NovelToon NovelToon
Kisah Cinta Si Miskin Dan Gadis Pendiam

Kisah Cinta Si Miskin Dan Gadis Pendiam

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Cinta Terlarang / Crazy Rich/Konglomerat / Identitas Tersembunyi / Gangster / Anak Yang Berpenyakit
Popularitas:8.7k
Nilai: 5
Nama Author: Mr.A

Percintaan antara gadis konglomerat dari ibu kota dengan pria miskin pinggir desa. Hidup di daerah yang memandang kasta dan mengelompokkan orang sesuai kekayaan yang mereka punya, bagaimana kah mereka berdua akan bersatu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr.A, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32.Kecurigaan

16 Desember 2011, Gerbang bagian depan rumah Ferdanham

"Menurut Tuan sendiri, Nona kami bagaimana? Hal apa yang membuat Tuan terlihat begitu tertarik kepada Nona kami?" tanya salah satu pengawal yang saat ini berada di pos jaga bagian luar.

Tepat di sudut kanan gerbang besar itu, terdapat sebuah ruangan kubikel berukuran cukup besar. Di dalam ruangan itu ada dua orang laki-laki berbadan tegap yang bertugas untuk menjaga. Sementara di luar, terlihat sosok Fahmi yang berdiri menghadap ke dua orang laki-laki tersebut.

Saat ini, laki-laki itu terlihat tampan dengan baju kaos warna putih, dengan dipadukan celana jeans yang modelnya sama seperti kemarin dan itu benar-benar terlihat cocok dia kenakan. Fahmi pagi ini terlihat benar-benar tampan.

"Kalian bertanya itu kepadaku? Yakin pertanyaan kalian begitu?" tanya Fahmi dengan raut wajah dramatis. Memang begitulah dia. Lily pernah mengatakan, bukan? Kalau Fahmi saat bercerita itu seringkali mengeluarkan ekspresi. Nah, tadi laki-laki itu juga melakukannya. Dia bertanya dengan kedua mata membulat tidak percaya.

"Iya, itu. Soalnya, setahu kami. Pemuda teman-temannya Nona waktu kuliah dulu, mereka tidak pernah ada satupun yang tertarik kepada Nona. Malahan mereka semua membully Nona kami dan itu sangat-sangat membuat kami geram," celetuk salah satu Pengawal yang berbeda.

Fahmi yang mendengar itu menaikkan satu alis matanya bingung. Akan tetapi, itu tidak berlangsung lama karena setelah itu dia terlihat langsung tergelak membuat dua pengawal di depannya mengerutkan kening.

"Lily, bagiku dia orang ibu kota yang berbeda. Mulai dari ekspresi wajahnya, cara membawa dirinya, hingga senyumannya yang tulus. Aku terpikat oleh semua yang dia keluarkan. Kalian juga pasti tahu sendiri bagaimana cantiknya dia saat tersenyum, bukan?" cerita Fahmi yang dia bumbui dengan banyak sekali ekspresi. Dua pengawal berbadan tegap itu bahkan terlihat tertawa saat melihat cara bicara Fahmi yang terkesan lucu.

Sungguh, baru kali ini mereka bertemu dengan laki-laki ibu kota yang sifatnya 11-12 dengan anak gadis majikannya. Mereka bernai berpikir begitu, karena Fahmi dan Lily adalah dua orang ibu kota yang tidak pernah memandang mereka dengan tatapan rendahan. Itulah kenapa saat ini, dua pengawal itu terlihat santai saat mengobrol dengan Fahmi.

"Tuan tidak mau masuk saja, kah?" tanya salah satu pengawal dan itu berhasil membuat Fahmi diam.

"Iya, akan lebih mudah jika Tuan masuk saja langsung. Soalnya Anda bisa sekalian bertemu dengan Tuan besar kami untuk meminta izin langsung," imbuh yang satunya lagi dengan raut wajah yang terlihat biasa-biasa saja.

