Cerita udah Tamat, ya!!!
Mohon untuk dibaca setiap bab, ya. Jangan ada yang diskip sebagai bentuk penghargaan kepada penulis yang sudah membuat cerita.
King Arkan Foster, seorang pria berusia 25 tahun, mahasiswa. Arkan jatuh cinta pada pandangan pertama dengan seorang wanita yang lebih tua darinya di dalam bus.
Siapa sangka Arkan bertemu kembali dengan wanita itu di sebuah bar tempat Arkan bekerja. Karena mabuk, si wanita mengajak Arkan menikah dan Arkan menghabiskan malam bersama perawan tua itu.
Tanpa diduga wanita itu adalah ibu dari temannya sekaligus dosen di kampus Arkan kuliah.
Sementara, Adelia terpaksa tetap menjalani pernikahan rahasia dengan teman putranya karena suatu hal.
Bagaimana pernikahan Rahasia Arkan dengan wanita itu?
Apa yang akan terjadi jika akhirnya, teman Arkan mengetahui pernikahannya dengan sang ibu?
Dan rahasia apa yang dimiliki Adelia maupun Arkan?
Please Follow akun ini sekalian ig dan tik tok author ya!
Ig : lady_mermad
Tiktok : lady_merm
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lady Mermad, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Shaga dan Gadis Impian
Shaga dan Ryan masih sering ke bar untuk memburu wanita, tentu saja dia pulang dengan tidak terlalu mabuk.
"Bagaimana keadaan ibumu?" tanya Ryan, mereka duduk di kursi yang sama. Sepertinya kursi itu telah menjadi langganan mereka setiap ke sana dan anehnya kursi itupun tidak di tempati pula ketika mereka datang.
"Baik dan dia telah mulai beraktivitas seperti biasanya lagi." Shaga meminum coktailnya, hanya seteguk saja.
"Oh iya, berapa lama kau mengenal Arkan?" Shaga ingin tahu karena akhir-akhir ini ibunya dan Arkan terlihat aneh dan mencurigakan.
"Kenapa memangnya?" Ryan dapat merasakan suatu kecurigaan dari pertanyaan Shaga.
"Karena aku sedikit curiga padanya, dia bukan komplotan perampok atau penipu, bukan?" tanya Shaga blak-blakan. Ryan tertawa.
"Tentu saja tidak, kau tidak usah mencemaskannya, dia pria terhormat dalam tanda kutip," ujar Ryan sambil tertawa.
"Memangnya apa yang membuatmu curiga padanya?" Ryan penasaran juga.
"Entahlah, aku merasa--ada sesuatu di antara dia dan ibuku." Shaga kembali mengingat kejadian yang membuatnya curiga.
"Tentu saja, bukankah ibumu Dosennya?" Ryan meminum vodka dengan sekali teguk, membuat rasa manis, asin dan panas memasuki tenggorokannya.
"Ya, aku tahu, hanya saja mereka seperti tidak biasa." Namun, Shaga tidak bisa memikirkan apa yang terjadi dengan ibunya dan Arkan.
"Contohnya?" Ryan melihat sekeliling, mencari wanita untuk teman kencan semalamnya.
"Entah kenapa aku merasa, Arkan menatap ibuku dengan tidak biasa. Satu lagi dia sangat perhatian pada ibuku."
"Bukankah, itu sangat bagus, dan bisa saja Arkan melakukan itu sebagai bentuk terima kasihnya karena kalian telah mengizinkan dia tinggal di rumah kalian."
"Entahlah!" Shaga kembali meneguk minumannya. Pria itu menyapukan pandangan, Shaga melihat seorang gadis cantik memasuki bar.
Pakaian gadis itu sangat berkelas, Shaga terpaku menatap sang gadis tanpa berkedip. Ryan yang melihat Shaga tertarik dengan wanita itu.
"Cantik sekali, aku belum pernah melihatnya di sini," kagum Ryan, dia juga melihat kedatangan gadis cantik itu. Gadis tersebut seperi berusia 20 tahunan, rambut coklat dengan mata berwarna abu-abu.
"Siapa?" Pura-pura Shaga, dia segera memutus tatapan dari gadis itu.
Sang gadis berjalan ke arah meja bar dan duduk di sana. Dia juga seperti tengah menyapukan pandangan mencari seseorang.
"Apakah gadis itu, janjian dengan seseorang?" batin Shaga.
"Gadis dengan gaun berwarna peach," jawab Ryan, dia hanya tersenyum mengetahui bahwa Shaga jelas tertarik dengan gadis itu.
"Oh." Shaga mengalihkan tatapan ke arah coktailnya, dia memain-mainkan gelas dengan cara memutarnya dengan telunjuk.
"Kenapa? Apa menurutmu dia tidak cantik?" pancing Ryan, dia masih tersenyum menatap pemuda itu.
"Cantik--cantik sekali malahan," puji Shaga tanpa sadar. Jantungnya berdegup kencang, dia seperti pertapa yang baru turun dari bukit dan pertama kali bertemu wanita.
"Dekati saja, siapa tahu kau berhasil lagi seperti sebelumnya," pancing Ryan, dia meneliti wajah Shaga, kemudian tersenyum. Pasti Shaga sangat menyukai gadis ini. Wajah lugunya terlihat jelas.
