

"Iya kah sayang ?" uh maaf ya sayangku,eh kenapa kamu bertambah cantik saja ?" ucap Bagas yang kini menatap lekat Arin dari atas sampai bawah.

"Kakak ini udah kebiasaan deh,aku gak mau y disuruh ganti lagi baju seperti waktu itu !" protes Arin yang kini sedang mengerucutkan bibirnya.Bagas pun jadi terkekeh karena mengingat kekonyolannya waktu itu.

"Hehe.maaf deh sayang,waktu itu aku benar benar gak terima jika kamu di lirik pria lain !"

"Huh dasar ya kakak ini super super menyebalkan dari semua orang yang menyebalkan !" keluh Arin yang sekarang sudah mendaratkan cubitannya pada, perut Bagas.

"Aduh sayang iya maaf deh,aku gak akan begitu lagi,janji deh !

"Oke aku pegang janjimu itu ya kak !"

"Iya sayang,sekarang ayo kita berangkat !" mereka pun akhirnya masuk mobil dan meninggalkan mansion,menuju restoran yang telah Endro reservasi tadi.sesampainya di sana mereka langsung di sambut dengan hangat oleh manager yang telah mengenal Bagas,karena resto ini adalah salah satu milik temannya sewaktu kuliah dulu.

"Selamat siang dan selamat datang tuan muda,kami senang anda bisa datang lagi kemari !"

"Ya..!" jawabnya dengan datar tanpa ekspresi yang sudah tak asing bagi manager itu.

"Silahkan tuan dan nona,kami telah menyiapkan semuanya untuk kalian ! Ucap itu manager,sambil menunjuk tempat yang akan di tempati oleh Bagas dan Arin.setelah nya mereka mengikuti manager itu dan segera menempati tempat yang di maksud tadi.Bagas membantu Arin menarik kursi dan Arin segera mendudukinya.

"Makasih kak !" ucap Arin dengan senyumannya yang begitu manis.

"Kembali kasih sayang,jangan terlalu manis senyumannya sayang,nanti di liat orang,dan aku tak mau ya jika senyumanmu itu di bagi sama orang lain !" kata Bagas,sembari duduk di hadapan Arin.

" Mulai deh ! Ucap Arin memutar malas bola matanya.

"Iya dong sayang,aku gak mau berbagi senyumanmu itu dengan orang lain,coba jika tadi kamu mau di ruang VVIP,pasti kita tidak akan berbaur begini dengan orang lain !" keluh Bagas

"Kan aku udah bilang kak,aku tidak menyukainya,aku lebih suka berbaur dengan semua orang,agar suasananya tidak membosankan !" omel Arin kembali.

"Baiklah tuan putriku !" Bagas pun segera menghentikan perdebatannya dari pada urusannya akan panjang.karena makanan telah di sajikan,akhirnya mereka pun menikmati makanan nya.Arin sangat menyukai makanannya dan makan dengan lahap.Bagas pun senang melihat itu.dia membersihkan mulut Arin yang masih mengunyah,karena di bibirnya terdapat sisa makanan.Arin berhenti mengunyah dan menatap Bagas.Hati Arin meleleh saat itu juga dan jantungnya berdegup dengan kencang seperti genderang yang mau perang.

"Ehem ..makasih kak ! Kata Arin yang menetralkan suasana hatinya yang sudah tak aman lagi.

"Makannya pelan pelan sayangku,biar tidak belepotan seperti ini ! Ucapnya sembari kembali membersihkan mulut Arin dari sisa makanan yang di makan Arin.