"Pengawal, siapa dia?" Seorang laki-laki berpakaian jas dokter, terlihat bertanya dari dalam mobil yang kaca di atas pintunya terbuka lebar menampilkan sosok dadi orang itu.

Fahmi yang mendengar itu, tentu langsung menoleh dengan raut wajah yang terlihat panik. Dua pengawal yang ada di dalam kubikel itu, tentu langsung bergerak keluar untuk memberikan sebuah penghormatan kepada sosok Erland, Tuan muda ketiga di keluarga besar Ferdanham.

Di dalam rumah keluarga besar Ferdanham

"Tunggu sebentar, Nak!" Lily yang sudah tadi hendak keluar dari rumah, terlihat menghentikan langkah. Dengan raut wajah tersenyum cerah, wanita itu menoleh dan mendapati sang Ayah berjalan mendekat ke arahnya.

"Ini baru jam enam pagi loh, Sayang. Apa kamu tidak mau sarapan dulu? Sekalian kamu undanglah temanmu itu untuk ikut sarapan bersama kita juga," ujar Tuan Restofer yang sudah berdiri di depan Lily, lalu memegangi pundak perempuan itu. Raut wajah laki-laki paruh baya itu terlihat jauh lebih ceria dari biasanya. Bagaimana tidak, anak gadisnya yang dulu hanya keluar masuk kamar, sekarang sudah bernai berpergian tanpa ada rasa takut pun. Bahakan saat dia pulang, dia tidak pernah sama sekali melihat Lily tidak ceria.

Lily menggelengkan kepalanya dengan pelan, lalu bergerak membuat sebuah isyarat tangan untuk sang ayah, "Tidak perlu Papa. Hari ini kami akan melakukan perjalan yang cukup jauh lagi. Butuh waktu lama untuk kita bisa sampai ke tempat itu. Jadi, semalam aku dengan temanku memutuskan untuk sarapan di luar saja."

Tuan Restofer yang mengerti isyarat tangan itu terlihat langsung menganggukkan kepalanya mengerti. Akan tetapi, raut wajahnya terlihat tidak setuju, "tapi, tidak ada salahnya-"

"Selamat Pagi Papa, Lily," ujar Erland yang baru masuk rumah memotong perkataan sang ayah, membuat Tuan Restofer dan juga Lily melihat ke arah pemuda berjas dokter tersebut.

"Kalian berdua sedang apa di sini? Bukankah ini sudah masuk waktu jam sarapan?" tanya Erland menatap bingung ke arah dua orang itu, tapi saat kembali melihat Lily, dia terlihat mengeluarkan sebuah ekspresi seperti mengingat sesuatu, "oh iya, di depan ada laki-laki tampan. Katanya dia sedang menunggumu, Lily," imbuhnya dengan sedikit memberikan kedipan menggoda.

Lily yang kembali mendengar laporan itu, terlihat semakin bersemangat. Sebenarnya tadi dia sudah mendapat pemberitahuan juga dari Carlos dan Lily saat itu juga ingin langsung pergi, tapi malah ditahan oleh sang ayah di pintu masuk.

"Apa kamu bertemu dengannya, Erland?" tanya Tuan Restofer dengan mata terbelalak.

Erland yang mendengar itu dengan tersenyum sumringah menganggukkan kepalanya, "Tentu. Bahkan tadi Aku sempat mengobrol sedikit dengannya," jawab laki-laki itu berhasil membuat Tuan Restofer cemberut.

"Kenapa kamu tidak meminta dia masuk untuk ikut sarapan bersama?" tanya Tuan Restofer dengan raut wajah kesal yang terlihat sinis.

"Aku sudah menawarinya, tapi katanya dia saat ini sedang buru-buru dan memintaku memberitahu Lily untuk lebih cepat," jawab Erland dan itu langsung membuat Lily semakin terlihat tidak sabaran.