Ryan tahu Shaga adalah tipe anak baik-baik dan tidak neko-neko, berbeda dengan dia dan Arkan. Shaga menatap punggung gadis itu kemudian menundukkan wajah. Jantung masih berdetak seakan ingin keluar dari tubuhnya.
"Aku tidak berani, sebelumnya adalah keberuntungan dan aku tidak terlalu niat," cicit Shaga, pria itu kembali mengintip gadis tersebut.
Dari cara sang gadis memegang gelasnya saja sudah sangat berkelas, gadis itu masih menyapukan pandangannya ke sekeliling. Tidak sengaja netra mereka bertemu. Shaga bergeming, dia seperti terhipnotis sampai akhirnya gadis itu memutus pandangan mereka.
"Oh, ayolah, ini akan menjadi seru," bujuk Ryan. Pria itu menatap gadis cantik dan Shaga.
"Lihatlah! kau harus mencobanya," rayu Ryan lagi.
"Aku tidak yakin!" Shaga menatap gelasnya yang hampir habis.
"Begini saja, bagaimana jika kau menang. Aku akan kembali meminjamkan mobilku kepadamu selama 3 bulan?" Ryan menunggu jawaban Shaga.
"Percuma juga, ibuku tidak mengizinkan untuk memakai mobilmu," jujur Shaga, pertama dan terakhir, Adelia menyuruh untuk mengembalikan mobil Ryan sebelum waktunya.
"Baiklah, penawaran terakhir, aku akan memberikan mobil itu kepadamu, jika kau berhasil membawa wanita itu menghangatkan ranjangmu."
Tawaran Ryan sangat menggiurkan, siapa yang akan menolak. Shaga terpancing juga, jika berhasil selain dia bisa berkenalan dengan gadis itu. Dia juga bisa mendapatkan mobil Ryan. Tidak berhasil pun, dia tidak rugi apa-apa.
"Kau yakin?" Shaga memastikan bahwa Ryan tidak sedang bercanda.
"Tentu saja," jawab Ryan enteng.
"Kau akan memberikan mobilmu?" ulang Shaga lagi.
"Ya, kenapa memangnya?"
"Ini sebuah mobil, kau tidak akan menyesal?" Shaga memastikannya.
"Tenang saja, aku masih memiliki yang lain." Ryan mengedipkan matanya. Shaga tahu pria itu sangat kaya raya, tapi apakah semua orang kaya akan dengan mudah memberikan aset mereka hanya karena permainan?
"Sekarang, kau mau atau tidak?" lanjut Ryan.
"Tentu saja, deal!" Shaga mengulurkan tangan agar menjabat tangan Ryan. Sahabatnya itu membalas,
"Deal!"
Shaga bangkit dari kursi, pria itu meneguk kembali coktailnya. Dia berjalan menuju gadis cantik dengan gaun berwarna peach tersebut. Jantung Shaga berdetak semakin kencang, semakin dia dekat dengan gadis itu, semakin jantungnya bersuara dengan keras. Shaga mengambil posisi duduk di samping gadis tersebut, dia memandang wajah cantik si gadis. Wanita itu melihat ke arah Shaga karena merasa diperhatikan. Shaga refleks memalingkan wajah dan menghadap bartender.
"Aku minta Vodka," ucap Shaga ke pada bartender. Dia pura-pura acuh terhadap gadis itu.
Bartender membuatkan minuman yang diminta Shaga, kemudian menuangkannya ke gelas Shaga. Pemuda 20 tahun tersebut meneguk sedikit vodka tersebut. Dia harus tetap sadar, agar tidak mempermalukan dirinya di depan gadis itu.
Shaga kembali melihat ke arah gadis tersebut, Shaga sedikit heran karena sang gadis tidak begitu meminum minumannya. Dia lebih sering memperhatikan sekitar seperti mencari seseorang atau sedang menunggu seseorang. Shaga tidak berhenti memandang wajah gadis tersebut, pipi mulus dengan sedikit blush on, bibir tipis berwarna pink. Shaga benar-benar dibuat terpukau dengan kecantikan gadis itu.
Merasa kembali diperhatikan, gadis itu menoleh kembali kepada Shaga. Kali ini Shaga tidak bisa mengelak, dia terpaksa tersenyum dengan garing.
"Hi!" sapa Shaga sambil melambaikan tangannya. Gadis itu mengacuhkan Shaga, dia kembali menatap bartender yang sedang asik meramu minuman.
"Apa kau sendiri saja?" tanya Shaga, meskipun diabaikan, dia tetap berusaha.
"Apa kau melihat aku bersama seseorang?" jawab gadis itu dengan nada tidak ramah dan terkesan sombong.
"Siapa tahu kau sedang menunggu seseorang?" Shaga memutar kursi dan menghadap gadis tersebut. Namun, sang gadis masih tetap menatap bartender, seolah-olah Shaga hanya nyamuk yang keberadaannya tidak diharapkan.
"Apa urusannya denganmu, jika kau tahu aku menunggu seseorang apakah kau akan pergi?" Wanita itu menoleh kepada Shaga, dia menelaah Shaga dari atas sampai bawah.
🍒🍒🍒
updatin double dong