Wanita itu terlihat menepuk pelan pundak kepala sang ayah, lalu saat Tuan Restofer melihat ke arahnya, dengan ekspresi wajah yang terlihat kesal dan sedikit tidak sabaran, dia mulai bergerak melakukan isyarat tangan, "Itu, 'kan. Ini semua gara-gara Papa loh aku telat. Sekarang, tolong izinkan Lily pergi, ya?"

Dengan raut wajah tidak rela dan ekspresi yang masih tetap ngotot meminta anak gadisnya untuk mengundang si laki-laki itu, Tuan Restofer terlihat menganggukkan kepalanya memberikan persetujuan, "Tapi, berjanjilah kalau besok kamu akan membawa dia masuk dan memperkenalkannya kepada ayah?" ujarnya dengan memberikan sarat.

Entah lantaran tidak sabaran, dengan gerakan yang cepat Lily terlihat menganggukkan kepalanya. Dia bergerak mengecup kedua pipi sang ayah, lalu berpindah untuk mengecup kedua pipi sang kakak untuk berpamitan. Setelah selesai melakukan itu, barulah dia langsung nyelonong pergi dengan memberikan sebuah lambaian tangan, untuk ucapan pamit terkahir kalinya.

Sepeninggalan Lily, tiba-tiba saja ekspresi wajah Erland berubah. Raut wajah dokter itu terlihat serius dan itu tertuju kepada sang ayah yang tiba-tiba memberikan sebuah tatapan bingung padanya, "Tapi, Pa. Ada yang membuat Aku bertanya-tanya tentang laki-laki itu," ujarnya menyeletuk.

Tuan Restofer menaikkan satu alis matanya, "Maksudmu?" tanyanya dengan raut wajah bingung.

"Iya, itu. Tentang temannya Lily. Entah aku yang kurang tahu atau bagaimana, tapi ini hari pertama aku mendengar ada nama keluarga Zaintara. Atau mungkin memang ada, tapi aku hanya belum tahu saja," jelas Erland dengan raut wajah bingung bercampur curiga. Tuan Restofer yang mendengar itu, terlihat langsung berpikir serius.

Erland yang sepertinya malah membuat otak tua ayahnya menjadi berpikir keras, terlihat langsung merubah suasana dengan memunculkan raut bahagia. Bahkan dia sampai bergerak langsung merangkul pundak Tuan Restofer, membuat laki-laki paruh baya itu menoleh ke arahnya dengan raut wajah kebingungan.

"Sudah jangan terlalu dipikirkan, Papa. Mungkin akulah yang tidak tahu kalau ada keluarga besar Zaintara di ibu kota ini. Sekarang, lebih baik kita sarapan. Ayo," ajaknya, tapi Tuan Restofer masih saja penasaran. Laki-laki paruh baya itu terlihat diam dan masih memikirkan tentang yang dikatakan sang anak ketiga.

1
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Anonymous
Lanjut kak
Novie Achadini
lily meninggalnya knp thor penasaran akj
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap, terima kasih.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap terima kasih, kak.
total 1 replies
Lydia
Kasihan Fahmi n Lily. Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: Siap, kak. terima kasih.
total 1 replies
Novie Achadini
bagus bgt critanya. karya lain dari othor judulnya apa? kadih tau dong
Call Me A: ada kak. besok aku rilis.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, terima kasih.
total 1 replies
Novie Achadini
kasian lily klo nggak dpt restu dari kel nya
Novie Achadini
bagus bgt critanya tapi agak swdih mikirun lily
Call Me A: makasih, kak. iya sedih banget + miris
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, terima kasih, kak.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap kak, makasih kembali
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, makasih.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap kak, terima kasih
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap kak, terima kasih.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap kak, terima kasih.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, terima kasih kembali.
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih
Call Me A: siap, terima kasih kembali
total 1 replies
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
Call Me A: siap, makasih kak.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!